9 DPC Kompak Daftarkan Koster
Yakin dapat rekomendasi, KBS buka pintu bagi partai lain untuk ikut dukung dirinya di Pilgub Bali 2018
Proses Berita Acara Pendaftaran Gunakan Basa Bali Alus Singgih
DENPASAR, NusaBali
Seluruh 9 DPC PDIP Kabupaten/Kota se-Bali bulat usung Ketua DPD PDIP Bali, Dr Ir Wayan Koster MM, sebagai Calon Gubernur (Cagub) Bali ke Pilgub 2018. Para Ketua DPC PDIP pun telah resmi mendaftarkan Wayan Koster yang berjuluk KBS (Koster Bali Satu) ke Sekretariat DPD PDIP Bali, Jalan Banteng Baru Niti Mandala Denpasar, Selasa (4/7) sore.
Para nakhoda partai yang kompak mendaftarkan KBS ke Sekretariat DPD PDIP Bali, Selasa sore pukul 16.00 Wita, masing-masing Ketua DPC PDIP Denpasar I Gusti Ngurah Gede, Ketua DPC PDIP Badung I Nyoman Giri Prasta, Ketua DPC PDIP Tabanan I Komang Gede Sanjaya, Ketua DPC PDIP Jembrana Made Kembang Hartawan, Ketua DPC PDIP Buleleng Putu Agus Suradnyana, Ketua DPC PDIP Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Ketua DPC PDIP Gianyar Made Agus Mahayastra, Ketua DPC PDIP Klungkung AA Gede Anom, dan Ketua DPC PDIP Karangasem I Gede Dana.
KBS, politisi militan PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang notabene anggota Komisi X DPR RI tiga periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2019), juga hadir langsung dalam pendaftaran kandidat Cagub Bali yang dilakukan para Ketua DPC PDIP Kabupaten/Kota se-Bali ke Sekretariat DPD PDIP Bali kemarin. Mereka disambut Ketua Panitia Penjaringan (Tim 9 ) Nawa Sanga yang dipimpin I Wayan Sutena (Wakil Ketua DPD PDIP Bali). Agenda ini juga disaksikan Ketua PHDI Bali, Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana.
Pendaftaran KBS kemarin sore terbilang unik. Sebab, seluruh proses berita acara pendaftaran menggunakan Basa Bali Alus Singgih (Bahasa Bali Halus untuk penya-mpaian kepada wangsa). Sebelum masuk agenda utama, ada prosesi ritual Mejaya-jaya di Pura Sekretariat DPD PDIP Baliu, yang dipuput Ida Sri Bhagawan Putra Natha.
Bertindak sebagai prawakata (pembawa acara) dalam proses pendaftaran KBS kemarin adalah I Ketut Suiasa, politisi Golkar yang kini Wakil Bupati Badung. Ketut Suiasa pun menggunakan bahasa pengantar Basa Bali Alus Singgih. Pantauan NusaBali, proses pengembalian formulir sekaligus pendaftaran KBS sebagai kandidat Cagub Bali 2018 berjalan layaknya orang mamadik (meminang) dalam rangkaian upacara pawiwahan (perkawinan). Dimulai dengan ritual matur piuning (penyampaian) dari Ketua DPC PDIP Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, yang ditunjuk sebagai perwakilan para Ketua DPC PDIP se-Bali.
“Titiyang kapakusara olih sameton Ketua DPC PDIP sejebag Bali jagi mapiteges lan mataken ring calon gubernur druwene. Napike sampun sumangkem jagi ngamiletin pacentokan Pemilihan Gubernur 2018 (Saya ditunjuk mewakili Ketua DPC PDIP se-Bali ingin menanyakan, apakah Calon Gubernur memang benar siap maju ke Pilgub Bali 2018, Red)?” tanya Ngurah Gede.
Ditanya seperti itu, KBS pun lantas menjawab dengan Bahasa Bali Halus Singgih pula. “Titiyiang saking manah suci ning nirmala, sujati jagi nyarengin pacentokan Pemilihan Gubernur Bali ring warsa 2018 (Saya dari hati yang tulus dan suci memang benar-benar ingin mencalonkan diri ke Pilgub Bali 2018, Red),” jawab KBS yang disambut tepuk tangan.
