Pelamar SMPN 8 Singaraja Membludak
Sekolah baru yang didirikan untuk mencegah siswa DO, justru mendapat animo berlimpah dari lulusan SD.
Pengumuman Ditunda hingga Besok
SINGARAJA, NusaBali
Jumlah siswa pelamar di SMPN 8 Singaraja, ternyata melebihi data jumlah siswa yang sebelumnya terancam drop out (DO) karena tidak diterima di sekolah yang dituju, akibat kebijakan zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2017/2018.
Pihak sekolah pun terpaksa menunda pengumuman karena harus meng-cross check ulang data siswa pelamar ke sekolah-sekolah terdekat. Langkah ini untuk memastikan agar tidak terjadi penerimaan ganda terhadap satu siswa.
Semula Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng mencatat ada sebanyak 155 siswa tamatan SDN dari empat desa bertetangga, Desa Pemaron, Tukadmungga, Anturan, dan Desa Kalibukbuk yang terancam DO karena tidak diterima sejumlah SMPN, karena jarak tempat tinggal dengan sekolah yang dituju melebihi batas maksimum zonasi 6 kilometer.
Jumlah siswa inilah yang tadinya akan ditampung dengan solusi didirikan SMPN 8 Singaraja yang masih memanfaatkan gedung SDN 4 Kalibukbuk. Namun jumlah siswa yang melamar hingga Senin (3/7) siang, sudah mencapai 193 orang.
Sedianya, Senin (3/7) kemarin ditutup dengan pendaftaran ulang terhadap siswa yang sudah mendaftar sebelumnya. Pendaftaran ulang ini sama dengan SMPN lainnya. Namun karena jumlah pelamar yang tidak sesuai dengan jumlah prediksi sebelumnya, pihak sekolah terpaksa menunda pengumuman hingga besok, Rabu (5/7).
Pihak sekolah akan mengecek ulang data siswa pelamar ke SMPN terdekat, SMPN 2, 4, dan 6 Singarjaa, dan SMPN 3 Banjar, untuk memastikan siswa yang diterima, tidak juga diterima di SMPN terdekat. “Kita akan minta data dari masing-masing SMPN terdekat, nanti kita sesuaikan dengan data siswa yang melamar di sini, apakah ada siswa yang sebenarnya sudah diterima di SMPN dituju, justru melamar di sini (SMPN 8,red), kalau itu kita temukan, jelas siswa yang bersangkutan tidak bisa kita terima,” terang Plt Kepala SMPN 8 Singaraja I Gede Duniawan yang ditemui kemarin.
Menurutnya, ada kemungkinan jumlah siswa yang melamar melebihi data prediksi siswa yang terancam DO sebanyak 155, akibat siswa yang sudah diterima di SMPN 2,4 dan 6 Singaraja termasuk SMPN 3 Banjar, justru melamar ke SMPN 8 Singaraja karena dianggap jaraknya lebih dekat. Jika data siswa ditemukan sudah diterima di salah satu SMPN tersebut, maka pihaknya tidak akan menerima siswa yang bersangkutan.
“Tujuan utama SMPN 8 ini kan untuk menampung siswa yang sebelumnya tidak dapat sekolah. Jadi kalau nanti itu (siswa yang sudah diterima di SMPN yang dituju,red) juga kita terima, jelas tidak sesuai dengan pemikiran awal. Di samping itu, jika kita terima, di sekolah yang sebelumnya juga nanti malah kekurangan siswa,” jelas Duniawan.
Masih kata Duniawan, penundaan pengumuman itu juga memberikan kesempatan kepada siswa yang belum sempat mendaftar ke SMPN 8. Karena ada kemungkinan, belum banyak yang mengetahui jika di wilayahnya sudah ada SMPN 8. “Karena ini (SMPN 8,red) baru, mungkin saja belum ada yang tahu, sehingga kita perpanjang pendaftarannya. Karena kita tidak boleh menolak siswa yang mendaftar. Nanti setelah mendaftar baru kita seleksi dengan memadukan data-data dari SMPN lainnya,” imbuh Duniawan. *k19
SINGARAJA, NusaBali
Jumlah siswa pelamar di SMPN 8 Singaraja, ternyata melebihi data jumlah siswa yang sebelumnya terancam drop out (DO) karena tidak diterima di sekolah yang dituju, akibat kebijakan zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2017/2018.
