IPDMIP Berhasil Tingkatkan Produktivitas Petani
MANGUPURA, NusaBali - Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) yang berlangsung pada 2017-2022 telah berhasil meningkatkan produktivitas para petani binaannya. Program kolaborasi tiga kementerian dilaksanakan di 72 kabupaten/kota tersebar di 13 provinsi.
Hal itu terungkap dalam Workshop Nasional Koordinasi dan Diseminasi Hasil IPDMIP yang diselenggarakan Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian di Swiss-Belhotel Rainforest Bali, Kuta. Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi, menjelaskan Program IPDMIP merupakan kerja sama Kementerian Pertanian dengan Kementerian PUPR dan Kementerian Dalam Negeri termasuk dengan pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota. Komponen kegiatan IPDMIP yang dikelola oleh Pusat Penyuluhan Pertanian pada BPPSDMP Kementerian Pertanian sendiri adalah Peningkatan Pendapatan Pertanian Beririgasi.
“IPDMIP sudah mampu memberdayakan petani bahkan mendekati target meskipun anggarannya hanya 45 persen dari target, tapi produktivitas juga meningkat 14 persen dari 6,10 ton per hektar untuk padi, menjadi 6,95 ton per hektar,” ujar Dedi saat membuka kegiatan workshop, Jumat (25/8).
Dedi mengatakan BPPSDMP mengambil peran dalam membangun SDM pertanian di masing-masing wilayah program terutama mendampingi para petani dan juga para penyuluh. Pemberdayaan petani dan pemberdayaan penyuluh ditujukan untuk meningkatkan produktivitas, memperbaiki kuantitas dan menekan ongkos produksi, sehingga daya saing produk pertanian semakin meningkat dan pada akhirnya mampu mengekspor komoditas pertanian.
“Di saat yang sama tentu saja tujuan utamanya adalah meningkatkan produksi, meningkatkan pendapatan petani dan juga meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Dedi.
Workshop diikuti oleh sekitar 140 peserta terdiri dari berbagai elemen yang menjalankan program IPDMIP di 13 provinsi. Kegiatan workshop yang berlangsung sejak Kamis (24/8) hingga Sabtu (26/8) hari ini menjadi ajang konsolidasi output Program IPDMIP yang sudah dilakukan selama enam tahun terakhir.
“Output ini harus dikemas dalam bentuk yang mudah untuk di-broadcast. Materi ini juga bisa digunakan untuk bahan penyuluhan, bahan pelatihan vokasi, semua dikemas dalam bentuk yang mudah untuk di-broadcast, misalnya video blog, video dokumenter, semuanya untuk materi pelatihan, penyuluhan dan materi pendidikan,” ujar Dedi.
Deputi Teknis IPDMIP Kementerian Pertanian Pamela Fadhilah menambahkan, ada tiga kerja yang dilaksanakan BPPSDMP dalam Peningkatan Pendapatan Pertanian Beririgasi Program IPDMIP, mulai dari hulu sampai hilir. Ketiganya yakni Peningkatan Produktivitas dan Layanan Pertanian, Peningkatan Akses dan Layanan Pasar, dan Peningkatan Penggunaan Layanan Keuangan.
“Semuanya melalui pendekatan penyuluhan, karena tugas utama kami memperbaiki sikap, cara pandang, dan cara bertindaknya petani dalam mengelola usaha taninya,” ujar Pamela.
Dia menjelaskan, wilayah-wilayah yang petaninya mendapat pendampingan dalam Program IPDMIP merupakan wilayah yang memiliki jaringan irigasi yang belum tertata dengan baik. Oleh karena itu, Pamela mengatakan Bali yang telah memiliki jaringan irigasi baik tidak masuk dalam program IPDMIP.
“Bali kalau dari sisi irigasi bagus, yang menjadi fokus pemilihan lokasi adalah berangkat dari jaringan irigasi yang rusak. Dari 7 hektare lokasi pertanian kita (di Indonesia) separuhnya kondisi buruk,” ungkap Pamela. 7 cr78
“IPDMIP sudah mampu memberdayakan petani bahkan mendekati target meskipun anggarannya hanya 45 persen dari target, tapi produktivitas juga meningkat 14 persen dari 6,10 ton per hektar untuk padi, menjadi 6,95 ton per hektar,” ujar Dedi saat membuka kegiatan workshop, Jumat (25/8).
Dedi mengatakan BPPSDMP mengambil peran dalam membangun SDM pertanian di masing-masing wilayah program terutama mendampingi para petani dan juga para penyuluh. Pemberdayaan petani dan pemberdayaan penyuluh ditujukan untuk meningkatkan produktivitas, memperbaiki kuantitas dan menekan ongkos produksi, sehingga daya saing produk pertanian semakin meningkat dan pada akhirnya mampu mengekspor komoditas pertanian.
“Di saat yang sama tentu saja tujuan utamanya adalah meningkatkan produksi, meningkatkan pendapatan petani dan juga meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Dedi.
Workshop diikuti oleh sekitar 140 peserta terdiri dari berbagai elemen yang menjalankan program IPDMIP di 13 provinsi. Kegiatan workshop yang berlangsung sejak Kamis (24/8) hingga Sabtu (26/8) hari ini menjadi ajang konsolidasi output Program IPDMIP yang sudah dilakukan selama enam tahun terakhir.
“Output ini harus dikemas dalam bentuk yang mudah untuk di-broadcast. Materi ini juga bisa digunakan untuk bahan penyuluhan, bahan pelatihan vokasi, semua dikemas dalam bentuk yang mudah untuk di-broadcast, misalnya video blog, video dokumenter, semuanya untuk materi pelatihan, penyuluhan dan materi pendidikan,” ujar Dedi.
Deputi Teknis IPDMIP Kementerian Pertanian Pamela Fadhilah menambahkan, ada tiga kerja yang dilaksanakan BPPSDMP dalam Peningkatan Pendapatan Pertanian Beririgasi Program IPDMIP, mulai dari hulu sampai hilir. Ketiganya yakni Peningkatan Produktivitas dan Layanan Pertanian, Peningkatan Akses dan Layanan Pasar, dan Peningkatan Penggunaan Layanan Keuangan.
“Semuanya melalui pendekatan penyuluhan, karena tugas utama kami memperbaiki sikap, cara pandang, dan cara bertindaknya petani dalam mengelola usaha taninya,” ujar Pamela.
Dia menjelaskan, wilayah-wilayah yang petaninya mendapat pendampingan dalam Program IPDMIP merupakan wilayah yang memiliki jaringan irigasi yang belum tertata dengan baik. Oleh karena itu, Pamela mengatakan Bali yang telah memiliki jaringan irigasi baik tidak masuk dalam program IPDMIP.
“Bali kalau dari sisi irigasi bagus, yang menjadi fokus pemilihan lokasi adalah berangkat dari jaringan irigasi yang rusak. Dari 7 hektare lokasi pertanian kita (di Indonesia) separuhnya kondisi buruk,” ungkap Pamela. 7 cr78
Komentar