Bandara Ngurah Rai Terbaik se-Asia Tenggara
Bidang Efisiensi Energi dan Pengembangan Energi Terbarukan
MANGUPURA, NusaBali - Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menjadi bandara terbaik se-Asia Tenggara dan berhasil meraih penghargaan prestisius terkait manajemen energi tingkat internasional.
Penghargaan terhadap bandara yang terletak di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung ini karena dinilai berhasil dalam efisiensi energi serta pengembangan energi terbarukan.
Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi menerangkan bandara yang merupakan pintu gerbang udara Pulau Dewata ini dinobatkan sebagai pemenang kategori 'Energy Management in Buildings and Industries - Buildings - Large Buildings' dalam ajang ASEAN Energy Awards 2023 yang diselenggarakan oleh ASEAN Centre for Energy (ACE). ASEAN Energy Award adalah penghargaan tertinggi yang diberikan kepada entitas usaha dalam bidang efisiensi energi dan pengembangan energi terbarukan di regional Asia Tenggara. "Kami sangat bangga dan bersyukur atas pencapaian ini. Pencapaian yang diraih Bandara Ngurah Rai semakin menegaskan bahwa AP1 sebagai perusahaan pengelola bandara berkomitmen penuh dalam upaya-upaya pelestarian lingkungan melalui konservasi energi," ujar Faik, Minggu (27/8).
Faik Fahmi mengaku kalau penghargaan ini sekaligus melengkapi capaian yang sebelumnya diraih Bandara Ngurah Rai di bidang manajemen energi, yakni Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi (PSBE) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang diraih di tahun 2022 silam, serta Energy Management Insight Award yang diselenggarakan oleh The Clean Energy Ministerial (CEM) pada Juni 2023 lalu. "Bandara Ngurah Rai merupakan wakil Indonesia dalam kategori penghargaan ASEAN Energy Efficiency and Conservation Best Practices Awards. Ini menjadi catatan positif bagi AP I selaku pengelola bandara," ungkapnya seraya mengaku penghargaan itu diberikan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).
Masih menurut dia, Bandara Ngurah Rai adalah bandara pertama di bawah pengelolaan AP I sekaligus merupakan bandara pionir di regional Asia Tenggara yang berhasil meraih sertifikat ISO 50001:2018 Sistem Manajemen Energi, setelah sebelumnya ditunjuk oleh Kementerian ESDM sebagai salah satu infrastruktur pilot project penerapan ISO tersebut. Dalam implementasinya, Bandara Ngurah Rai menerapkan sejumlah langkah dan kebijakan yang berorientasi pada aspek kelestarian lingkungan hidup dan konservasi energi, serta penggunaan teknologi yang ramah energi, di antaranya sensor photoelectric pada eskalator dan travelator di terminal, penerapan building automatic system (BAS) untuk mengontrol perangkat elektronik di terminal penumpang.
"Selain itu ada juga penggunaan sistem monitoring distribusi air bersih, penggunaan lampu LED di terminal penumpang dan area sisi udara, serta penggunaan lampu jalan bertenaga surya (solar street lights) di area pejalan kaki di bandara," rincinya
Selain itu, untuk mendukung penggunaan energi baru terbarukan (EBT), pihaknya bersama anak usahanya membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berupa photovoltaic power plant dengan kapasitas 155 kWp. Penggunaan PLTS ini turut berkontribusi terhadap penurunan gas karbondioksida (CO2) sebesar 119 ton. Atas berbagai upaya itu, Bandara Ngurah Rai berhasil melakukan penghematan energi sebesar 26.592 MWh atau setara dengan penghematan biaya listrik sebesar Rp 27,8 miliar pada rentang tahun 2020 hingga 2022. Penghematan energi tersebut mengalami peningkatan sebesar 44 persen dalam rentang periode 2 tahun terakhir. "Selain berhasil melaksanakan penghematan energi, Bandara Ngurah Rai juga berhasil mencatatkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) atau greenhouse gas sebesar 21.008 metrik ton CO2," pungkasnya. 7 dar
Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi menerangkan bandara yang merupakan pintu gerbang udara Pulau Dewata ini dinobatkan sebagai pemenang kategori 'Energy Management in Buildings and Industries - Buildings - Large Buildings' dalam ajang ASEAN Energy Awards 2023 yang diselenggarakan oleh ASEAN Centre for Energy (ACE). ASEAN Energy Award adalah penghargaan tertinggi yang diberikan kepada entitas usaha dalam bidang efisiensi energi dan pengembangan energi terbarukan di regional Asia Tenggara. "Kami sangat bangga dan bersyukur atas pencapaian ini. Pencapaian yang diraih Bandara Ngurah Rai semakin menegaskan bahwa AP1 sebagai perusahaan pengelola bandara berkomitmen penuh dalam upaya-upaya pelestarian lingkungan melalui konservasi energi," ujar Faik, Minggu (27/8).
Faik Fahmi mengaku kalau penghargaan ini sekaligus melengkapi capaian yang sebelumnya diraih Bandara Ngurah Rai di bidang manajemen energi, yakni Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi (PSBE) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang diraih di tahun 2022 silam, serta Energy Management Insight Award yang diselenggarakan oleh The Clean Energy Ministerial (CEM) pada Juni 2023 lalu. "Bandara Ngurah Rai merupakan wakil Indonesia dalam kategori penghargaan ASEAN Energy Efficiency and Conservation Best Practices Awards. Ini menjadi catatan positif bagi AP I selaku pengelola bandara," ungkapnya seraya mengaku penghargaan itu diberikan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).
Masih menurut dia, Bandara Ngurah Rai adalah bandara pertama di bawah pengelolaan AP I sekaligus merupakan bandara pionir di regional Asia Tenggara yang berhasil meraih sertifikat ISO 50001:2018 Sistem Manajemen Energi, setelah sebelumnya ditunjuk oleh Kementerian ESDM sebagai salah satu infrastruktur pilot project penerapan ISO tersebut. Dalam implementasinya, Bandara Ngurah Rai menerapkan sejumlah langkah dan kebijakan yang berorientasi pada aspek kelestarian lingkungan hidup dan konservasi energi, serta penggunaan teknologi yang ramah energi, di antaranya sensor photoelectric pada eskalator dan travelator di terminal, penerapan building automatic system (BAS) untuk mengontrol perangkat elektronik di terminal penumpang.
"Selain itu ada juga penggunaan sistem monitoring distribusi air bersih, penggunaan lampu LED di terminal penumpang dan area sisi udara, serta penggunaan lampu jalan bertenaga surya (solar street lights) di area pejalan kaki di bandara," rincinya
Selain itu, untuk mendukung penggunaan energi baru terbarukan (EBT), pihaknya bersama anak usahanya membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berupa photovoltaic power plant dengan kapasitas 155 kWp. Penggunaan PLTS ini turut berkontribusi terhadap penurunan gas karbondioksida (CO2) sebesar 119 ton. Atas berbagai upaya itu, Bandara Ngurah Rai berhasil melakukan penghematan energi sebesar 26.592 MWh atau setara dengan penghematan biaya listrik sebesar Rp 27,8 miliar pada rentang tahun 2020 hingga 2022. Penghematan energi tersebut mengalami peningkatan sebesar 44 persen dalam rentang periode 2 tahun terakhir. "Selain berhasil melaksanakan penghematan energi, Bandara Ngurah Rai juga berhasil mencatatkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) atau greenhouse gas sebesar 21.008 metrik ton CO2," pungkasnya. 7 dar
1
Komentar