Bupati Tamba Groundbreaking Factory Sharing Kakao
Dorong Industri Kakao di Hilir
NEGARA, NusaBali - Bupati Jembrana I Nengah Tamba melaksanakan groundbreaking (peletakan batu pertama,red) pembangunan rumah produksi kakao atau factory sharing di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Sabtu (5/8).
Dengan dibangunnya tempat pengolahan kakao di Jembrana ini, Bupati Tamba berharap dapat menjadi tempat pengolahan kakao berskala besar, sehingga tercipta berbagai produk olahan yang akan menambah nilai jual dari kakao itu sendiri. Pihaknya konsisten mendorong penguatan industri pengolahan kakao di bagian hilir.
Bupati Tamba mengatakan, ke depan kakao akan menjadi komoditi andalan Jembrana di sektor pertanian, selain tanaman padi. Hal ini guna mendukung terwujudnya Jembrana Emas 2026. "Jadi ini adalah bentuk hilirisasi sektor pertanian. Kita tidak hanya berfokus pada ekspor biji saja, namun juga menciptakan sebuah produk yang memiliki nilai tambah, dan semangat itu kita mulai hari ini," ungkap politisi Partai Demokrat ini.
Upaya ini, kata Bupati Tamba, sejalan dengan apa yang tengah digencarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni hilirisasi produk dalam negeri sehingga membantu pertumbuhan perekonomian petani dan masyarakat di Jembrana. Kata dia, Jembrana sebagai Kabupaten Kakao, kata Bupati Tamba mempunyai penghasilan kakao yang sangat luar biasa yakni tercatat 3.000 ton per tahun. "Hal itu tentunya akan kita terus dorong mengingat kakao Jembrana sangat diminati oleh pasar internasional dan dalam negeri. Termasuk nanti menyusul juga produk olahannya dari rumah produksi atau factory sharing ini," jelas mantan Ketua Komisi III DPRD Bali periode 2014-2019 ini.
Pembangunan factory sharing kakao ini merupakan bantuan pusat senilai Rp 9,6 miliar. Proyek ini ditarget selesai pada November 2023 mendatang. Selain untuk pengembangan produk kakao Jembrana, keberadaan factory sharing kakao di Gumi Makepung ini pun diharapkan menjadi bagian dari ekosistem pariwisata di Kabupaten Jembrana. "Rumah produksi coklat ini bukan hanya tempat biasa-biasa saja. Kita ingin juga sektor pariwisata masuk di sini. Kita sediakan space untuk melihat secara langsung pengolah kakao, termasuk di dalamnya nanti ada ruang kafe untuk minum coklat dan souvenir dari produk coklat Jembrana," ucap Bupati asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara ini.
Bupati Tamba juga memohon doa restu dari masyarakat kabupaten Jembrana, agar apa yang dibangun dapat berjalan dengan lancar dan sesuai target. "Ini juga menjadi bagian kita menuju Jembrana Emas 2026, yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat di Jembrana," pungkas Bupati Tamba. @ode
Bupati Tamba mengatakan, ke depan kakao akan menjadi komoditi andalan Jembrana di sektor pertanian, selain tanaman padi. Hal ini guna mendukung terwujudnya Jembrana Emas 2026. "Jadi ini adalah bentuk hilirisasi sektor pertanian. Kita tidak hanya berfokus pada ekspor biji saja, namun juga menciptakan sebuah produk yang memiliki nilai tambah, dan semangat itu kita mulai hari ini," ungkap politisi Partai Demokrat ini.
Upaya ini, kata Bupati Tamba, sejalan dengan apa yang tengah digencarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni hilirisasi produk dalam negeri sehingga membantu pertumbuhan perekonomian petani dan masyarakat di Jembrana. Kata dia, Jembrana sebagai Kabupaten Kakao, kata Bupati Tamba mempunyai penghasilan kakao yang sangat luar biasa yakni tercatat 3.000 ton per tahun. "Hal itu tentunya akan kita terus dorong mengingat kakao Jembrana sangat diminati oleh pasar internasional dan dalam negeri. Termasuk nanti menyusul juga produk olahannya dari rumah produksi atau factory sharing ini," jelas mantan Ketua Komisi III DPRD Bali periode 2014-2019 ini.
Pembangunan factory sharing kakao ini merupakan bantuan pusat senilai Rp 9,6 miliar. Proyek ini ditarget selesai pada November 2023 mendatang. Selain untuk pengembangan produk kakao Jembrana, keberadaan factory sharing kakao di Gumi Makepung ini pun diharapkan menjadi bagian dari ekosistem pariwisata di Kabupaten Jembrana. "Rumah produksi coklat ini bukan hanya tempat biasa-biasa saja. Kita ingin juga sektor pariwisata masuk di sini. Kita sediakan space untuk melihat secara langsung pengolah kakao, termasuk di dalamnya nanti ada ruang kafe untuk minum coklat dan souvenir dari produk coklat Jembrana," ucap Bupati asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara ini.
Bupati Tamba juga memohon doa restu dari masyarakat kabupaten Jembrana, agar apa yang dibangun dapat berjalan dengan lancar dan sesuai target. "Ini juga menjadi bagian kita menuju Jembrana Emas 2026, yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat di Jembrana," pungkas Bupati Tamba. @ode
1
Komentar