Parade Joged Bumbung Klasik Semarakkan HUT Kota Negara
NEGARA, NusaBali - Serangkaian peringatan HUT ke-128 Kota Negara dan HUT ke-78 Republik Indonesia, Pemkab Jembrana menggelar parade joged bumbung klasik di halaman stage Gedung Kesenian Ir Soekarno, Jembrana, Sabtu (5/8) malam. Dalam parade ini, menampilkan lima sekaa joged bumbung yang merupakan perwakilan dari tiap kecamatan se-Jembrana.
Sekaa joged bumbung klasik yang tampil, di antaranya adalah Sekaa Puri Galuh dari Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan. Kemudian Sekaa Gargita Swara Jaya dari Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Sekaa Semara Gita dari Desa Dangin Tukadaya, Kecamatan Jembrana, Sekaa Ghora Yowana Budaya dari Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, dan terkahir Sekaa Sekar Kembang dari desa Manistutu.
Selain joged bumbung klasik, juga ditampilkan kesenian kendang mabarung dari Desa Dangintukadaya, Kecamatan Jembrana, dan Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara. Pegelaran kesenian klasik ini tampak mengundang antusiasme masyarakat yang memadati halaman stage setempat. Kemeriahan pun semakin terasa ketika masyarakat diajak serta untuk ikut ngibing (menari) bersama penari joged bumbung.
Meski joged bumbung klasik, namun para penabuhnya tidak serta-merta didominasi bapak-bapak atau orang tua. Sejumlah anak-anak muda pun tampil apik mengiringi gemulai penari ataupun pangibing dari kesenian yang telah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO ini.
Selain joged bumbung klasik, juga ditampilkan kesenian kendang mabarung dari Desa Dangintukadaya, Kecamatan Jembrana, dan Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara. Pegelaran kesenian klasik ini tampak mengundang antusiasme masyarakat yang memadati halaman stage setempat. Kemeriahan pun semakin terasa ketika masyarakat diajak serta untuk ikut ngibing (menari) bersama penari joged bumbung.
Meski joged bumbung klasik, namun para penabuhnya tidak serta-merta didominasi bapak-bapak atau orang tua. Sejumlah anak-anak muda pun tampil apik mengiringi gemulai penari ataupun pangibing dari kesenian yang telah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO ini.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Parbud) Jembrana Anak Agung Komang Sapta Negara mengatakan, pagelaran kesenian kendang mabarung dan parade joged bumbung klasik ini, terselenggara atas kerjasama Dinas Parbud Jembrana bersama Yayasan Seni Joged Bumbung Klasik Jembrana. Ada 5 sekaa joged bumbung klasik dari masing-masing kecamatan yang tampil dengan ciri khasnya masing-masing.
"Kita undang perwakilan kecamatan untuk menghibur masyarakat Jembrana. Khususnya sebagai salah satu acara hiburan serangkaian peringatan HUT Kota Negara dan HUT Kemerdekaan RI," ucap Sapta Negara yang juga salah satu tokoh dari Puri Agung Negara Jembrana ini.
Sapta Negara menjelaskan, saat ini sekaa joged bumbung klasik di Jembrana telah memiliki suatu perkumpulan sebagai wadah untuk menyalurkan kreativitasnya. Selain itu, dengan adanya suatu wadah bagi para seniman, pemerintah daerah dapat lebih mudah untuk menginventarisasi sekaa yang ada.
"Joged bumbung di Jembrana telah memiliki yayasan. Dengan memiliki wadah seperti ini lebih mudah bagi kita untuk melestarikan budaya serta memberikan ruang untuk terus tampil. Kita selalu libatkan sekaa kesenian melalui yayasan sehingga ada pemerataan dan memberikan ruang yang sama bagi setiap sekaa untuk untuk menampilkan keseniannya," kata Sapta Negara.
Selain untuk hiburan, Sapta Negara mengaku, pergelaran parade joged bumbung klasik ini juga sebagai upaya dalam memperkenalkan kepada masyarakat terkait joged bumbung yang asli atau original. Dikatakan asli, karena joged bumbung klasik inilah yang diwariskan leluhur sebagai salah satu budaya kesenian Bali. "Kita juga memperkenalkan kepada masyarakat bahwa inilah cikal bakal joged bumbung. Sehingga anak muda tahu bahwa joged bumbung yang sebenarnya adalah seperti ini," ujarnya.
Sapta Negara menambahkan, bahwa pembinaan terhadap sekaa kesenian sangat penting untuk dilaksanakan agar budaya-budaya yang ada tidak bergeser dari pakem atau aturan yang diwariskan leluhur. Selain peran pemerintah, warisan budaya leluhur ini penting untuk dijaga dan dilestarikan masyarakat, khususnya masyarakat Bali.
"Salah satu tugas kita di Dinas Parbud adalah pembinaan. Jadi bagaimana kesenian itu berjalan sesuai dengan pakemnya. Sehingga dapat mengatur kesenian itu agar tidak tampil di luar pakem yang ada, apalagi sampai vulgar. Kesenian joged bumbung ini memang masuk salah satu kesenian hiburan, tapi menghiburnya jangan sampai kebablasan," pesan Sapta Negara. 7ode
1
Komentar