Yuk, Ketahui Jenis Cek Gula Darah untuk Kesehatan
DIABETES melitus (DM) merupakan satu dari 10 penyebab kematian terbanyak di dunia versi WHO (World Health Organization) tahun 2021.
Penyakit ini terbentuk akibat ketidakmampuan tubuh seseorang dalam memproduksi hormon insulin dan ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Melihat kondisi demikian, maka pemeriksaan diabetes baik secara mandiri atau melalui fasilitas-fasilitas kesehatan merupakan hal yang penting untuk dilakukan, sehingga masyarakat bisa mendapatkan diagnosa dini, dan bisa melakukan penanganan sedini mungkin.
Pemeriksaan atau pengecekan gula darah menjadi penting, karena dengan demikian penyakit diabetes melitus dapat segera mendapatkan penanganan sedini mungkin. Sehingga pasien penderita, dapat meminimalisir risiko kematian atau berbagai macam kondisi yang tidak diinginkan.
Apa itu cek gula darah?
Cek gula darah adalah prosedur medis yang bertujuan untuk mengukur kadar gula (glukosa) di dalam tubuh. Hasil pemeriksaan gula darah umumnya terbagi menjadi tiga, yakni normal, tinggi, dan rendah. Hasil kondisi gula darah dapat dikatakan baik apabila masuk ke rentang normal. Tubuh dapat dikatakan sehat apabila mempunyai tingkat gula darah yang stabil. Tetapi, gula darah yang terlalu rendah dan tinggi dapat mengganggu kesehatan.
Mengapa harus memeriksa gula darah?
Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh gula darah tanpa kita sadari sering diam-diam mengancam. Maka dari itu, tidak ada salahnya untuk melakukan pengecekan gula darah. Inilah pentingnya cek gula darah secara umum:
1. Membantu memahami kondisi gula darah dalam tubuh
2. Mendeteksi penyakit serius lebih dini
3. Memotivasi untuk memulai gaya hidup sehat agar gula darah stabil
4. Memberi wawasan tentang faktor yang mempengaruhi gula darah
Khusus penderita diabetes, pemeriksaan gula darah adalah hal wajib yang harus dilakukan rutin sesuai arahan dokter. Berikut beberapa alasannya:
1. Memantau perkembangan obat-obatan untuk diabetes terhadap tingkat gula darah
2. Menentukan seberapa baik kemajuan kesehatan selama pengobatan
3. Mengidentifikasi masalah obat insulin yang dikonsumsi
Kapan perlu melakukan cek gula darah?
Gangguan kesehatan terkait gula darah biasanya ditunjukkan dari berbagai macam kondisi atau gejala. Pemeriksaan sebaiknya dimulai jika mulai mengalami gejala:
1.Rasa haus yang meningkat
2. Buang air kecil menjadi lebih sering
3. Rasa lapar meningkat
4. Pandangan kabur
5. Mudah lelah
6. Luka yang sukar sembuh
7. Cemas
8. Berkeringat
9. Tubuh gemetar
10. Merasa kelaparan
11. Kebingungan atau linglung
12. Lemas
Jenis Tes Gula Darah
Berikut ini adalah macam-macam tes gula darah yang biasa dilakukan:
1. Tes Gula Darah Sewaktu
Tes ini dilakukan untuk mengukur kadar glukosa darah pada jam tertentu secara acak. Untuk menjalani tes ini, penderita tidak perlu berpuasa terlebih dahulu. Bila hasil tes gula darah sewaktu menunjukkan kadar gula 200 mg/dL atau lebih, maka penderita bisa dikatakan positif mengidap diabetes. Kadar gula darah acak normal adalah <200 mg/dL.
2. Tes Gula Darah Puasa
Tes ini dilakukan untuk mengukur kadar glukosa darah penderita diabetes melitus dalam kondisi puasa. Untuk menjalani tes ini, penderita akan diminta untuk berpuasa terlebih dahulu selama 8 jam. Setelah itu, baru akan diambil sampel darahnya untuk mengetahui kadar gula darahnya.
• Kadar gula darah normal: <100 mg/dL
• Kadar gula darah prediabetes: 100-125 mg/dL
• Kadar gula darah tinggi : ≥126 mg/dL
3. Tes Gula Darah Dua Jam Setelah Makan
Tes gula darah post prandial dilakukan 2 jam setelah pasien makan, dan biasanya dikerjakan setelah tes gula darah puasa. Tes ini dapat menggambarkan kemampuan tubuh dalam mengontrol kadar gula dalam darah, yang terkait dengan jumlah serta sensitivitas insulin di dalam tubuh. Sepuluh menit setelah makan, kadar gula darah akan mulai mengalami kenaikan dan mencapai puncaknya setelah 2 jam. Setelah 2 jam, gula darah akan turun kembali ke kondisi normal.
