Ratusan Hektar Sawah Terancam Gagal Panen
Sebagian Petani Pilih Gunakan Mesin Pompa Air
Padi di lahan petani memang masih hijau tapi kerdil. Sebab sama sekali tidak ada air yang mengalir di saluran irigasi.
MANGUPURA, NusaBali
Ratusan hektar sawah di wilayah Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi terancam gagal panen akibat kekeringan yang terjadi beberapa pekan terakhir. Kekeringan yang terjadi diduga akibat tidak mengalirnya sumber air dari Tukad Yeh Penet ke areal Subak Penarungan lantaran jebol karena cuaca ekstrem beberapa waktu lalu.
Menurut Pekaseh Subak Penarungan I Made Suka, tanggul di aliran Tukad Yeh Penet jebol sejak 8 Juli 2023. Jebolnya tanggul tersebut mengakibatkan aliran air ke areal pertanian di Subak Penarungan terputus total. Akibatnya, ada 266 hektar lahan mengalami kekeringan. Kondisi ini pun kemungkinan akan menyebabkan gagal panen. “Kalau kondisinya seperti ini (kekeringan) sudah pasti akan mengalami gagal panen,” ujar Suka, Selasa (8/8).
Suka melanjutkan, padi di lahan petani yang ada di Subak Penarungan memang masih hijau, namun kerdil-kerdil. Sebab sekarang sama sekali tidak ada air yang mengalir di saluran irigasi.
Syukurnya, untuk lahan yang berada dekat dengan Anggungan yang mendapat air. “Hanya petani yang bisa mendapat air itu harus melakukan penyedotan dengan mesin. Namun banyak anggota subak yang areal persawahannya jauh dari aliran sungai terpaksa merelakan areal persawahannya kekeringan,” jelas Suka.
Sampai saat ini Suka juga belum mengetahui kapan akan ada perbaikan supaya air kembali mengalir ke Subak Penarungan. Pihaknya pun berharap instansi berwenang segera mengambil tindakan guna mengantisipasi ancaman gagal panen ini.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana, mengakui kondisi kekeringan di Subak Penarungan sudah dilaporkan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), sehingga permasalahan petani bisa cepat dimonitor. Terkait solusi, Wijana mengaku sudah mengupayakan pompa air, namun hal ini masih kurang efektif.
“Kami bersama Dinas PUPR dan Damkar Badung sudah sempat mencoba dengan mengupayakan pompa air, namun tidak efektif. Saat ini terowongan dan tebing yang longsor sudah mendapat penanganan dari kantor BWS Bali-Penida,” ujarnya. 7 ind
Ratusan hektar sawah di wilayah Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi terancam gagal panen akibat kekeringan yang terjadi beberapa pekan terakhir. Kekeringan yang terjadi diduga akibat tidak mengalirnya sumber air dari Tukad Yeh Penet ke areal Subak Penarungan lantaran jebol karena cuaca ekstrem beberapa waktu lalu.
Menurut Pekaseh Subak Penarungan I Made Suka, tanggul di aliran Tukad Yeh Penet jebol sejak 8 Juli 2023. Jebolnya tanggul tersebut mengakibatkan aliran air ke areal pertanian di Subak Penarungan terputus total. Akibatnya, ada 266 hektar lahan mengalami kekeringan. Kondisi ini pun kemungkinan akan menyebabkan gagal panen. “Kalau kondisinya seperti ini (kekeringan) sudah pasti akan mengalami gagal panen,” ujar Suka, Selasa (8/8).
Suka melanjutkan, padi di lahan petani yang ada di Subak Penarungan memang masih hijau, namun kerdil-kerdil. Sebab sekarang sama sekali tidak ada air yang mengalir di saluran irigasi.
Syukurnya, untuk lahan yang berada dekat dengan Anggungan yang mendapat air. “Hanya petani yang bisa mendapat air itu harus melakukan penyedotan dengan mesin. Namun banyak anggota subak yang areal persawahannya jauh dari aliran sungai terpaksa merelakan areal persawahannya kekeringan,” jelas Suka.
Sampai saat ini Suka juga belum mengetahui kapan akan ada perbaikan supaya air kembali mengalir ke Subak Penarungan. Pihaknya pun berharap instansi berwenang segera mengambil tindakan guna mengantisipasi ancaman gagal panen ini.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana, mengakui kondisi kekeringan di Subak Penarungan sudah dilaporkan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), sehingga permasalahan petani bisa cepat dimonitor. Terkait solusi, Wijana mengaku sudah mengupayakan pompa air, namun hal ini masih kurang efektif.
“Kami bersama Dinas PUPR dan Damkar Badung sudah sempat mencoba dengan mengupayakan pompa air, namun tidak efektif. Saat ini terowongan dan tebing yang longsor sudah mendapat penanganan dari kantor BWS Bali-Penida,” ujarnya. 7 ind
Komentar