Bikin Onar! Sepada Motor Masuk Arena Kuta Beach Skatepark
MANGUPURA, NusaBali.com - Lagi, Kuta Beach Skatepark kembali tuai sorotan. Sebelumnya, estetika pantai Kuta tercoreng akibat oknum jasa surfing menjemur baju di pagar milik Kuta Beach Skatepark beberapa waktu lalu.
Kini, oknum pengendara motor masuk ke tengah arena Kuta Beach Skatepark dengan maksud membantu lompatan pemain skateboard agar lebih tinggi. Bahkan hal itu dilakukan beberapa kali yang ditakutkan bisa merusak fasilitas publik tersebut.
Sekretaris Pesanku (Persatuan Angkatan Taruna Kuta), Ida Bagus Gede Arie Meghantara menyayangkan prilaku wisatawan yang menyimpang. Ia mengatakan bahwa fasilitas Kuta Beach Skatepark diperuntukkan hanya untuk pemain skateboard, bukan yang lain.
“Sepeda gayung saja tidak kami perbolehkan masuk ke arena. Kalau hal seperti ini tidak ditindak tegas oleh pihak berwenang tentu akan merusak. Kami dari komunitas skateboard tidak bisa bertindak, karena bukan kewenangan," ungkapnya pada Minggu (14/8/2023).
Dikonfirmasi secara terpisah, Bendesa Adat Kuta, Wayan Wasista mengaku menyayangkan prilaku tersebut. Menurutnya, membawa kendaraan roda dua ke arena Skatepark tentu akan dapat berpotensi membuat arena menjadi rusak. Sebab terang dia tempat itu didesain sebagai tempat bermain papan skateboard, bukan dengan menggunakan sepeda motor yang bobotnya lebih berat.
"Seharusnya fasilitas umum itu dijaga dengan baik sebagai wahana daya tarik. Kami menghimbau kepada masyarakat maupun para pengguna fasilitas Skatepark Pantai Kuta, agar selalu menjaga. Termasuk, kepada komunitas agar ikut melakukan pengawasan," ujarnya.
Lebih lanjut ia jelaskan, pihaknya berharap pemerintah atau aparat terkait harus tegas kepada wisatawan yang berperilaku buruk di fasilitas umum. Ia menegaskan, jika prilaku buruk pengunjung itu dibiarkan, tentu akan merusak fasilitas Kuta Beach Skatepark. Terlebih, keberadaan skatepark belum diserahkan pengelolaannya kepada desa Adat Kuta.
“Saya akan berkomunikasi dengan komunitas Skateboard di Desa Kuta. Saya juga berharap agar pemerintah atau aparat terkait bisa bertindak tegas kepada wisatawan. Karena jika hanya mengandalkan desa adat, tentu hal itu tidak bisa maksimal karena keterbatasan,” harapnya. *ris
Komentar