Konsumsi Rumah Tangga Jadi Pendorong Utama
Ekonomi RI Tumbuh 5,17%
JAKARTA, NusaBali - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2023 ini tumbuh 5,17% secara year on year. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan itu lebih baik dari negara maju, di antaranya Amerika Serikat (AS) hingga Singapura.
"Dibandingkan negara lain pertumbuhan Indonesia sangat kuat dengan inflasi terkendali inflasi 3% itu masuk APBN 3+- 1%. Pertumbuhan kita hanya di bawah China 6,3%, Uzbekistan 5,6%. Negara lain Vietnam, Amerika Serikat, Singapura bahkan Jerman masih mengalami kontraksi," katanya dalam konferensi per di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, seperti dilansir detikcom, Senin (7/8).
Tingkat inflasi Indonesia juga disebut lebih baik dari negara lainnya yakni sebesar 3,08%. Sementara negara lain seperti Jerman tingkat inflasinya masih tinggi di angka 6% dan Turki yang tengah mengalami hiperinflasi 47%.
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa dari segi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 dengan nilai kontribusi 2,77 persen.
Komponen terbesar yang memberikan dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi yang pertama adalah konsumsi rumah tangga yang memberikan dorongan sebesar 2,77 persen dari 5,17 persen.
"Kedua adalah komponen PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) yang 1,39 persen, serta konsumsi pemerintah itu sebesar 0,73 persen dari 5,17 persen," kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers rilis BPS yang dipantau secara virtual di Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin.
Komponen pengeluaran lainnya turut menyumbang sekitar 0,32 persen, sedangkan komponen net ekspor tengah mengalami kontraksi -0,04 persen.
Adapun BPS hari ini mencatatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 berada pada level 5,17 persen secara tahunan (yoy). Sedangkan, secara kuartal ke kuartal (qtq) mengalami kenaikan sebesar 3,86 persen apabila dibandingkan dengan kuartal I-2023.
Besaran nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku Indonesia hingga kuartal II-2023 mencapai Rp5.226,7 triliun dan secara harga konstan Rp3.075,7 triliun.
Lebih lanjut, Edy menjelaskan, dari segi PDB, konsumsi rumah tangga terus tumbuh positif mencapai 5,23 persen secara tahunan (yoy) jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Lebih lanjut, Edy menjelaskan, dari segi PDB, konsumsi rumah tangga terus tumbuh positif mencapai 5,23 persen secara tahunan (yoy) jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Pertumbuhan itu didorong oleh perayaan hari besar keagamaan seperti Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, kemudian juga dipengaruhi oleh pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan Gaji ke-13.
“Dorongan konsumsi rumah tangga tercermin dari peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah,” ujarnya.
Kelompok konsumsi rumah tangga yang juga tumbuh tinggi antara lain Transportasi dan Komunikasi, Pakaian, Alas Kaki dan Jasa Perawatannya, serta restoran dan hotel. Kemudian komponen pendorong utama ekonomi dari segi PDB kedua yaitu, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tercatat mengalami peningkatan 4,63 persen (yoy).
Ekonom Senior Bank Mandiri Faisal Rachman memproyeksikan kedepannya sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus bergeser dari sumber eksternal ke sektor domestik. Kegiatan ekspor diprakirakan masih akan melemah sejalan dengan perlambatan ekonomi global yang menjadi tantangan bagi kinerja sektor eksternal. 7
Komentar