Satpol PP Amankan WNA Rusia Diduga Depresi
MANGUPURA, NusaBali - Seorang Warga Negara Asing (WNA) berinisial AR, 27. diamankan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Badung di wilayah Kecamatan Kuta Utara, Jumat (25/8).
Pria berkewarganegaraan Rusia itu diamankan karena mengamuk dan menganggu ketertiban umum. Dugaan awal bule tersebut mengalami depresi, sehingga langsung dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Awalnya kami menerima laporan ada WNA diduga depresi. Saat diamankan, WNA itu berontak dan mengamuk. Untungnya tim kita langsung mengikatnya,” ujar Kasatpol PP Badung IGAK Suryanegara.
Suryanegara mengatakan, bule itu terus merajuk dan tidak mau mendengarkan arahan dari petugas. Pihaknya menduga WNA berpaspor Rusia itu mengalami depresi. Oleh karena itu, tim kemurian langsung mengevakuasinya ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar untuk pemeriksaan lebih lanjut. “Kalau dugaan awal memang depresi. Soalnya tidak mau mendengarkan apalagi menuruti perintah tim yang turun ke sana. Ya, terpaksa kita mengikatnya di mobil dan membawa ke rumah sakit,” kata birokrat asal Denpasar ini.
Mirisnya, saat tiba di rumah sakit AR masih saja berontak dan enggan mendapatkan penanganan medis. Alhasil, Satpam rumah sakit dan Satpol PP harus bersama-sama memegangnya agar tidak berontak dan lari.
“Kami sudah koordinasi dengan Imigrasi. Tapi untuk saat ini tetap di tangani dahulu sampai ada hasil pemeriksaan dari tim medis,” kata Suryanegara. 7 dar
“Awalnya kami menerima laporan ada WNA diduga depresi. Saat diamankan, WNA itu berontak dan mengamuk. Untungnya tim kita langsung mengikatnya,” ujar Kasatpol PP Badung IGAK Suryanegara.
Suryanegara mengatakan, bule itu terus merajuk dan tidak mau mendengarkan arahan dari petugas. Pihaknya menduga WNA berpaspor Rusia itu mengalami depresi. Oleh karena itu, tim kemurian langsung mengevakuasinya ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar untuk pemeriksaan lebih lanjut. “Kalau dugaan awal memang depresi. Soalnya tidak mau mendengarkan apalagi menuruti perintah tim yang turun ke sana. Ya, terpaksa kita mengikatnya di mobil dan membawa ke rumah sakit,” kata birokrat asal Denpasar ini.
Mirisnya, saat tiba di rumah sakit AR masih saja berontak dan enggan mendapatkan penanganan medis. Alhasil, Satpam rumah sakit dan Satpol PP harus bersama-sama memegangnya agar tidak berontak dan lari.
“Kami sudah koordinasi dengan Imigrasi. Tapi untuk saat ini tetap di tangani dahulu sampai ada hasil pemeriksaan dari tim medis,” kata Suryanegara. 7 dar
1
Komentar