Pihak sekolah pun terpaksa menunda pengumuman karena harus meng-cross check ulang data siswa pelamar ke sekolah-sekolah terdekat. Langkah ini untuk memastikan agar tidak terjadi penerimaan ganda terhadap satu siswa.
Semula Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng mencatat ada sebanyak 155 siswa tamatan SDN dari empat desa bertetangga, Desa Pemaron, Tukadmungga, Anturan, dan Desa Kalibukbuk yang terancam DO karena tidak diterima sejumlah SMPN, karena jarak tempat tinggal dengan sekolah yang dituju melebihi batas maksimum zonasi 6 kilometer.
Jumlah siswa inilah yang tadinya akan ditampung dengan solusi didirikan SMPN 8 Singaraja yang masih memanfaatkan gedung SDN 4 Kalibukbuk. Namun jumlah siswa yang melamar hingga Senin (3/7) siang, sudah mencapai 193 orang.
Sedianya, Senin (3/7) kemarin ditutup dengan pendaftaran ulang terhadap siswa yang sudah mendaftar sebelumnya. Pendaftaran ulang ini sama dengan SMPN lainnya. Namun karena jumlah pelamar yang tidak sesuai dengan jumlah prediksi sebelumnya, pihak sekolah terpaksa menunda pengumuman hingga besok, Rabu (5/7).
Pihak sekolah akan mengecek ulang data siswa pelamar ke SMPN terdekat, SMPN 2, 4, dan 6 Singarjaa, dan SMPN 3 Banjar, untuk memastikan siswa yang diterima, tidak juga diterima di SMPN terdekat. “Kita akan minta data dari masing-masing SMPN terdekat, nanti kita sesuaikan dengan data siswa yang melamar di sini, apakah ada siswa yang sebenarnya sudah diterima di SMPN dituju, justru melamar di sini (SMPN 8,red), kalau itu kita temukan, jelas siswa yang bersangkutan tidak bisa kita terima,” terang Plt Kepala SMPN 8 Singaraja I Gede Duniawan yang ditemui kemarin.
Menurutnya, ada kemungkinan jumlah siswa yang melamar melebihi data prediksi siswa yang terancam DO sebanyak 155, akibat siswa yang sudah diterima di SMPN 2,4 dan 6 Singaraja termasuk SMPN 3 Banjar, justru melamar ke SMPN 8 Singaraja karena dianggap jaraknya lebih dekat. Jika data siswa ditemukan sudah diterima di salah satu SMPN tersebut, maka pihaknya tidak akan menerima siswa yang bersangkutan.
“Tujuan utama SMPN 8 ini kan untuk menampung siswa yang sebelumnya tidak dapat sekolah. Jadi kalau nanti itu (siswa yang sudah diterima di SMPN yang dituju,red) juga kita terima, jelas tidak sesuai dengan pemikiran awal. Di samping itu, jika kita terima, di sekolah yang sebelumnya juga nanti malah kekurangan siswa,” jelas Duniawan.
Masih kata Duniawan, penundaan pengumuman itu juga memberikan kesempatan kepada siswa yang belum sempat mendaftar ke SMPN 8. Karena ada kemungkinan, belum banyak yang mengetahui jika di wilayahnya sudah ada SMPN 8. “Karena ini (SMPN 8,red) baru, mungkin saja belum ada yang tahu, sehingga kita perpanjang pendaftarannya. Karena kita tidak boleh menolak siswa yang mendaftar. Nanti setelah mendaftar baru kita seleksi dengan memadukan data-data dari SMPN lainnya,” imbuh Duniawan. *k19
Komentar