Diduga Gangguan Jiwanya Kumat, Terjatuh ke Got
Ibu lima anak, Ni Wayan Sariasning, 44, nyungsep ke dalam got di jurusan Denpasar-Gilimanuk memasuki Banjar Pucuk, Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, Rabu (28/6).
TABANAN, NusaBali
Versi kepolisian, korban diduga mengantuk saat mengendarai Honda Supra Fit DK 4658 HE. Sementara menurut keluarga, korban terjatuh dari motor diduga kumat karena punya riwayat gangguan jiwa.
Informasi di lapangan, kecelakaan tunggal yang dialami Sariasning terjadi sekitar pukul 01.00 Wita. Sebelum kejadian, korban yang diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) ini meluncur dari arah timur (Denpasar) mengendarai Supra Fit DK 4658 HE. Malam itu, korban dalam perjalanan pulang ke Banjar Bantas Tengah Kaja, Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan. Sebelumnya korban mengunjungi keluarganya di Denpasar.
Kapolsek Selemadeg Timur, AKP I Gede Surya Kusuma membenarkan kecelakaan tunggal itu. Dugaannya korban mengendarai motor dalam kondisi mengantuk hingga akhirnya terjatuh dari motor dan terjerambab di got sedalam 60 centimeter. Korban yang ada di dalam got teriak-teriak minta tolong dan akhirnya didengar oleh pengendara motor.
Saksi kemudian membantu korban naik dari trotoar. Saat itu posisi korban tertindih motor yang dikendarainya. Kejadian itu dilaporkan ke Mapolsek Selemadeg Timur, selanjutnya petugas membawa korban berobat ke BRSUD Tabanan. Saat dievakuasi, korban dalam keadaan sadar. “Dugaan kami, korban mengantuk sehingga terjatuh ke dalam got dan tertindih motor,” ungkap AKP Surya Kusuma.
Saat ditemui di ruang Bougenvil No 6 BRSUD Tabanan, Sariasning ditemani kakaknya, Ni Ketut Parmiti, 46. Korban mengaku tidak tahu persis kejadiannya dan tiba-tiba sudah di dalam got. Perkiraannya ia terjerambab di dalam got kurang lebih 2 jam. Ia mengaku tak bisa bangun dan tak ada yang melihatnya karena kondisi jalan gelap. “Saya teriak minta tolong dan ada yang mendengar dan menolong,” ucapnya.
Sementara kakak korban, Parmiti menuturkan, adiknya punya riwayat gangguan jiwa. Saat sakitnya kumat akibat putus minum obat, selain omongannya ngacuh (ngawur) juga suka bepergian jauh. “Saat jatuh mungkin sakitnya lagi kumat karena putus obat,” duga Parmiti. Dikatakan, korban sudah 10 tahun menderita gangguan jiwa dan sempat menjalani perawatan di RSJ Provinsi Bali di Bangli.
Dokter yang merawat korban di BRSUD Tabanan, dr Liana Dewi menjelaskan, kondisi Sariasning sudah membaik. Pasien tiba di UGD sekitar pukul 03.00 Wita. Hasil rontgen menunjukkan, pasien mengalami patah tulang terbuka pada tulang kering kaki kiri, patah tulang tertutup di pangkal paha kiri, dan patah tulang tertutup di lutut kanan. *d
Informasi di lapangan, kecelakaan tunggal yang dialami Sariasning terjadi sekitar pukul 01.00 Wita. Sebelum kejadian, korban yang diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) ini meluncur dari arah timur (Denpasar) mengendarai Supra Fit DK 4658 HE. Malam itu, korban dalam perjalanan pulang ke Banjar Bantas Tengah Kaja, Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan. Sebelumnya korban mengunjungi keluarganya di Denpasar.
Kapolsek Selemadeg Timur, AKP I Gede Surya Kusuma membenarkan kecelakaan tunggal itu. Dugaannya korban mengendarai motor dalam kondisi mengantuk hingga akhirnya terjatuh dari motor dan terjerambab di got sedalam 60 centimeter. Korban yang ada di dalam got teriak-teriak minta tolong dan akhirnya didengar oleh pengendara motor.
Saksi kemudian membantu korban naik dari trotoar. Saat itu posisi korban tertindih motor yang dikendarainya. Kejadian itu dilaporkan ke Mapolsek Selemadeg Timur, selanjutnya petugas membawa korban berobat ke BRSUD Tabanan. Saat dievakuasi, korban dalam keadaan sadar. “Dugaan kami, korban mengantuk sehingga terjatuh ke dalam got dan tertindih motor,” ungkap AKP Surya Kusuma.
Saat ditemui di ruang Bougenvil No 6 BRSUD Tabanan, Sariasning ditemani kakaknya, Ni Ketut Parmiti, 46. Korban mengaku tidak tahu persis kejadiannya dan tiba-tiba sudah di dalam got. Perkiraannya ia terjerambab di dalam got kurang lebih 2 jam. Ia mengaku tak bisa bangun dan tak ada yang melihatnya karena kondisi jalan gelap. “Saya teriak minta tolong dan ada yang mendengar dan menolong,” ucapnya.
Sementara kakak korban, Parmiti menuturkan, adiknya punya riwayat gangguan jiwa. Saat sakitnya kumat akibat putus minum obat, selain omongannya ngacuh (ngawur) juga suka bepergian jauh. “Saat jatuh mungkin sakitnya lagi kumat karena putus obat,” duga Parmiti. Dikatakan, korban sudah 10 tahun menderita gangguan jiwa dan sempat menjalani perawatan di RSJ Provinsi Bali di Bangli.
Dokter yang merawat korban di BRSUD Tabanan, dr Liana Dewi menjelaskan, kondisi Sariasning sudah membaik. Pasien tiba di UGD sekitar pukul 03.00 Wita. Hasil rontgen menunjukkan, pasien mengalami patah tulang terbuka pada tulang kering kaki kiri, patah tulang tertutup di pangkal paha kiri, dan patah tulang tertutup di lutut kanan. *d
Komentar