Asuransi Gagal Panen
Buleleng memiliki lahan sawah rawan terendam air laut dan banjir banding.
Menarik Minat Petani
SINGARAJA, NusaBali
Memasuki musim tanam padi, tidak sedikit petani di Buleleng ikut asuransi tanaman padi. Asuransi itu memberikan perlindungan kepada petani jika terjadi gagal panen.
Data pada Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Buleleng, Selasa (29/12), 102 petani mendaftar sebagai peserta asuransi tanaman padi dari sejumlah subak. Mereka tertarik masuk asuransi karena khawatir terjadi gagal panen mengingat cuaca yang tidak menentu. “Care ne malunan, bakat sube mula padi, tau-taune yeh kenyat, hujan ilang. Padine telah mati, kuang yeh. (Seperti sebelumnya, terlanjut sudah tanam padi, tahu-tahunya air susah, karena hujannya tidak turun lagi. Tanaman padi hampir semuanya mati, karena kekurangan air),” ucap Wayan Karsa, petani dari Subak Penarukan, Kecamatan Buleleng.
Dalam program asuransi tanaman padi tersebut, petani membayar premi Rp 188.000 per hektare selama satu kali musim tanam. Namun, jumlah premi itu disubsidi oleh Pemerintah Pusat 88 persen atau sebesar Rp 144 ribu, sehingga petani hanya dikenakan biaya Rp 36 ribu. Jika terjadi kerugian akibat gagal panen, tanggungan yang diterima petani sebesar Rp 6 juta per hektar.
Di sela-sela kunjungan kerja Bupati ke wilayah Buleleng barat, Selasa kemarin, Kepala Distanak Buleleng Nyoman Swatantra mengatakan, asuransi tanaman padi tersebut merupakan program pusat untuk mengurangi kerugian petani ketika gagal panen akibat cuaca atau hama penyakit. Asuransi tersebut resmi berlaku mulai 2016. Untuk Buleleng, pemerintah pusat memberikan jatah jumlah asuransi seluas 2 ribu hektare dari total luas lahan pertanian mencapai 10.600 hektar. “Kita memiliki lahan sawah di wilayah rawan bencana cukup luas terutama sawah di dekat pantai rawan akan terendam hempasan air laut. Selain itu sawah banyak rawan teredam banjir bandang,” katanya.
Swatantra memperkirakan, jumlah petani ikut asuransi tanaman padi akan terus bertambah. Karena program itu sangat menguntungkan petani ketika gagal panen. 7 k19
1
Komentar