Koster Akui Masih Banyak ‘PR’
Target Rampungkan Akses Terkoneksi di Bali Jika Terpilih Lagi
Kalau shortcut rampung semua akan disiapkan shuttle bus, supaya warga Buleleng yang bekerja di Denpasar bisa bolak-balik, seperti Jakarta-Bogor atau Jakarta-Bekasi
SINGARAJA, NusaBali
Jelang akhir masa jabatannya Gubernur Bali, Wayan Koster mengaku masih memiliki banyak tugas untuk pembangunan Bali. Sederet rencana dan konsep pembangunan pun sudah dicatat rapat dalam kepalanya. Pembangunan infrastruktur jalan dan pengembangan akses transportasi akan menjadi prioritas jika terpilih kembali menjadi gubernur pada periode kedua.
Rancangan pembangunan infrastruktur Bali disampaikannya saat menyerahkan SK Penjabat (Pj) Bupati Buleleng di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja, Sabtu (27/8). Pembangunan akses transportasi darat dan laut menjadi prioritas dan akan dibangun dengan konektivitas baik, sehingga menjangkau seluruh daerah di Bali.
“Banyak yang harus saya jalankan di periode kedua. Pertama infrastruktur jalan lingkar Bali, jalan tengah Bali, supaya semua akses terkoneksi. Lintas Raya Terpadu (LRT) atau kereta api ringan (Light Rail Transit) juga sedang studi Korea bersama Bappenas dan Australia. Mudah-mudahan lancar, tahun 2024 kalau tidak tahun 2025 dibangun,” terang Koster yang akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Gubernur Bali periode 2018-2023 pada 5 September nanti. Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini mengatakan jalur LRT itu dirancang dari Bandara Ngurah Rai menuju sentral parkir, Seminyak, Mengwi, Pusat Kebudayaan Bali dan Klungkung.
Selain itu dia juga mengaku punya PR untuk menata akses menuju Pura Besakih. Sebab akses menuju Besakih terutama di kawasan Kintamani, Bangli, seringkali memicu kemacetan saat hari piodalan. “Kawasannya sudah ditata yang belum adalah aksesnya menuju Besakih. Ini harus juga supaya jalur tidak macet lagi. Dari Denpasar tidak lagi lewat Bukit Jambul akan kita buatkan jalan baru. Yang dari Buleleng juga nanti biar tidak lagi lewat depan Pura Batur,” papar Koster. Selain itu, proses pembangunan shortcut Buleleng-Mengwitani saat ini juga sedang proses pembangunan titik 7D dan 7E.
Rencananya shortcut akan dilanjutkan ke titik 9-10 hingga titik 11-12. Koster menyebut ke depannya merancang persiapan shuttle bus Singaraja-Denpasar dengan jarak tempuh 1,5 jam perjalanan. “Kalau shortcut sudah jadi semua nanti saya akan siapkan shuttle bus, supaya warga Buleleng tidak perlu lagi tinggal di Denpasar. Yang bekerja di Denpasar bisa bolak-balik, seperti Jakarta-Bogor atau Jakarta-Bekasi,” imbuh mantan anggota DPR RI ini.
Sementara itu pengembangan pariwisata bahari juga menjadi garis besar pembangunan Bali. Sejumlah pelabuhan di pesisir laut Bali juga akan ditata untuk angkutan logistik dan pariwisata bahari keliling Bali. Sehingga satu titik pelabuhan maupun dermaga yang ada di Bali saling terhubung dan menyeimbangkan perekonomian.
“Kalau konsep sih bisa kita ajak ahli. Tapi kalau konsep ada, uang tidak ada, ya tidak bisa jadi. Tentu hubungan baik dengan pusat harus dijaga biar pembangunan Bali tidak stuck (tidak bergerak, Red),” kata Gubernur Koster. Untuk diketahui masa jabatan Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) akan berakhir pada 5 September 2023 mendatang. Selanjutnya Provinsi Bali akan dipimpin Penjabat Gubernur (Pj) hingga Gubernur-Wakil Gubernur Bali definitif hasil Pilkada 2024 dilantik. Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama sebelumnya mengatakan DPRD Bali telah menyerahkan tiga nama kandidat Pj Gubernur Bali kepada Mendagri. Ketiga kandidat tersebut, yakni Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra, Staf Khusus Bidang Keamanan dan Hukum Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Irjen Pol Sang Made Mahendra Jaya dan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Bappenas (Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional) Ervan Maksum.
Siapakah yang akan menjabat Pj Gubernur Bali? Kini, nama-nama Pj Gubernur Bali masih digodok. "Kemendagri sudah menerima usulan nama-nama Pj dari DPRD Provinsi Bali dan kementerian atau lembaga terkait. Usulan nama itu, saat ini sedang dibahas di level eselon satu," ujar Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri, Benni Irwan kepada NusaBali, Kamis (24/8) lalu. Usulan nama-nama Pj Gubernur dari DPRD Provinsi Bali dan kementerian atau lembaga terkait dibahas di eselon satu dari segi profiling mereka. Apakah kandidat yang diusulkan tersebut memenuhi syarat.
Nantinya akan ditentukan tiga nama yang akan dibawa ke sidang TPA (Tim Penilaian Akhir). Dalam sidang TPA dibahas secara mendalam dan intens untuk diputuskan siapa yang menjadi Pj Gubernur Bali. Sidang TPA dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Sampai saat ini, kami masih menunggu jadwal dari Sekretaris Kabinet mengenai sidang TPA. Kami harap, sebelum 5 September sudah ada keputusan. Kita tunggu saja dan doakan yang terbaik untuk Provinsi Bali," terang Benni. Benni menjelaskan, seandainya tanggal 4 atau 5 September sudah ada keputusan, maka Pj Gubernur Bali dilantik pada tanggal 5 September sesuai akhir masa jabatan Gubernur Bali periode 2018-2023. 7 k23
Jelang akhir masa jabatannya Gubernur Bali, Wayan Koster mengaku masih memiliki banyak tugas untuk pembangunan Bali. Sederet rencana dan konsep pembangunan pun sudah dicatat rapat dalam kepalanya. Pembangunan infrastruktur jalan dan pengembangan akses transportasi akan menjadi prioritas jika terpilih kembali menjadi gubernur pada periode kedua.
