Jalan Menuju Kesempurnaan
Di zaman dulu, tatkala belum ada buku, ajaran suci diwariskan menggunakan simbol-simbol. Nyaris di semua tempat seperti itu.
Lebih-lebih di Bali, banyak simbol-simbol indah. Cermati janur yang digantung saat putaran waktu Galungan ke Kuningan. Saat Galungan bentuknya mirip Lingga.
Ia simbol Shiva. Begitu Kuningan sebagaimana dirayakan di hari ini, bentuknya seperti Mandala. Lingkaran sempurna yang mewakili kesempurnaan. Di tiap zaman, sangat sedikit yang bisa sampai di sini. Tetua di China yang mewariskan Yin-Yang, secara mengagumkan telah sampai di sana.
Guru Tibet yang menemukan Rigpa (tidak membenci yang negatif, tidak melekat pada yang positif), juga sudah sampai di tingkat kesempurnaan. Jalalludin Rumi di Islam tidak diragukan sama sekali dalam hal ini: "Silence is the only language of God, the rest is only poor translation". Itu ciri khas jiwa yang memasuki gerbang kesempurnaan. Tetua Bali yang menyebut Tuhan sebagai Hyang Embang (keheningan sempurna), merayakan tahun baru dengan Nyepi, juga telah sampai di sini.
Pujangga besar Kahlil Gibran adalah jiwa suci yg memasuki gerbang ini: "Tatkala Anda bercengkrama dengan kebahagiaan di ruang tamu, kesedihan sedang menunggu di tempat tidur". Sulit menterjemahkan bahasa kesempurnaan untuk ia yang masih jauh dari kesempurnaan. Tidak saja rawan disalah mengerti, bahkan bisa diserang. Sebagaimana kerap dibagikan: "Kata-kata adalah tongkat bagi jiwa pincang, beban berat bagi jiwa yang telah terbang". 7
Ia simbol Shiva. Begitu Kuningan sebagaimana dirayakan di hari ini, bentuknya seperti Mandala. Lingkaran sempurna yang mewakili kesempurnaan. Di tiap zaman, sangat sedikit yang bisa sampai di sini. Tetua di China yang mewariskan Yin-Yang, secara mengagumkan telah sampai di sana.
Guru Tibet yang menemukan Rigpa (tidak membenci yang negatif, tidak melekat pada yang positif), juga sudah sampai di tingkat kesempurnaan. Jalalludin Rumi di Islam tidak diragukan sama sekali dalam hal ini: "Silence is the only language of God, the rest is only poor translation". Itu ciri khas jiwa yang memasuki gerbang kesempurnaan. Tetua Bali yang menyebut Tuhan sebagai Hyang Embang (keheningan sempurna), merayakan tahun baru dengan Nyepi, juga telah sampai di sini.
Pujangga besar Kahlil Gibran adalah jiwa suci yg memasuki gerbang ini: "Tatkala Anda bercengkrama dengan kebahagiaan di ruang tamu, kesedihan sedang menunggu di tempat tidur". Sulit menterjemahkan bahasa kesempurnaan untuk ia yang masih jauh dari kesempurnaan. Tidak saja rawan disalah mengerti, bahkan bisa diserang. Sebagaimana kerap dibagikan: "Kata-kata adalah tongkat bagi jiwa pincang, beban berat bagi jiwa yang telah terbang". 7
Komentar