Limbah Ikan di Pasar Kidul Tuai Keluhan
Warga sekitar Pasar Kidul Bangli, mengeluhkan bau limbah ikan yang menyengat.
BANGLI, NusaBali
Kondisi ini sebelumnya sempat terjadi, namun bisa ditangani. Warga Banjar Pule, Kelurahan Kawan, sudah menyampaikan kondisi tersebut kepada instansi terkait, tetapi belum ada penangan.
Kelian Adat Banjar Pule I Made Sukadana, mengatakan, pihaknya sudah hampir tiga tahun menyampaikan protes terkait air limbah ikan mujair yang dibuang secara sembarangan oleh pedagang. Tetapi keluhan itu belum pernah mendapat tanggapan.
Buangan limbah oleh pedagang ikan mujair yang berjualan di bagian timur kompleks Pasar Kidul secara sembarangan, menebarkan bau tak sedap. Bahkan setahun lalu, staf Dinas Perdagangan Bangli bersama ketua DPRD Bangli didampingi pengelola pasar, turun terkait keluhan warga soal limbah.
“Memang beberapa hari pedagang mau mengikuti saran yang disampaikan dinas perdagangan agar tidak membuang limbah secara sembarangan. Namun pedagang kembali membuang air limbah bercampur kotoran dan sirip ikan di jalan,” kata Made Sukadana, Minggu (2/7).
“Kami berharap pedagang ikan mujair tersebut diberikan ruang untuk berjualan di dalam pasar bersama pedagang daging. Sehingga limbah bisa dibuang di tempat yang telah disediakan di dalam,” imbuhnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bangli Drs I Nengah Sudibya tidak menampik kondisi tersebut. Disinggung terkait keinginan warga agar pedagang ikan mujair ditempatkan di dalam pasar, menurutnya kemungkinan itu baru bisa terlaksana di 2018. “Rencana ke arah sana sudah kami pikirkan, pedagang bisa terus berjualan di dalam,” tuturnya. *e
Kelian Adat Banjar Pule I Made Sukadana, mengatakan, pihaknya sudah hampir tiga tahun menyampaikan protes terkait air limbah ikan mujair yang dibuang secara sembarangan oleh pedagang. Tetapi keluhan itu belum pernah mendapat tanggapan.
Buangan limbah oleh pedagang ikan mujair yang berjualan di bagian timur kompleks Pasar Kidul secara sembarangan, menebarkan bau tak sedap. Bahkan setahun lalu, staf Dinas Perdagangan Bangli bersama ketua DPRD Bangli didampingi pengelola pasar, turun terkait keluhan warga soal limbah.
“Memang beberapa hari pedagang mau mengikuti saran yang disampaikan dinas perdagangan agar tidak membuang limbah secara sembarangan. Namun pedagang kembali membuang air limbah bercampur kotoran dan sirip ikan di jalan,” kata Made Sukadana, Minggu (2/7).
“Kami berharap pedagang ikan mujair tersebut diberikan ruang untuk berjualan di dalam pasar bersama pedagang daging. Sehingga limbah bisa dibuang di tempat yang telah disediakan di dalam,” imbuhnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bangli Drs I Nengah Sudibya tidak menampik kondisi tersebut. Disinggung terkait keinginan warga agar pedagang ikan mujair ditempatkan di dalam pasar, menurutnya kemungkinan itu baru bisa terlaksana di 2018. “Rencana ke arah sana sudah kami pikirkan, pedagang bisa terus berjualan di dalam,” tuturnya. *e
1
Komentar