242.339 Pemudik Belum Balik
Hingga Minggu (2/7), sekitar 242.399 pemudik Lebaran belum balik ke Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana.
NEGARA, NusaBali
Asumsi angka tersebut adalah selisih antara pemudik yang meninggalkan Bali sejak H-10 Lebaran (15 Juni 2017) dan yang sudah balik ke Pulau Dewata saat ini.
Data yang dihiimpun NusaBali, Minggu kemarin, selama masa mudik Lebaran pada H-10 Lebaran hingga H-1 Lebaran (24 Juni 2017), pihak ASDP telah telah menyeberangkan sebanyak 459.493 penumpang dari Pelabuhan Gilimanuk (Jembrana) menuju Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi, Jawa Timur). Rinciannya, pemudik yang naik 94.366 unit kendaraan roda dua dan 53.833 unit kendaraan roda empat.
Sebaliknya, selama arus balik sejak H+1 Lebaran (27 Juni 2017) sampai H+5 Lebaran (1 Juli 2017), tercatat hanya 217.154 penumpang yang menyeberang dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk. Rinciannya, penumpang naik 31.455 unit kendaraan roda dua dan 26.214 unit kendaraan roda empat.
Jika diasumsikan penumpang yang masuk Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk selama lima hari terakhir itu adalah pemudik Lebaran selama H-10 hingga H-1 Lebaran, maka dipastikan masih ada sekitar 242.339 pemudik berikut kendaraannya yang belum kembali ke Bali. Untuk kendaraan roda dua, masih ada 62.911 unit yang belum balik ke Bali, sementara kendaraan roda empat yang belum balik ke Bali mencapai 27.619 unit.
Hal ini juga diakui General Manager ASDP Cabang Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang, Elvi Yoza, Minggu kemarin. “Yang pasti, selama lima hari masa arus balik Lebaran, belum semua pemudik kembali ke Bali. Masih ada selisih kekurangan penumpang maupun kendaraan yang cukup besar dibandingkan dengan yang meninggalkan Bali sebelum Lebaran,” ujar Elvi Yoza.
Menurut Elvi Yoza, berdasarkan pemantaun selama arus balik sampai H+5 Lebran, Sabtu (1/7), penumpang yang menyeberang dari Jawa ke Bali sebagian besar bukan kalangan pemudik. Namun, arus masuk Bali yang sempat didominasi kendaraan-kendaraan roda empat jenis mobil pribadi serta Bus AKAP maupun Bus Pariwisata itu adalah penumpang yang ingin bersilaturahmi maupun liburan ke Bali.
“Kesimpulannya, masih banyak pemudik Lebaran yang belum balik ke Bali. Biasannya, yang mudik beberapa waktu lalu itu masih menikmati masa liburan di kampung halamannya. Tidak mungkin langsung kembali beberapa hari setelah Lebaran. Beda dengan arus mudik yang mengejar sebelum hari H,” tandas Elvi.
Prediksi sebelumnya, puncak arus balik terjadi antara H+ 4 Lebaran (30 Juni 2017) hingga H+6 Lebaran (2 Juli 2017). Namun, melihat data penyeberangan yang masuk Bali pada H+4, ternyata hanya 43.912 penumpang menyeberang ke Bali dengan naik 6.732 unit kendaraan roda dua dan 5.293 unit kendaraan roda empat.
Begitu pula pada H+5 Lebaran (1 Juli 2017) tercatat hanya 41.913 penumpang dengan naik 7.499 unit kendaraa roda dua dan 5.685 unit kendaraan roda empat yang diseberangkan masuk Bali. Ini sangat jauh dibanding ketika terjadi puncak arus mudik (keluar Bali) pada H-2 Lebaran, yang menembus jumlah 80.113 penumpang dengan naik 19.452 unit kendaraan roda dua dan 7.435 unit kendaraan roda empat.
Sementara itu, khusus memasuki H+6 Lebaran, Minggu kemarin, diperkirakan terjadi peningkatan arus penyeberangan masuk Bali dibanding hari-hari sebelumnya. Tapi, jumlahnya diperkirakan tidak akan sampai menyangai puncak arus mudik Lebaran. Apalagi, berdasar pemantauan hingga Minggu sore, menurut Elvi, arus masuk Bali masih terbilang wajar.
“Sebenarnya, kalau arus balik Lebaran memang sulit ditebak kapan mencapai puncaknya. Kami tetap memperkirakan H+4 sampai H+6 Lebaran sebagai puncaknya. Sebab, Senin besok (hari ini) kalangan pegawai sudah harus mulai kerja pasca libur panjang,” papar Elvi.
