Diseleksi Ketat, Wajib Kantongi Sertifikat Duta Pancasila
I Gede Agus Sudarsana, Terpilih Jadi Pamong Paskibraka Nasional
Menjadi Paskibraka tingkat nasional merupakan salah satu ujian mental para Paskibraka, sebab selama satu bulan mereka menjalani pemusatan latihan jauh dari keluarga
JAKARTA, NusaBali
Selain Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) nasional yang berada di pusat pelatihan di Taman Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, ada pula Pamong Paskibraka. Pamong Parkibraka merupakan pendamping atau kakak asuh para Paskibraka selama menjalani latihan. Mereka terpilih melalui seleksi dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Duta Pancasila Paskibraka Indonesia (DPPI).
Ada enam Pamong Paskibraka terpilih. Salah satunya dari Bali, yakni I Gede Agus Sudarsana. Untuk menjadi Pamong Paskibraka harus melalui serangkaian seleksi, seperti memiliki sertifikat sebagai Duta Pancasila. "Karena saya sudah punya sertifikat itu, saya ikut seleksi sebagai Pamong Paskibraka," ujar Agus Sudarsana saat ditemui NusaBali, Sabtu (29/7) lalu.
Saat mengikuti seleksi, dia bersaing dengan ratusan peserta dari seluruh provinsi se-Indonesia. Seleksi dilakukan secara virtual. Mereka ditanya seputar kepaskibrakaan, karena pernah menjadi Paskibraka di pusat maupun daerah masing-masing. Agus Sudarsana merupakan Paskibraka di tingkat Kabupaten Karangasem tahun 2008 lalu.
Selain mengenai kepaskibrakaan, calon Pamong Paskibraka juga ditanya mengenai Pancasila. Anak pertama dari tiga bersaudara ini sukses menjalani seleksi dan terpilih sebagai salah satu dari enam Pamong Paskibraka. Lima Pamong Paskibraka lainnya berasal dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, DI Jogjakarta, Banten dan Kalimantan Barat.
Enam Pamong Prakibraka tersebut adalah dua orang pria dan empat orang perempuan. Masing-masing Pamong Paskibraka memegang 10 provinsi. Agus Sudarsana memegang Paskibraka dari Provinsi Bali, Jawa Timur, Kepri, Kalimantan Utara, Lampung, Jawa Barat, Papua Selatan, Sumatera Selatan, Papua Tengah dan Sulawesi Tenggara.
Sebagai Pamong Paskibraka, Agus Sudarsana dkk tiba lebih dahulu dari para Paskibraka di Taman Wiladatika. "Paskibraka sampai di sini 15 Juli, sedangkan kami 14 Juli, karena kami juga turut menjemput mereka di bandara," ujar Agus Sudarsana yang asal Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem ini. Tugas Pamong Paskibraka, lanjutnya, adalah sebagai kakak asuh. Lalu mereka menjembatani Paskibraka untuk mendapat pelatihan, memberikan tata cara bagaimana pengibaran bendera sebelum mereka diserahkan ke Garnisun dan gabungan TNI/Polri untuk menjalani latihan. Mereka juga mengisi acara olahraga para Parkibraka.
Tak ketinggalan berbagi pengalaman kepada para Paskibraka. "Istilahnya, kami memberikan motivasi kepada adik-adik. Mereka juga bisa sharing atau menganggap kami sebagai orangtua jika ada permasalahan," imbuh pria yang juga pernah menjabat Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kabupaten Karangsem masa bakti 2018-2022 ini. Selama hampir dua minggu di pusat latihan, rata-rata para Paskibraka kangen dengan orangtua.
Sebagai Pamong Paskibraka, Agus Sudarsana dkk selalu memberikan motivasi kepada mereka. Menurutnya, menjadi Paskibraka tingkat nasional merupakan salah satu ujian mental para Paskibraka. Lantaran sekitar satu bulan mereka menjalani pemusatan latihan jauh dari keluarga. Agus menekankan kepada mereka bahwa berada di pemusatan latihan untuk menjalankan tugas sebagai Paskibraka nasional di Halaman Istana Merdeka pada 17 Agustus nanti. Oleh karena itu, tidak mungkin mereka berada di rumah agar bisa menjalankan tugas tersebut. Untuk itu, mereka harus tetap semangat menjalani latihan.
