Transaksi di Pasar Tradisional di Denpasar Meningkat
DENPASAR, NusaBali - Transaksi di pasar tradisional di Denpasar meningkat seiring pulihnya pariwisata yang sudah mulai terlihat secara bertahap. Seperti di Pasar Badung, saat ini transaksi sudah mencapai Rp 1,6 miliar hingga Rp 1,7 miliar per hari.
Sementara saat pandemi Covid-19 transaksi rata-rata sekitar Rp 1,2 miliar per hari.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar Ida Bagus Kompyang Wiranata alias Gus Kowi, Minggu (6/8). Gus Kowi mengatakan, saat ini transaksi di pasar tradisional di Kota Denpasar meningkat. Seperti di Pasar Badung, transaksi mencapai Rp 1,6 miliar hingga Rp 1,7 miliar per hari. Sementara saat pandemi Covid-19 transaksi merosot sekitar Rp 800 juta per hari, dengan rata-rata sekitar Rp 1,2 miliar per hari.
Menurutnya saat ini kebutuhan pokok menjadi transaksi yang menggeliat di Pasar Badung. Pasar yang berada di jantung Kota Denpasar ini, kata Gus Kowi, banyak melayani industri pariwisata. Hal ini yang membuat, saat pandemi terdampak signifikan. Di sisi lain, saat pandemi daya beli masyarakat juga lesu. “(Pasar Badung) Banyak melayani kebutuhan hotel dan restoran,” ucapnya.
Gus Kowi mengatakan, saat ini barang dagangan di Pasar Badung terlihat lebih banyak dibandingkan saat pandemi Covid-19 lalu. Begitu juga konsumen mengalami pertumbuhan sekitar 20 persen.
Namun, Gus Kowi mengatakan, jumlah pedagang tetap sama. Bahkan sama seperti sebelum kebakaran yang dulu sempat terjadi. “Potensi pedagang (di Pasar Badung) itu tetap sekitar 1.698. Artinya, orang yang sebelumnya (sebelum kebakaran) itu sekarang punya lagi (los/kios),” ungkapnya.
Di sisi lain, transaksi di luar kebutuhan pokok, seperti fashion belum optimal di Pasar Badung. Bahkan banyak los dan kios di lantai 3 dan 4 yang masih belum terisi. Hal ini dikarenakan banyak pedagang yang masih tetap berjualan di Pasar Lokitasari, pascakebakaran Pasar Badung yang terjadi pada 2016 lalu. 7 mis
Hal itu diungkapkan Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar Ida Bagus Kompyang Wiranata alias Gus Kowi, Minggu (6/8). Gus Kowi mengatakan, saat ini transaksi di pasar tradisional di Kota Denpasar meningkat. Seperti di Pasar Badung, transaksi mencapai Rp 1,6 miliar hingga Rp 1,7 miliar per hari. Sementara saat pandemi Covid-19 transaksi merosot sekitar Rp 800 juta per hari, dengan rata-rata sekitar Rp 1,2 miliar per hari.
Menurutnya saat ini kebutuhan pokok menjadi transaksi yang menggeliat di Pasar Badung. Pasar yang berada di jantung Kota Denpasar ini, kata Gus Kowi, banyak melayani industri pariwisata. Hal ini yang membuat, saat pandemi terdampak signifikan. Di sisi lain, saat pandemi daya beli masyarakat juga lesu. “(Pasar Badung) Banyak melayani kebutuhan hotel dan restoran,” ucapnya.
Gus Kowi mengatakan, saat ini barang dagangan di Pasar Badung terlihat lebih banyak dibandingkan saat pandemi Covid-19 lalu. Begitu juga konsumen mengalami pertumbuhan sekitar 20 persen.
Namun, Gus Kowi mengatakan, jumlah pedagang tetap sama. Bahkan sama seperti sebelum kebakaran yang dulu sempat terjadi. “Potensi pedagang (di Pasar Badung) itu tetap sekitar 1.698. Artinya, orang yang sebelumnya (sebelum kebakaran) itu sekarang punya lagi (los/kios),” ungkapnya.
Di sisi lain, transaksi di luar kebutuhan pokok, seperti fashion belum optimal di Pasar Badung. Bahkan banyak los dan kios di lantai 3 dan 4 yang masih belum terisi. Hal ini dikarenakan banyak pedagang yang masih tetap berjualan di Pasar Lokitasari, pascakebakaran Pasar Badung yang terjadi pada 2016 lalu. 7 mis
1
Komentar