Rancangan pembangunan infrastruktur Bali disampaikannya saat menyerahkan SK Penjabat (Pj) Bupati Buleleng di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja, Sabtu (27/8). Pembangunan akses transportasi darat dan laut menjadi prioritas dan akan dibangun dengan konektivitas baik, sehingga menjangkau seluruh daerah di Bali.
“Banyak yang harus saya jalankan di periode kedua. Pertama infrastruktur jalan lingkar Bali, jalan tengah Bali, supaya semua akses terkoneksi. Lintas Raya Terpadu (LRT) atau kereta api ringan (Light Rail Transit) juga sedang studi Korea bersama Bappenas dan Australia. Mudah-mudahan lancar, tahun 2024 kalau tidak tahun 2025 dibangun,” terang Koster yang akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Gubernur Bali periode 2018-2023 pada 5 September nanti. Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini mengatakan jalur LRT itu dirancang dari Bandara Ngurah Rai menuju sentral parkir, Seminyak, Mengwi, Pusat Kebudayaan Bali dan Klungkung.
Selain itu dia juga mengaku punya PR untuk menata akses menuju Pura Besakih. Sebab akses menuju Besakih terutama di kawasan Kintamani, Bangli, seringkali memicu kemacetan saat hari piodalan. “Kawasannya sudah ditata yang belum adalah aksesnya menuju Besakih. Ini harus juga supaya jalur tidak macet lagi. Dari Denpasar tidak lagi lewat Bukit Jambul akan kita buatkan jalan baru. Yang dari Buleleng juga nanti biar tidak lagi lewat depan Pura Batur,” papar Koster. Selain itu, proses pembangunan shortcut Buleleng-Mengwitani saat ini juga sedang proses pembangunan titik 7D dan 7E.
Rencananya shortcut akan dilanjutkan ke titik 9-10 hingga titik 11-12. Koster menyebut ke depannya merancang persiapan shuttle bus Singaraja-Denpasar dengan jarak tempuh 1,5 jam perjalanan. “Kalau shortcut sudah jadi semua nanti saya akan siapkan shuttle bus, supaya warga Buleleng tidak perlu lagi tinggal di Denpasar. Yang bekerja di Denpasar bisa bolak-balik, seperti Jakarta-Bogor atau Jakarta-Bekasi,” imbuh mantan anggota DPR RI ini.
Sementara itu pengembangan pariwisata bahari juga menjadi garis besar pembangunan Bali. Sejumlah pelabuhan di pesisir laut Bali juga akan ditata untuk angkutan logistik dan pariwisata bahari keliling Bali. Sehingga satu titik pelabuhan maupun dermaga yang ada di Bali saling terhubung dan menyeimbangkan perekonomian.
“Kalau konsep sih bisa kita ajak ahli. Tapi kalau konsep ada, uang tidak ada, ya tidak bisa jadi. Tentu hubungan baik dengan pusat harus dijaga biar pembangunan Bali tidak stuck (tidak bergerak, Red),” kata Gubernur Koster. Untuk diketahui masa jabatan Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) akan berakhir pada 5 September 2023 mendatang. Selanjutnya Provinsi Bali akan dipimpin Penjabat Gubernur (Pj) hingga Gubernur-Wakil Gubernur Bali definitif hasil Pilkada 2024 dilantik. Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama sebelumnya mengatakan DPRD Bali telah menyerahkan tiga nama kandidat Pj Gubernur Bali kepada Mendagri. Ketiga kandidat tersebut, yakni Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra, Staf Khusus Bidang Keamanan dan Hukum Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Irjen Pol Sang Made Mahendra Jaya dan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Bappenas (Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional) Ervan Maksum.
Siapakah yang akan menjabat Pj Gubernur Bali? Kini, nama-nama Pj Gubernur Bali masih digodok. "Kemendagri sudah menerima usulan nama-nama Pj dari DPRD Provinsi Bali dan kementerian atau lembaga terkait. Usulan nama itu, saat ini sedang dibahas di level eselon satu," ujar Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri, Benni Irwan kepada NusaBali, Kamis (24/8) lalu. Usulan nama-nama Pj Gubernur dari DPRD Provinsi Bali dan kementerian atau lembaga terkait dibahas di eselon satu dari segi profiling mereka. Apakah kandidat yang diusulkan tersebut memenuhi syarat.
Nantinya akan ditentukan tiga nama yang akan dibawa ke sidang TPA (Tim Penilaian Akhir). Dalam sidang TPA dibahas secara mendalam dan intens untuk diputuskan siapa yang menjadi Pj Gubernur Bali. Sidang TPA dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Sampai saat ini, kami masih menunggu jadwal dari Sekretaris Kabinet mengenai sidang TPA. Kami harap, sebelum 5 September sudah ada keputusan. Kita tunggu saja dan doakan yang terbaik untuk Provinsi Bali," terang Benni. Benni menjelaskan, seandainya tanggal 4 atau 5 September sudah ada keputusan, maka Pj Gubernur Bali dilantik pada tanggal 5 September sesuai akhir masa jabatan Gubernur Bali periode 2018-2023. 7 k23
Komentar