Apalagi, mereka membawa empat nama, bukan hanya nama sendiri. Mereka membawa nama baik provinsi, nama kabupaten/kota, nama sekolah dan nama keluarga. Lantaran mereka telah terpilih sebagai perwakilan di tingkat nasional, mereka harus punya komitmen menjalankan tugas sebagai Paskibraka di tingkat nasional dengan baik.
"Itu juga saya sampaikan kepada perwakilan Bali, Made Guruh Anggara Putra dan Komang Andini Tria Amanda. Mereka juga sangat kangen dengan keluarga. Komang Andini kangen dengan ibunya yang selalu mengingatkan dia. Sementara Made Guruh baru pertama kali jauh dari keluarga," terang alumni SMA PGRI 1 Amlapura. Kini mereka yang kangen dengan orangtua lambat laun sudah semangat kembali. Pasalnya, di pemusatan latihan mereka dapat berinteraksi dengan Paskibraka dari Sabang sampai Merauke. Disinggung mengenai peluang Paskibraka asal Bali pada 17 Agustus nanti, apakah bisa masuk pasukan delapan sebagai pembentang dan pembawa baki bendera, Agus Sudarsana menyatakan yang menentukan nanti pelatih pada hari H-nya.
Saat ini, Pasakibraka nasional asal Bali Komang Andini dan Made Guruh sudah mendapat kesempatan berlatih di pasukan delapan. Bahkan, Made Guruh juga sudah berlatih menjadi pembentang bendera dan Komang Andini berlatih membawa baki bendera. 7 k22
Selain Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) nasional yang berada di pusat pelatihan di Taman Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, ada pula Pamong Paskibraka. Pamong Parkibraka merupakan pendamping atau kakak asuh para Paskibraka selama menjalani latihan. Mereka terpilih melalui seleksi dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Duta Pancasila Paskibraka Indonesia (DPPI).
Ada enam Pamong Paskibraka terpilih. Salah satunya dari Bali, yakni I Gede Agus Sudarsana. Untuk menjadi Pamong Paskibraka harus melalui serangkaian seleksi, seperti memiliki sertifikat sebagai Duta Pancasila. "Karena saya sudah punya sertifikat itu, saya ikut seleksi sebagai Pamong Paskibraka," ujar Agus Sudarsana saat ditemui NusaBali, Sabtu (29/7) lalu.
Saat mengikuti seleksi, dia bersaing dengan ratusan peserta dari seluruh provinsi se-Indonesia. Seleksi dilakukan secara virtual. Mereka ditanya seputar kepaskibrakaan, karena pernah menjadi Paskibraka di pusat maupun daerah masing-masing. Agus Sudarsana merupakan Paskibraka di tingkat Kabupaten Karangasem tahun 2008 lalu.
Selain mengenai kepaskibrakaan, calon Pamong Paskibraka juga ditanya mengenai Pancasila. Anak pertama dari tiga bersaudara ini sukses menjalani seleksi dan terpilih sebagai salah satu dari enam Pamong Paskibraka. Lima Pamong Paskibraka lainnya berasal dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, DI Jogjakarta, Banten dan Kalimantan Barat.
Enam Pamong Prakibraka tersebut adalah dua orang pria dan empat orang perempuan. Masing-masing Pamong Paskibraka memegang 10 provinsi. Agus Sudarsana memegang Paskibraka dari Provinsi Bali, Jawa Timur, Kepri, Kalimantan Utara, Lampung, Jawa Barat, Papua Selatan, Sumatera Selatan, Papua Tengah dan Sulawesi Tenggara.
Sebagai Pamong Paskibraka, Agus Sudarsana dkk tiba lebih dahulu dari para Paskibraka di Taman Wiladatika. "Paskibraka sampai di sini 15 Juli, sedangkan kami 14 Juli, karena kami juga turut menjemput mereka di bandara," ujar Agus Sudarsana yang asal Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem ini. Tugas Pamong Paskibraka, lanjutnya, adalah sebagai kakak asuh. Lalu mereka menjembatani Paskibraka untuk mendapat pelatihan, memberikan tata cara bagaimana pengibaran bendera sebelum mereka diserahkan ke Garnisun dan gabungan TNI/Polri untuk menjalani latihan. Mereka juga mengisi acara olahraga para Parkibraka.
