Program Setara Tingkatkan Pengetahuan Reproduksi Remaja
DENPASAR, NusaBali - Pendidikan kesehatan seksualitas komprehensif Setara (Semangat Dunia Remaja) telah dilakukan selama lima tahun di enam sekolah SMP di Kota Denpasar. Penelitian Studi Global pada Remaja Awal (Global Early Adolescent Study atau GEAS) menunjukkan Setara meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi (kespro) remaja.
Pendidikan Setara berfokus pada lima domain utama yaitu pubertas, ketertarikan dan pacaran, perundungan atau bullying, gender, dan kepercayaan guru. Penelitian yang dilakukan merupakan kolaborasi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Bali dan Rutgers Indonesia dengan dukungan dari peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta.
Beberapa temuan penting GEAS menunjukkan potensi program Pendidikan Seksualitas Komprehensif (Comprehensive Sexual Education-CSE) dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan terkait seksualitas yang sehat pada masa remaja awal.
Temuan ini menunjukkan bahwa pendekatan pendidikan seksualitas komprehensif berbasis hak dapat berkontribusi secara signifikan dalam mendukung perkembangan remaja yang sehat pada kelompok usia yang lebih muda. Peran guru dalam mengeliminasi tabu juga dinilai sangat penting dalam pembentukan keterampilan interpersonal remaja.
"Pengetahuan kesehatan reproduksi adik-adik kelas 1 SMP masih rendah di awal studi. Namun seiring berjalannya waktu 5 tahun diobservasi pengetahuannya membaik," ujar peneliti UGM Anggriyani Wahyu Pinandari SKM, MPH dalam pemaparannya pada acara Diseminasi GEAS, di Denpasar, Senin (28/8).
Hasil penelitian mendorong adanya dukungan kebijakan dan kemitraan strategis dengan pemerintah, baik di tingkat nasional maupun daerah, terutama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk memasukkan materi pendidikan seksualitas komprehensif ke dalam kurikulum wajib di sekolah.
Hasil GEAS ini juga diharapkan dapat menjadi referensi penting bagi para pemangku kepentingan dan pihak terkait dalam menentukan langkah dan kebijakan yang tepat sasaran sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja berbasis hak di Indonesia.
Ketua Pengurus PKBI Bali Dyah Pradnya Paramitha Duarsa dalam kesempatan tersebut mengatakan, merasa tersentuh dan bangga atas diselenggarakan penelitian yang melibatkan para remaja, karena menurutnya para remaja saat ini merupakan insan yang cerdas yang mampu menghadapi masalah-masalah yang terjadi di seputar mereka.
“Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita wajib menyampaikan nilai-nilai yang luhur serta turut terlibat untuk memfasilitasi suara para remaja agar bisa menggali potensi untuk masa depan yang lebih baik," ujar Dyah.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar Anak Agung Wiratama, yang membuka kegiatan diseminasi menyampaikan, melalui hasil penelitian yang disampaikan, bisa menjadi acuan bagi pihaknya dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada para siswa di area Kota Denpasar, khususnya siswa SMP.
“Pendidikan kespro sangat penting untuk diberikan kepada para siswa, sehingga harapannya dapat diimplementasikan di sekolah-sekolah melalui UKS, serta para orangtua tidak lagi menganggap tabu dan melarang anaknya untuk menerima informasi terkait kesehatan reproduksi. Ke depannya, kami tidak hanya memberikan pendidikan kespro ke siswa SMP, tetapi akan kami berikan kepada siswa yang lebih muda yaitu TK dan SD,” jelas Agung Wiratama.
Program Manager Right Here Right Now (RHRN2) Rutgers Indonesia Hastin Atas Asih, menyampaikan GEAS tidak hanya menjadi proyek penelitian yang inovatif, tetapi juga memiliki implikasi langsung pada upaya meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual di lingkungan pendidikan.
“Riset longitudinal ini memungkinkan kita untuk memahami bagaimana modul pembelajaran pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual berbasis hak bernama Setara secara positif mempengaruhi kehidupan para remaja, serta memberdayakan mereka untuk membuat keputusan berdasarkan informasi terkait kesehatan reproduksi dan seksual mereka,” ucapnya. 7 cr78
Beberapa temuan penting GEAS menunjukkan potensi program Pendidikan Seksualitas Komprehensif (Comprehensive Sexual Education-CSE) dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan terkait seksualitas yang sehat pada masa remaja awal.
Temuan ini menunjukkan bahwa pendekatan pendidikan seksualitas komprehensif berbasis hak dapat berkontribusi secara signifikan dalam mendukung perkembangan remaja yang sehat pada kelompok usia yang lebih muda. Peran guru dalam mengeliminasi tabu juga dinilai sangat penting dalam pembentukan keterampilan interpersonal remaja.
"Pengetahuan kesehatan reproduksi adik-adik kelas 1 SMP masih rendah di awal studi. Namun seiring berjalannya waktu 5 tahun diobservasi pengetahuannya membaik," ujar peneliti UGM Anggriyani Wahyu Pinandari SKM, MPH dalam pemaparannya pada acara Diseminasi GEAS, di Denpasar, Senin (28/8).
Hasil penelitian mendorong adanya dukungan kebijakan dan kemitraan strategis dengan pemerintah, baik di tingkat nasional maupun daerah, terutama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk memasukkan materi pendidikan seksualitas komprehensif ke dalam kurikulum wajib di sekolah.
Hasil GEAS ini juga diharapkan dapat menjadi referensi penting bagi para pemangku kepentingan dan pihak terkait dalam menentukan langkah dan kebijakan yang tepat sasaran sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja berbasis hak di Indonesia.
Ketua Pengurus PKBI Bali Dyah Pradnya Paramitha Duarsa dalam kesempatan tersebut mengatakan, merasa tersentuh dan bangga atas diselenggarakan penelitian yang melibatkan para remaja, karena menurutnya para remaja saat ini merupakan insan yang cerdas yang mampu menghadapi masalah-masalah yang terjadi di seputar mereka.
“Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita wajib menyampaikan nilai-nilai yang luhur serta turut terlibat untuk memfasilitasi suara para remaja agar bisa menggali potensi untuk masa depan yang lebih baik," ujar Dyah.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar Anak Agung Wiratama, yang membuka kegiatan diseminasi menyampaikan, melalui hasil penelitian yang disampaikan, bisa menjadi acuan bagi pihaknya dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada para siswa di area Kota Denpasar, khususnya siswa SMP.
“Pendidikan kespro sangat penting untuk diberikan kepada para siswa, sehingga harapannya dapat diimplementasikan di sekolah-sekolah melalui UKS, serta para orangtua tidak lagi menganggap tabu dan melarang anaknya untuk menerima informasi terkait kesehatan reproduksi. Ke depannya, kami tidak hanya memberikan pendidikan kespro ke siswa SMP, tetapi akan kami berikan kepada siswa yang lebih muda yaitu TK dan SD,” jelas Agung Wiratama.
Program Manager Right Here Right Now (RHRN2) Rutgers Indonesia Hastin Atas Asih, menyampaikan GEAS tidak hanya menjadi proyek penelitian yang inovatif, tetapi juga memiliki implikasi langsung pada upaya meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual di lingkungan pendidikan.
“Riset longitudinal ini memungkinkan kita untuk memahami bagaimana modul pembelajaran pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual berbasis hak bernama Setara secara positif mempengaruhi kehidupan para remaja, serta memberdayakan mereka untuk membuat keputusan berdasarkan informasi terkait kesehatan reproduksi dan seksual mereka,” ucapnya. 7 cr78
Komentar