Paskibraka Gantikan Tugas P2M
Usung Pataka dan Surat Gusti Ngurah Rai
AMLAPURA, NusaBali - Pengusung pataka dan pembawa surat sakti pahlawan I Gusti Ngurah Rai, tidak lagi dari jajaran P2M (Pemuda Panca Marga) Karangasem.
Tugas ini kini diambil alih oleh 20 anggota Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka) tahun 2022.
"Idealnya, pengusung ini dari P2M. Hanya saja, tidak ada lagi anggota P2M sebanyak itu. Makanya, kami pakai Paskibraka 2022," jelas Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Karangasem I Wayan Sutapa, usai Apel HUT ke-78 Republik Indonesia di Lapangan Tanah Aron, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Kamis (17/8).
"Idealnya, pengusung ini dari P2M. Hanya saja, tidak ada lagi anggota P2M sebanyak itu. Makanya, kami pakai Paskibraka 2022," jelas Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Karangasem I Wayan Sutapa, usai Apel HUT ke-78 Republik Indonesia di Lapangan Tanah Aron, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Kamis (17/8).
Biasanya, pengusung pataka dan surat sakti I Gusti Ngurah Rai, ikut apel pelepasan peserta napak tilas di lapangan Banjar Pemuteran, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang. Namun, kini mereka tidak hadir. Padahal napak tilas itu untuk menyusuri jejak-jejak perjuangan pasukan Ciung Wanara pimpinan I Gusti Ngurah Rai.
Apel HUT ke-78 RI kemarin, diawali kedatangan peserta napak tilas bersama pengusung pataka dan surat sakti I Gusti Ngurah Rai, memasuki lapangan. Selanjutnya perwakilan yang membacakan surat sakti I Gusti Ngurah Rai, di hadapan undangan, lanjut ikut apel HUT RI bersama peserta lain.
Inspektur Upacara Bupati I Gede Dana, pembaca naskah proklamasi Ketua DPRD I Wayan Suastika, pembaca doa Kepala Kantor Kementerian Agama Karangasem I Wayan Serinada. Hadir Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa, Kapolres AKBP Ricko AA Taruna, Kajari Karangasem Endang Tirtana, mantan Bupati I Wayan Geredeg, I Gusti Ayu Mas Sumatri, mantan Ketua DPRD I Wayan Sukadana, dan undangan lainnya. Apel kali ini tidak membunyikan sirine dan kulkul, karena bukan memperingati detik-detik Proklamasi.
"Para pahlawan semasa penjajahan berjuang sampai titik darah terakhir. Kali ini, kita mesti berjuang sungguh-sungguh untuk menyejahterakan masyarakat. Sebab kita masih terjajah oleh kemiskinan," jelas Bupati I Gede Dana kepada pers.7k16
Komentar