Buleleng Jadi Proyek Percontohan RAN PIJAR
Punya Posko DO dan Pengentasan Stunting
SINGARAJA, NusaBali - Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) memilih Buleleng menjadi proyek percontohan Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja (RAN PIJAR).
Program Posko Drop Out (DO) dan pengentasan stunting menyasar anak usia sekolah, dinilai sejalan dengan upaya menciptakan SDM unggul berkualitas menuju Indonesia Maju.
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa usai penandatangan komitmen bersama, Kamis (10/8), mengatakan Kabupaten Buleleng dengan jargon ‘kota pendidikan’ karena memiliki jumlah sekolah di setiap jenjang terbanyak di Bali. Hal ini disebabkan karena luas wilayah dan jumlah penduduk terbanyak di Bali.
Kondisi ini pun membuat Pemkab Buleleng harus menyiapkan program-program khusus untuk menangani dinamika yang terjadi di lapangan. Untuk memastikan seluruh masyarakat usia sekolah mendapatkan pendidikan, Pemkab Buleleng melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng meluncurkan program Posko DO.
Posko ini bergerak untuk menjaring dan mengajak kembali anak usia sekolah yang terancam putus sekolah karena berbagai alasan. Selain itu juga program satu desa satu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk merangkul anak-anak usia pra sekolah.
“Dari pra sekolah sudah punya akses terutama di desa-desa. Kedua, anak usia sekolah dasar sudah punya akses untuk sekolah. Smp juga demikian. Kalau ada anak yang belum dapat sekolah Dinas Pendidikan mempunyai posko drop out untuk bisa menarik mereka lagi untuk sekolah,” ucap Suyasa.
Sedangkan dari sisi kesehatan, Pemkab Buleleng juga sangat konsen untuk menurunkan angka gangguan tumbuh kembang (stunting) yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi. Penanganan stunting di Buleleng dilakukan dengan sinergi sejumlah instansi terkait untuk mempercepat progres penurunan dari angka 11 persen di tahun 2022 lalu.
Pejabat asal Desa/Kecamatan Tejakula Buleleng ini pun mengatakan adanya implementasi RAN PIJAR di Buleleng bisa menjawab semua isu strategis pembangunan bangsa. Intervensi program RAN PIJAR menurutnya dapat mencetak generasi muda menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkontribusi dalam kemajuan daerah.
Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Jelsi Natalia Marampa menerangkan selain membangun komitmen pemerintah daerah, melalui program ini juga dilakukan pemetaan kondisi. Persoalan yang masih terjadi di daerah akan didiskusikan bersama untuk ditangani dalam program kerja.
Program ini juga akan memperluasan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas. Tujuan lainnya untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung perkembangan anak usia sekolah dan remaja. Selain itu perbaikan kualitas dan akses untuk menunjang peningkatan pendidikan, keterampilan hidup, dan peran serta anak usia sekolah dan remaja.
“Jadi tak hanya perangkat daerah, kita juga mengharapkan adanya dukungan dari
mitra-mitra terkait yang potensial untuk mendukung percontohan RAN PIJAR di kabupaten Buleleng. Kami harap Pemkab Buleleng bisa membentuk tim supaya lebih mengkonsolidasi antar perangkat daerah,” papar dia. 7k23
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa usai penandatangan komitmen bersama, Kamis (10/8), mengatakan Kabupaten Buleleng dengan jargon ‘kota pendidikan’ karena memiliki jumlah sekolah di setiap jenjang terbanyak di Bali. Hal ini disebabkan karena luas wilayah dan jumlah penduduk terbanyak di Bali.
Kondisi ini pun membuat Pemkab Buleleng harus menyiapkan program-program khusus untuk menangani dinamika yang terjadi di lapangan. Untuk memastikan seluruh masyarakat usia sekolah mendapatkan pendidikan, Pemkab Buleleng melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng meluncurkan program Posko DO.
Posko ini bergerak untuk menjaring dan mengajak kembali anak usia sekolah yang terancam putus sekolah karena berbagai alasan. Selain itu juga program satu desa satu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk merangkul anak-anak usia pra sekolah.
“Dari pra sekolah sudah punya akses terutama di desa-desa. Kedua, anak usia sekolah dasar sudah punya akses untuk sekolah. Smp juga demikian. Kalau ada anak yang belum dapat sekolah Dinas Pendidikan mempunyai posko drop out untuk bisa menarik mereka lagi untuk sekolah,” ucap Suyasa.
Sedangkan dari sisi kesehatan, Pemkab Buleleng juga sangat konsen untuk menurunkan angka gangguan tumbuh kembang (stunting) yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi. Penanganan stunting di Buleleng dilakukan dengan sinergi sejumlah instansi terkait untuk mempercepat progres penurunan dari angka 11 persen di tahun 2022 lalu.
Pejabat asal Desa/Kecamatan Tejakula Buleleng ini pun mengatakan adanya implementasi RAN PIJAR di Buleleng bisa menjawab semua isu strategis pembangunan bangsa. Intervensi program RAN PIJAR menurutnya dapat mencetak generasi muda menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkontribusi dalam kemajuan daerah.
Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Jelsi Natalia Marampa menerangkan selain membangun komitmen pemerintah daerah, melalui program ini juga dilakukan pemetaan kondisi. Persoalan yang masih terjadi di daerah akan didiskusikan bersama untuk ditangani dalam program kerja.
Program ini juga akan memperluasan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas. Tujuan lainnya untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung perkembangan anak usia sekolah dan remaja. Selain itu perbaikan kualitas dan akses untuk menunjang peningkatan pendidikan, keterampilan hidup, dan peran serta anak usia sekolah dan remaja.
“Jadi tak hanya perangkat daerah, kita juga mengharapkan adanya dukungan dari
mitra-mitra terkait yang potensial untuk mendukung percontohan RAN PIJAR di kabupaten Buleleng. Kami harap Pemkab Buleleng bisa membentuk tim supaya lebih mengkonsolidasi antar perangkat daerah,” papar dia. 7k23
Komentar