Kementerian ESDM akan Sosialisasi Terkait Foto Seismik
Temuan Potensi Gas Alam di Bali Utara
DENPASAR, NusaBali - Terkait adanya potensi temuan gas alam di Bali utara, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) RI akan melakukan sosialisasi ke berbagai pihak.
Sosialisasi tersebut juga menyertakan Pemprov Bali, khususnya Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali. Sosialisasi dimaksudkan agar masyarakat memahami, karena nantinya kemungkinan ada kapal yang lalu lalang untuk melakukan foto seismik. Kegiatan foto seismik itu merupakan bagian dari proses, sebelum nantinya diputuskan apakah potensi gas tersebut layak dieksplorasi atau tidak.
Hal tersebut terungkap di sela Seminar Bali Net Zero Emition 2045 di Kantor Dinas Tenaga Kerja-Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bali di Jalan Raya Puputan, Denpasar, Senin (27/8). “Sebelum dieksplore akan dicek dulu, dipetakan secara foto seismik,” ujar Analis Kebijakan Muda, Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali, I Gusti Bagus Setiyawan.
Kata IGB Setiyawan, apakah potensi itu layak atau tidak diteruskan untuk eksplorasi, baru akan dipastikan tahun 2025 mendatang. Dari proses, potensi baru akan kelihatan pada tahun 2024. Selanjutnya proses pengerjaan selama setahun sampai 2025. “Jadi masih panjang prosesnya. Sementara ini foto seismik dan sosialisasi dulu,” terangnya.
Pemprov Bali lanjut IGB Setiyawan, memang dilibatkan dalam kegiatan yang berhubungan dengan potensi gas di Bali utara ini. Menurutnya, sudah 3 kali Pemprov diundang terkait kegiatan yang bertalian dengan persiapan-persiapan survei potensi gas tersebut. “Provinsi Bali dilibatkan,” katanya. Dugaan ada potensi gas alam di Bali utara tersebut diketahui dari Kementerian ESDM yang bersurat ke Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali. “Mereka bersurat, kami fasilitasi bersama stakeholder terkait,” jelasnya.
Hal tersebut terungkap di sela Seminar Bali Net Zero Emition 2045 di Kantor Dinas Tenaga Kerja-Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bali di Jalan Raya Puputan, Denpasar, Senin (27/8). “Sebelum dieksplore akan dicek dulu, dipetakan secara foto seismik,” ujar Analis Kebijakan Muda, Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali, I Gusti Bagus Setiyawan.
Kata IGB Setiyawan, apakah potensi itu layak atau tidak diteruskan untuk eksplorasi, baru akan dipastikan tahun 2025 mendatang. Dari proses, potensi baru akan kelihatan pada tahun 2024. Selanjutnya proses pengerjaan selama setahun sampai 2025. “Jadi masih panjang prosesnya. Sementara ini foto seismik dan sosialisasi dulu,” terangnya.
Pemprov Bali lanjut IGB Setiyawan, memang dilibatkan dalam kegiatan yang berhubungan dengan potensi gas di Bali utara ini. Menurutnya, sudah 3 kali Pemprov diundang terkait kegiatan yang bertalian dengan persiapan-persiapan survei potensi gas tersebut. “Provinsi Bali dilibatkan,” katanya. Dugaan ada potensi gas alam di Bali utara tersebut diketahui dari Kementerian ESDM yang bersurat ke Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali. “Mereka bersurat, kami fasilitasi bersama stakeholder terkait,” jelasnya.
Foto: Analis Kebijakan Muda Dinasker dan ESDM Bali, I Gusti Bagus Setiyawan. -NATA
Sementara itu Ketua Center of Excellence Community Based Renewable Energy (CORE) Universitas Udayana (Unud), Prof Ir Ida Ayu Dwi Giriantari mengatakan jika potensi gas itu terbukti, tentu suplai gas ke Bali akan lebih bagus. “Gas itu, meskipun fosil tetapi jauh lebih bersih daripada bahan bakar lainnya,” ujarnya. Soal progres terkait potensi gas tersebut, Giriantari mengatakan hal itu masih di pusat. Terkait kontribusi finansial dari keberadaan gas tersebut (setelah eksplorasi) tentu bergantung letak koordinatnya. Apakah lebih dekat ke Bali atau ke Jawa Timur, itu ada hitung-hitungannya.
Sebelumnya Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto optimistis pemenuhan gas di dalam negeri akan terus membaik. Apalagi untuk jangka panjang Indonesia masih menyimpan cadangan gas yang besar di beberapa titik. “North Bali saat ini diduga punya cadangan besar juga,” ujar Soetjipto dalam Forum Kapasitas Nasional wilayah Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara di Surabaya, 22 Mei 2023 lalu. Soetjipto mengatakan berdasarkan penelitian awal SKK Migas, cadangan gas yang terdapat di perairan pantai utara Bali setara dengan separuh produksi gas di Blok Masela.
Meski begitu dia menyebut potensi itu merupakan hal besar. “Mungkin saat ini tidak sebesar Masela tetapi mungkin separuh, dan itu punya potensi untuk kami alirkan ke Jawa dan daerah lain,” ujar Soetjipto dilansir dari katadata.co.id. Adapun Blok Masela diproyeksikan bisa memproduksi 9,5 juta ton LNG per tahun dan gas pipa sebesar 150 juta standar kaki kubik per hari atau mmscfd. 7 k17
1
Komentar