PDIP Merasa Tak Ditinggal
Sebut Golkar dan PAN Lebih Nyaman ke Gerindra
Olly menegaskan bahwa PDIP tengah konsentrasi pada pemenangan Ganjar Pranowo sebagai capres dari partai berlambang banteng moncong putih itu.
JAKARTA,NusaBali
Bendahara Umum PDI Perjuangan Olly Dondokambey menilai keputusan politik Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra dan PKB karena lebih nyaman daripada dengan PDIP. Sebaliknya, kata dia, PDIP merasa tidak ditinggal dengan bergabungnya Golkar dan PAN ke Gerindra.
"Tentu mungkin Golkar dan PAN lebih nyaman berada di sana (Gerindra) daripada dengan PDIP," kata Olly saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (14/8).
Menurut Olly, bergabungnya Golkar dan PAN untuk mendukung Ketum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) merupakan hal biasa dalam konstelasi politik. PDIP pun tidak merasa ditinggal. Dia juga menegaskan bahwa PDIP dekat dengan semua partai, tidak hanya PAN dan Golkar. Setiap partai, kata dia, punya pilihan masing-masing.
Olly menilai pola ini sama seperti dinamika Pemilu 2014. Menurut dia, banyak partai yang tidak bergabung dengan PDIP ketika Jokowi dicanangkan sebagai capres. Gubernur Sulawesi Utara itu meyakini bahwa PDIP sudah mematangkan strategi untuk Pemilu 2024 sejak lama, mengingat hanya PDIP yang bisa mencalonkan capres sendiri tanpa dukungan partai lain.
Namun demikian, PDIP tetap membuka pintu kerja sama dengan partai lain. "Kenapa siap lebih lama? Karena kita bisa mencalonkan sendiri, jadi persiapan kita sudah matang. Kalau ada partai-partai mau kerja sama dengan kita, kita buka pintu terus," katanya.
Terkait dengan nama-nama yang dilirik untuk menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi Prabowo, Olly menegaskan bahwa PDIP tengah konsentrasi pada pemenangan Ganjar Pranowo sebagai capres dari partai berlambang banteng moncong putih itu. Dia menjelaskan bahwa sejumlah nama sudah diajukan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk mengumumkannya.
Melihat dari pola pemasangan capres-cawapres sebelumnya, Olly memandang PDIP dipasangkan dengan seseorang yang berasal dari NU. "PDIP biasanya selalu, pengalaman PDIP dengan NU, selalu dalam Pilpres kerja sama jalan terus. Zaman Bu Mega dengan Gus Dur, Hasyim Muzadi jalan terus, sama juga Pak Jokowi dengan Pak JK (Jusuf Kalla), kemarin Pak Ma'ruf, itu sudah biasa kalau dengan NU," katanya.
Sementara politikus senior Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan menilai, keputusan partai berlambang pohon beringin mendukung Prabowo Subianto sebagai capres di Pilpres 2024 merupakan langkah yang bagus dan tidak ada masalah. "Kalau Golkar sudah menentukan sikap, saya kira bagus, nggak ada masalah," kata Luhut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/8).
Menurut Luhut, dengan keputusan itu, maka Partai Golkar tidak bisa mencalonkan kader partainya sebagai bakal capres maupun bakal cawapres. Sehingga, Partai Golkar harus berkonsentrasi di pemilu legislatif. "Saya kira keputusan Golkar untuk bergabung dengan koalisi Gerindra, ya, sudah ada keputusan. Jadi, ini sudah jelas bahwa Golkar tidak bisa mencalonkan presiden atau wapres nggak apa. Ya, sekarang konsentrasi di legislatif," ujarnya.n ant
Komentar