Tak ketinggalan berbagi pengalaman kepada para Paskibraka. "Istilahnya, kami memberikan motivasi kepada adik-adik. Mereka juga bisa sharing atau menganggap kami sebagai orangtua jika ada permasalahan," imbuh pria yang juga pernah menjabat Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kabupaten Karangsem masa bakti 2018-2022 ini. Selama hampir dua minggu di pusat latihan, rata-rata para Paskibraka kangen dengan orangtua.
Sebagai Pamong Paskibraka, Agus Sudarsana dkk selalu memberikan motivasi kepada mereka. Menurutnya, menjadi Paskibraka tingkat nasional merupakan salah satu ujian mental para Paskibraka. Lantaran sekitar satu bulan mereka menjalani pemusatan latihan jauh dari keluarga. Agus menekankan kepada mereka bahwa berada di pemusatan latihan untuk menjalankan tugas sebagai Paskibraka nasional di Halaman Istana Merdeka pada 17 Agustus nanti. Oleh karena itu, tidak mungkin mereka berada di rumah agar bisa menjalankan tugas tersebut. Untuk itu, mereka harus tetap semangat menjalani latihan.
Apalagi, mereka membawa empat nama, bukan hanya nama sendiri. Mereka membawa nama baik provinsi, nama kabupaten/kota, nama sekolah dan nama keluarga. Lantaran mereka telah terpilih sebagai perwakilan di tingkat nasional, mereka harus punya komitmen menjalankan tugas sebagai Paskibraka di tingkat nasional dengan baik.
"Itu juga saya sampaikan kepada perwakilan Bali, Made Guruh Anggara Putra dan Komang Andini Tria Amanda. Mereka juga sangat kangen dengan keluarga. Komang Andini kangen dengan ibunya yang selalu mengingatkan dia. Sementara Made Guruh baru pertama kali jauh dari keluarga," terang alumni SMA PGRI 1 Amlapura. Kini mereka yang kangen dengan orangtua lambat laun sudah semangat kembali. Pasalnya, di pemusatan latihan mereka dapat berinteraksi dengan Paskibraka dari Sabang sampai Merauke. Disinggung mengenai peluang Paskibraka asal Bali pada 17 Agustus nanti, apakah bisa masuk pasukan delapan sebagai pembentang dan pembawa baki bendera, Agus Sudarsana menyatakan yang menentukan nanti pelatih pada hari H-nya.
Saat ini, Pasakibraka nasional asal Bali Komang Andini dan Made Guruh sudah mendapat kesempatan berlatih di pasukan delapan. Bahkan, Made Guruh juga sudah berlatih menjadi pembentang bendera dan Komang Andini berlatih membawa baki bendera. 7 k22
BIODATA
Nama : I Gede Agus Sudarsana
Asal : Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem
Kelahiran : Amlapura, 6 April 1991
Tinggi badan : 175 cm
Berat badan : 80 kg
Posisi di keluarga : Anak ke 1 dari 3 bersaudara
Orangtua : I Wayan Sumatera (Ayah) dan Ni Ketut Rumiasih (Ibu)
Pekerjaan : Pegawai di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karangasem
Pendidikan
Q SD 3 Bungaya
Q SMP 2 Bebandem
Q SMA PGRI 1 Amlapura
Q S1 STIKOM Bali, Jurusan Sistem Informasi
Nama : I Gede Agus Sudarsana
Asal : Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem
Kelahiran : Amlapura, 6 April 1991
Tinggi badan : 175 cm
Berat badan : 80 kg
Posisi di keluarga : Anak ke 1 dari 3 bersaudara
Orangtua : I Wayan Sumatera (Ayah) dan Ni Ketut Rumiasih (Ibu)
Pekerjaan : Pegawai di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karangasem
Pendidikan
Q SD 3 Bungaya
Q SMP 2 Bebandem
Q SMA PGRI 1 Amlapura
Q S1 STIKOM Bali, Jurusan Sistem Informasi
1
Komentar