Dalam kesempatan itu, juga dibacakan berita acara dukungan dari seluruh DPC PDIP Kabupaten/Kota se-Bali, yang sebelumnya sudah melaksanakan proses di masing-masing Graha Stana (Kantor DPC PDIP). Berita acara dukungan itu dibacakan Sekretaris Tim Nawa Sanga (Panitia Penjaringan), I Made Suparta.
Seusai penyerahan pendaftaran kemarin sore, KBS sempat mendapatkan wejangan dari Ida Sri Bhagawan Putra Natha, dengan materi yang sangat padat, mulai soal ke-pemimpinan yang di dalamnya ada unsur Asta Brata (8 teori kepemimpinan menurut Hindu). KBS pun diberi pesan, kalau nanti menjadi pemimpin, jadilah pemimpin jagat dengan dharma (kebenaran).
Sementara itu, seusai pendaftaran di Sekretariat DPD PDIP Bali kemarin sore, KBS menegaskan dirinya mengikuti proses dari bawah, di mana dukungan muncul dari seluruh 9 DPC PDIP Kabupaten/Kota se-Bali. Calon Gubernur-nya pun tunggal, yakni Wayan Koster. “Yang diusulkan DPC PDIP se-Bali bulat ke Wayan Koster. Prosesnya sesuai de-ngan tahapan dan diputuskan DPD Partai. Kami pilih hari ini (kemarin) mendaftar di DPD PDIP Bali. Sebagai calon, kami harus ikuti proses ini,” ujar KBS.
Jadi, untuk internal DPD PDIP Bali, kata KBS, sudah final calonnya tunggal. Untuk proses tetap dibuka pendaftaran calon bagi yang akan ikut berpartisipasi, baik posisi Cagub maupun Cawagub (Calon Wakil Gubernur). “Ini sesuatu yang dimungkinkan bagi non kader. Kalau untuk partai, sudah putus satu nama yakni Wayan Koster. Itu secara institusional. Yang di luar partai tetap kita proses,” beber politisi-akademisi bergelar Doktor Ilmu Matematika jebolan ITB Bandung ini.
Ketika ditanya soal Paket KBS-Ace (Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace), menurut Koster, rekomendasi sepenuhnya merupakan kewenangan DPP PDIP. Yang jelas, kata dia, proses pendaftaran calon di PDIP akan ditutup 10 Juli 2017 nanti. Ada verifikasi berkas, kemudian diserahkan kepada DPP PDIP setelah diplenokan diperluas melalui DPC PDIP se-Bali.
KBS menegaskan, proses dan mekanisme dikemas dengan administrasi legal. Yang dikedepankan adalah dengan balutan budaya, sebagai priroritas dan komitmen dalam bidang budaya. “Ini dicerminkan dalam proses dari partai. Pada proses berikutnya, dikemas adat budaya. Ini pertama kami lakukan. Menurut saya, ini proses politik yang berbudaya, menjadi sesuatu yang elegan,” tegas mantan Ketua Tim Kampanye Propinsi Bali Jokowi-JK di Pilpres 2014 ini.
KBS sendiri menyatakan optimistis bisa mendapatkan rekomendasi Cagub Bali 2018 dari DPP PDIP. “Saya selalu optimis, karena itulah saya berproses. Kalau tidak, kan nggak usah mengikuti proses ini. Kalau nggak ada keyakinan, nggak usah berproses. Saya yakin Ibu Ketua Umum DPP PDIP (Megawati Soekarnoputri, Red) berpengalaman dalam menentukan kadernya yang layak diusung. Saya serahkan kepada kebijakan ketua umum,” tandas KBS.
KBS juga membuka diri dengan partai lain untuk menjadi pendukungnya dalam Pilgub Bali, Juli 2018 mendatang. Dengan mendominasi 24 kursi DPRD Bali atau 43,63 persen suara parlemen hasil Pileg 2014, PDIP memang lebih dari cukup untuk mengusung paket calon secara mandiri di Pilgub 2018. “Tapi, kami akan tetap merangkul partai lain sebagai pendukung,” kata peraih suara terbanyak ketiga secara nasional untuk kursi DPR RI dalam Pileg 2014, setelah Karolin Nastasha dan Puan Maharani ini. *nat
Komentar