El Nino, Belasan Ribu KK di Jembrana Terancam Kekeringan
NEGARA, NusaBali - Sejumlah wilayah di Kabupaten Jembrana terancam mengalami kekeringan akibat dampak El Nino. Dari data sementara yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, paling tidak 12.989 kepala keluarga (KK) yang berpotensi mengalami krisis air bersih. Jumlah KK itu tersebar di 38 banjar/lingkungan di 10 desa/kelurahan di 4 kecamatan.
Data wilayah dan masyarakat yang terancam kekeringan akibat dampak El Nino itu, dihimpun BPBD Jembrana yang turun ke sejumlah desa/kelurahan selama dua hari pada Rabu (23/8) dan Kamis (24/8) kemarin. Sebelumnya pada Rabu (23/8), dilakukan pemetaan di Kecamatan Melaya dan Kecamatan Negara. Kemudian pada Kamis (24/4) kemarin, dilakukan pemetaan di Kecamatan Jembrana dan Kecamatan Mendoyo.
Sesuai hasil pemetaan di Kecamatan Melaya, ada 12 banjar di 2 desa yang terancam kekeringan. Di antaranya di Desa Tukadaya sebanyak 7 banjar (Sari Kuning, Tulung Agung, Berawan Tangi, Berawan Tangi Taman, Kembang Sari, Sombang, dan Pangkung Jajang) serta di Desa Manistutu sebanyak 5 banjar (Benel, Tunas Mekar, Pendem, Katulampa, dan Ketiman).
Di Kecamatan Negara, ada 8 bajar/lingkungan di 2 desa/kelurahan yang terancam kekeringan. Di antaranya di Desa Berangbang sebanyak 6 banjar (Berangbang, Tangi Miyeh, Munduk Tumpeng, Munduk Tumpeng Kelod, Pengajaran, dan Pengajaran Kaler), serta di Kelurahan Baler Bale Agung sebanyak 2 lingungkan (Pangkung Manggis dan Pangkung Gayung).
Kemudian di Kecamatan Jembrana, ada ancaman kekeringan di 8 banjar/lingkungan di 3 desa/kelurahan. Di antaranya di Kelurahan Pendem sebanyak 3 lingkungan ( Pancardawa, Dewasana dan Pendem), di Desa Batuagung sebanyak 3 banjar (Sawe Rangsasa, Sawe Munduk Waru dan Petanahan), dan di Desa Dangintukadaya sebanyak 2 banjar (Munduk Kemoning dan Yeh Mekecir).
Sementara di Kecamatan Mendoyo, terpetakan 10 banjar di 3 desa yang terancam kekeringan. Di antaranya di Desa Mendoyo Dauh Tukad sebanyak 2 banjar (Banjar Kepuh dan Banjar Sekar Pancasari), di Desa Pohsanten sebanyak 4 banjar (Rangdu, Pasatan, Dangin Pangkung Jangu, dan Dauh Pangkung Jangu), dan di Desa Pergung sebanyak 4 banjar (Pangkung Apit, Pangkung Lubang, Petapan Kaja, dan Patapan Kelod).
Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Putu Agus Artana Putra, Kamis kemarin, mengatakan, pendataan wilayah dan masyrakat yang berpotensi kekeringan itu, dilakukan sebagai langkah antisipatif bertalian dampak fenomena El Nino yang berlangsung tahun 2023 ini. Dalam pendataan dua hari terakhir ini, sudah dilakukan pendataan ke sejumlah desa/kelurahan di 4 kecamatan. Tinggal satu kecamatan yang belum, yakni Kecamatan Pekutatan.
"Nanti berlanjut ke Kecamatan Pekutatan. Kita data ke desa/kelurahan yang rawan kekeringan. Ini kita lakukan untuk penyempurnaan berkaitan fenomena El Nino. Jadi kita data untuk mengetahui berapa wilayah termasuk jumlah keluarga yang berpotensi terdampak," ujar Agus Artana.
Menurut Agus Artana, sejumlah wilayah yang berpotensi kekeringan itu, sebagain besar berada di wilayah perbukitan. Masyarakat di sejumlah wilayah itu mengandalkan sumber air dari jaringan pipa swadaya masyarakat. Di sejumlah wilayah itu, diakui sudah mulai dirasakan dampak penurunan debit air. Namun dari pendataan saat ini, belum semua wilayah tersebut memiliki bak induk atau bak tempat penampungan.
Melalui pendataan tersebut, Agus Artana mengaku, akan segera membuat perencaan untuk menyediakan air bersih sesuai kebutuhan masyarakat. Di samping itu, pihaknya juga meminta kepada tiap desa/kelurahan untuk aktif melapor ketika ada masyarakat yang membutuhkan air bersih.
"Untuk sementara ini, ada beberapa wilayah yang sudah kita suplai air bersih. Seperti di Pancardawa (Kelurahan Pendem), sudah kita distribusikan sekitar 20.000 liter. Termasuk tadi ada permohonan di Sawe Rangsasa (Batuagung), kami distribusikan 5.000 liter," ujar Agus Artana. 7ode
Komentar