“Yang jelas, sampai memasuki arus balik saat ini (Minggu sore), belum sampai ada antrean kendaraan hingga keluar areal Pelabuhan Ketapang. Namun demikian, antisipasi tetap kami siapkan,” lanjut Elvi. *ode
Data yang dihiimpun NusaBali, Minggu kemarin, selama masa mudik Lebaran pada H-10 Lebaran hingga H-1 Lebaran (24 Juni 2017), pihak ASDP telah telah menyeberangkan sebanyak 459.493 penumpang dari Pelabuhan Gilimanuk (Jembrana) menuju Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi, Jawa Timur). Rinciannya, pemudik yang naik 94.366 unit kendaraan roda dua dan 53.833 unit kendaraan roda empat.
Sebaliknya, selama arus balik sejak H+1 Lebaran (27 Juni 2017) sampai H+5 Lebaran (1 Juli 2017), tercatat hanya 217.154 penumpang yang menyeberang dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk. Rinciannya, penumpang naik 31.455 unit kendaraan roda dua dan 26.214 unit kendaraan roda empat.
Jika diasumsikan penumpang yang masuk Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk selama lima hari terakhir itu adalah pemudik Lebaran selama H-10 hingga H-1 Lebaran, maka dipastikan masih ada sekitar 242.339 pemudik berikut kendaraannya yang belum kembali ke Bali. Untuk kendaraan roda dua, masih ada 62.911 unit yang belum balik ke Bali, sementara kendaraan roda empat yang belum balik ke Bali mencapai 27.619 unit.
Hal ini juga diakui General Manager ASDP Cabang Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang, Elvi Yoza, Minggu kemarin. “Yang pasti, selama lima hari masa arus balik Lebaran, belum semua pemudik kembali ke Bali. Masih ada selisih kekurangan penumpang maupun kendaraan yang cukup besar dibandingkan dengan yang meninggalkan Bali sebelum Lebaran,” ujar Elvi Yoza.
Menurut Elvi Yoza, berdasarkan pemantaun selama arus balik sampai H+5 Lebran, Sabtu (1/7), penumpang yang menyeberang dari Jawa ke Bali sebagian besar bukan kalangan pemudik. Namun, arus masuk Bali yang sempat didominasi kendaraan-kendaraan roda empat jenis mobil pribadi serta Bus AKAP maupun Bus Pariwisata itu adalah penumpang yang ingin bersilaturahmi maupun liburan ke Bali.
“Kesimpulannya, masih banyak pemudik Lebaran yang belum balik ke Bali. Biasannya, yang mudik beberapa waktu lalu itu masih menikmati masa liburan di kampung halamannya. Tidak mungkin langsung kembali beberapa hari setelah Lebaran. Beda dengan arus mudik yang mengejar sebelum hari H,” tandas Elvi.
Prediksi sebelumnya, puncak arus balik terjadi antara H+ 4 Lebaran (30 Juni 2017) hingga H+6 Lebaran (2 Juli 2017). Namun, melihat data penyeberangan yang masuk Bali pada H+4, ternyata hanya 43.912 penumpang menyeberang ke Bali dengan naik 6.732 unit kendaraan roda dua dan 5.293 unit kendaraan roda empat.
Begitu pula pada H+5 Lebaran (1 Juli 2017) tercatat hanya 41.913 penumpang dengan naik 7.499 unit kendaraa roda dua dan 5.685 unit kendaraan roda empat yang diseberangkan masuk Bali. Ini sangat jauh dibanding ketika terjadi puncak arus mudik (keluar Bali) pada H-2 Lebaran, yang menembus jumlah 80.113 penumpang dengan naik 19.452 unit kendaraan roda dua dan 7.435 unit kendaraan roda empat.
Sementara itu, khusus memasuki H+6 Lebaran, Minggu kemarin, diperkirakan terjadi peningkatan arus penyeberangan masuk Bali dibanding hari-hari sebelumnya. Tapi, jumlahnya diperkirakan tidak akan sampai menyangai puncak arus mudik Lebaran. Apalagi, berdasar pemantauan hingga Minggu sore, menurut Elvi, arus masuk Bali masih terbilang wajar.
“Sebenarnya, kalau arus balik Lebaran memang sulit ditebak kapan mencapai puncaknya. Kami tetap memperkirakan H+4 sampai H+6 Lebaran sebagai puncaknya. Sebab, Senin besok (hari ini) kalangan pegawai sudah harus mulai kerja pasca libur panjang,” papar Elvi.
“Yang jelas, sampai memasuki arus balik saat ini (Minggu sore), belum sampai ada antrean kendaraan hingga keluar areal Pelabuhan Ketapang. Namun demikian, antisipasi tetap kami siapkan,” lanjut Elvi. *ode
Komentar