Sejak 2022 SMAN Bebandem Mandiri Olah Sampah
AMLAPURA, NusaBali - SMAN Bebandem di Banjar Yehbunga, Desa Jungutan, Kecamatan Karangasem, berkomitmen bebas dari segala jenis sampah. Sejak tahun 2022, sekolah ini mengolah sampah sekolah secara mandiri.
Kasek SMAN Bebandem I Nengah Miyasa, didampingi Wakasek Kurikulum Ni Wayan Adnyani, memaparkan hal itu di sela-sela memantau tempat pengolahan sampah di SMAN Bebandem Banjar Yehbunga, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Rabu (23/8).
Miyasa mengungkapkan seluruh sampah hasil produksi di SMAN Bebandem setelah terkumpul, selanjutnya pemilahan sampah dengan memberdayakan siswa. Sampah plastik jadi satu dan ada pengepul yang mengangkut. Sampah organik dikumpulkan lanjut diolah menggunakan mesin pencacah dan dicampur sekam untuk dijadikan pupuk kompos. "Pupuk kompos hasil produksi ini kami kemas. Per kampil berat 10 kilogram dijual Rp 10.000," jelasnya.
Kata Miyasa, bahan baku sampah sangat terbatas dan permintaan dari para petani sangat banyak, di atas 1 ton. Maka sekolah kewalahan memenuhi pesanan itu. "Terpenting tujuan utama mengedukasi siswa agar membiasakan diri hidup bersih dan sehat, agar lingkungan jadi bersih, dan terbebas dari sampah," tambahnya.
Kata dia, SMAN Bebandem telah memudahkan siswa menaruh sampah. Sebab di setiap depan ruang kelas dipasang tiga tong sampah, untuk sampah plastik, sampah daun dan sampah lainnya. Dengan itu, siswa yang mengolah sampah, tidak susah lagi memilah sampah karena telah sampah terpilah. "Tinggal mengumpulkan sampah plastik, yang telah ada di setiap tong sampah yang sejak awal telah terpilah, begitu juga sampah organik. Lihat sendiri di SMAN Bebandem tidak ada lagi sampah yang berserakan," tambahnya.
Miyasa menambahkan, setelah menghasilkan pupuk organik, sekolah memberdayakan siswa dengan berkebun, bertanam melon, anggrek dan lainnya. ‘’Anak-anak tidak perlu lagi jauh-jauh cari pupuk, karena telah memproduksi sendiri," lanjut mantan Kasek SMAN 2 Amlapura tersebut.
SMAN Bebandem yang berdiri tahun 2003, kini memiliki 26 rombongan belajar dengan 847 siswa, 52 guru, 30 ruang kelas, 3 laboratorium, 1 perpustakaan, dan 4 sanitasi siswa. Wakasek Kurikulum Ni Wayan Adnyani, mengapresiasi semangat siswa selama ini antusias mengolah sampah. "Mengolah sampah terkadang setiap seminggu, atau sebulan sekali, tergantung volume sampah yang ada," jelas guru Fisika ini.7k16
1
Komentar