• Kadar gula darah normal : < 140 mg/dL
• Kadar gula darah prediabetes : 140-199 mg/dL
• Kadar gula darah tinggi : > 200 mg/dL
4. Tes Hemoglobin A1c (HbA1c)
Pemeriksaan gula darah ini menunjukkan kadar gula darah rata-rata selama dua atau tiga bulan. Pemeriksaan ini adalah untuk mengukur presentase gula darah yang melekat pada hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Semakin tinggi kadar gula darah maka semakin tinggi kadar gula dalam hemoglobin. Selain itu, pemeriksaan HbA1c juga dapat dipakai untuk menilai kualitas pengendalian DM karena hasil pemeriksaan HbA1c tidak dipengaruhi oleh asupan makanan, obat, maupun olahraga sehingga dapat dilakukan kapan saja tanpa ada persiapan khusus atau tidak perlu berpuasa terlebih dahulu.
Berikut adalah kategori kadar glukosa menurut hasil ceh HbA1c :
• Kadar HbA1C normal : <5,7%
• Kadar HbA1C prediabetes : 5,7-6,4%
• Kadar HbA1C tinggi : ≥6,5%
5. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa sebelum dan sesudah meminum 75 mg cairan glukosa. Anda akan diminta untuk berpuasa semalaman (setidaknya selama 8 jam) sebelum tes dilakukan. Pengambilan darah juga dilakukan untuk menentukan kadar gula darah puasa Anda.
Kemudian, Anda akan diminta untuk meminum cairan glukosa tersebut dan memeriksakan kadar glukosa pada 2 jam sesudahnya.
Berikut adalah kategori kadar glukosa menurut hasil cek TTGO:
• Normal: lebih dari atau sama dengan 140 mg/dl.
• Prediabetes: 140-199 mg/dl.
• Diabetes: lebih dari atau sama dengan 200 mg/dl
Pengaruh Kadar Gula Darah pada Kesehatan
Kadar gula darah normal tergantung dari tes apa yang digunakan. Misalkan untuk tes toleransi glukosa, kadar normalnya adalah 140 mg/dL. Kondisi gula darah yang terlalu rendah atau terlalu tinggi tidak baik untuk kondisi kesehatan. Jika gula darah dalam tubuh di bawah batas normal, maka kemungkinan besar dapat mengalami hipoglikemia atau gula darah rendah. Akibat gula darah yang rendah, bisa sering merasakan kecemasan berlebih, pusing, dan hilang keseimbangan. Salah satu faktor utama mengapa gula darah bisa di bawah kadar normal adalah sering menunda atau melewatkan jam makan serta kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat. Sedangkan bila gula darah di atas normal, bisa mengalami hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi. Kondisi ini terjadi jika menjalani gaya hidup tidak sehat dan melewatkan dosis obat dari dokter bagi penderita diabetes. Akibatnya, akan mengalami penglihatan buram, sering buang air dan merasa haus, sakit kepala, dan luka yang tak kunjung sembuh.
Cara Menjaga Gula Darah Tetap Stabil
Bagaimana cara menjaga gula darah agar tetap stabil?
1. Rutin Berolahraga
Tak hanya mampu menjaga berat badan, berolahraga secara rutin rupanya juga mampu menjaga kadar gula darah tetap normal dan meningkatkan sensitivitas insulin yang berdampak pada efektivitas penggunaan gula dalam aliran darah.
Lakukan kegiatan ringan seperti berjalan kaki santai setiap harinya selama 30 menit.
2. Perhatikan Konsumsi Makanan
Tanpa disadari, makanan yang dikonsumsi mengandung gula. Bukan berarti perlu berhenti makan, tetapi perlu lebih memperhatikan makanan yang dikonsumsi tiap hari. Dengan begitu akan dapat menyeimbangkan kadar gula dalam tubuh.
3. Kelola Stres
Stres yang tidak terkontrol meningkatkan gula darah. Ketika mengalami stres, tubuh akan memproduksi glucagon dan cortisol yang mampu meningkatkan level gula darah. Sebuah studi juga menjelaskan bahwa melakukan olahraga, meditasi, dan relaksasi terbukti efektif untuk mengurangi stres.
4. Tidur Cukup dan Berkualitas
Kurang tidur dan kebiasaan tidur yang buruk bisa mempengaruhi kadar gula darah dan sensitivitas insulin yang pada akhirnya meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. The National Sleep Foundation memberikan informasi bahwa waktu tidur cukup adalah 7 – 8 jam per hari. Hindari minum kopi dan alkohol di malam hari dan buatlah kamar tidur senyaman mungkin agar tidur semakin nyenyak. 7
Oleh: dr Dewa Ayu Agung Dwita Arthaningsih
1
Komentar