nusabali

Putri Koster Minta Berhenti Pakai Pakaian Bekas Impor

  • www.nusabali.com-putri-koster-minta-berhenti-pakai-pakaian-bekas-impor

TABANAN, NusaBali - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ni Putu Putri Suastini (Putri Koster) membuka pelaksanaan Bantas Festival di Lapangan Umum Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, Jumat (4/8).

Saat berbicara di hadapan masyarakat, Putri Koster mengingatkan untuk berhenti menggunakan pakaian bekas impor.

Perempuan yang juga menjabat Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali ini menyampaikan, bahwa penyelenggaraan festival yang bertujuan sebagai wadah edukasi dan membangkitkan kreativitas dengan merangkul sejumlah UMKM/IKM di wilayahnya diharapkan memberikan kesempatan bagi semua pihak untuk ikut serta ambil bagian dalam perputaran ekonomi, baik itu perekonomian keluarga maupun perekonomian desa di wilayahnya.

Dengan mengangkat tema 'Bangkit dan Maju Bersama', Bantas Festival yang pertama kali dilaksanakan ini diharapkan mampu memberikan dampak yang positif bagi warga dan pelaku UMKM/IKM di Desa Bantas.

Putri Koster mengajak semua pihak khususnya warga Bantas untuk ikut menjaga taksu wilayah desa dan daerahnya dengan memproteksi masuknya budaya luar, termasuk salah satunya penggunaan atau penjualan pakaian bekas yang diimpor dari luar negeri. "Kita sebagai bangsa Indonesia yang berbudaya luhur dan memiliki martabat lebih baik menjaga kelestarian budaya kita, salah satunya ikut serta mempertahankan produksi kain tenun tradisional khas daerah kita tinggal, dengan cara ikut menggunakan. Oleh sebab itu, minimalisir bahkan jika perlu jangan lagi kita menggunakan pakaian bekas yang diimpor dari luar negeri. Mari kita hargai tubuh kita dengan menggunakan pakaian yang dibuat dari kain hasil tenunan UMKM/IKM masyarakat lokal kita," tegas Manggala Utama Pasikian Paiketan Krama Istri (Pakis) Provinsi Bali ini.

Putri Koster juga menyampaikan agar anggota Pakis yang ada di masing-masing desa untuk membekali diri dengan pengetahuan terkait hal-hal yang pantas dan tidak pantas untuk dikembangkan di wilayahnya. Sehingga dengan kemampuan yang baik dan berkualitas akan mampu menjadi anggota Pakis yang aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas untuk menjaga kelestarian budaya yang ada. Salah satunya tahu dan paham akan keberadaan tari rejang sebagai tarian sakral yang tidak dapat dipentaskan di tempat dan waktu yang kurang tepat.

"Karena seperti yang kita ketahui bahwa setiap desa, kecamatan dan masing-masing kabupaten di Bali memiliki tarian rejang yang berbeda-beda," ujar dramawati kelahiran Desa Padangsambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat ini.  

Sementara Ketua Panitia Bantas Festival, Wayan Sunadi menyampaikan Bantas Festival adalah kegiatan yang pertama kali diselenggarakan, dengan tujuan menyambut Hari Kemerdekaan RI ke-78  sekaligus untuk menyuguhkan sarana hiburan rakyat. "Kegiatan ini melibatkan pelaku UMKM/IKM seperti pameran lukisan dan handycraft," ujar Sunadi.cr78

Komentar