Disdikpora Buleleng Pun Bangun SMPN Satu Atap
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng untuk kedua kalinya harus membangun sekolah SMPN Negeri, menyusul kebijakan zonasi Penerimaan Peserta Ddidik Baru (PPDB) tahun ajaran 2017/2018, yang membuat banyak siswa tamatan SD terancam drop out (DO).
97 Siswa Terancam DO Tolak ke Swasta
SINGARAJA, NusaBali
Setelah bikin SMP Negeri 8 Singaraja, kini Disdikpora Buleleng kembali tutuskan bangun SMP Satu Atap Negeri 3 Gerokgak, untuk menampung 97 siswa terancam DO dari dua desa bertetangga: Desa Pemuteran dan Desa Pejarakan.
Keputusan untuk membangun SMP Satu Atap Negeri 3 Gerokgak ini diambil dalam rapat koordinasi Disdikpora Buleleng dan Unit Pelaksana Pendidikan (UPP) Kecamatan Gerokgak, di Singaraja, Rabu (5/7). Disdikpora Buleleng sepakat bikin SMP Satu Atap (Satap) Negeri 3 Gerokgak, setelah para orangtua 97 siswa terancam DO menolak masuk ke sekolah swasta saat rapat sehari sebelumnya, Selasa (4/7) lalu.
Kepala Disdikpora Buleleng, I Gede Suyasa, mengatakan awalnya para orangtua siswa yang tak dapat SMP Negeri ini diarahkan agar sekolahkan anak-anak mereka ke SMP Nusadua Gerokgak, satu-satunya sekolah swasta yang dengan dari Desa Pemuteran dan Desa Pejarakan. “Namun, mereka tolak sekolahkan anaknya di SMP Nusadua. Kita akhirnya putuskan bangun SMP Satap Negeri 3 Gerokgak,” jelas Gede Suyasa seusai rapat koordinasi, Rabu kemarin.
Buat sementara, para siswa baru SMP Satap Negeri 3 Gerokgak akan memanfaatkan Gedung SDN 4 Pejarakan untuk proses belajar mengajar. Namun, kata Suyasa, rencana pembangunan SMP Satap Negeri 3 Gerokgak ini masih menunggu persetujuan dari Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.
Jika mendapat persetajuan dari Bupati Agus Suradnyana, maka SMP Satap Negeri 3 Gerokgak ini hanya akan menampung 54 siswa tamatan SD asal Desa Pejarakan. Sedangkan 43 siswa tamatan SD lainnya asal Desa Pemuteran, diupayakan untuk bisa diterima sekolah di SMP Negeri 2 Gerokgak. Kebetulan, SMPN 2 Gerokgak berlokasi di Desa Sumberkima, yang jaraknya dekat dengan Desa Pemuteran.
Menurut Suyasa, kemungkinan besar 43 siswa asal Desa Pemuteran yang terancam DO ini dapat diterima di SMPN 2 Gerokgak. Pasalnya, setelah dicek kembali, SMPN 2 Gerokgak baru membuka 10 kelas belajar tahun ajaran 2017/2018 ini. “Maksimalnya boleh buka 11 kelas, sehingga yang 43 orang masih bisa diterima di sana,” tegas Suyasa.
Khusus untuk SMP Satap Negeri 3 Gerokgak, menruut Suyasa, hal tersebut merupakan kebutuhan pendidikan yang sangat penting dan mendesak, mengingat luas wilayah dan jumlah penduduk di Kecamatan Gerokgak terus bertambah. Fasilitas pembelajaran sampai saat ini masih dinilai kurang, meski di Gerokgak sudah ada empat SMP Negeri dan dua SMP Satap Negeri---yang sudah didirikan sebelumnya di Desa Sumberkelampok dan Desa Patas.
Suyasa menegaskan, SMP Satap Negeri 3 Gerokgak ini ke depannya disiapkan untuk menampung anak-anak tamatan SD dari dua desa bertetangga, yakni Desa Pejarakan dan Desa Sumberkima. Sedangkan SMP Satap Negeri 1 Gerokgak yang jaraknya 15 kilomter dari Desa Pejarakan, hanya diperuntukkan bagi siswa asal Sumberkelampok---yang merupakan desa di ujung barat yang berbatasan dengan Kabupaten Jembrana.
Sementara itu, SMP Satap Negeri 3 Gerokgak nantinya akan langsung beroperasi dengan proses penerimaan siswa baru, begitu mendapat persetujuan dari Bupati Agus Suradnyana. Bahkan, kata Suyasa, Disdikpora Buleleng sudah menyiapkan tenaga kependidikan, mulai guru PNS, guru kontrak, hingga Plt Kepala Sekolah (Kasek) SMP Satap Negeri 3 Gerokgak.
“Kami sudah dapatkan tenaga pendidik yang memang berasal dari sana (Desa Pejarakan, Red) yang mau dimutasi dan kembali ke kampung halamannya. Bahkan, sudah tercatat ada 10 guru PNS yang bersedia mengajar di SMP Satap Negeri 3 Gerokgak,” papar Suyasa. Nantinya, lanjut dia, SMP Satap Negeri 3 Gerokgak akan menerima dana BOS, seperti sekolah lainnya, saat sudah di-SK-kan oleh Disdikpora Buleleng.
Disdikpora Buleleng sendiri sebelumnya telah putuskan bangun SMPN 3 Singaraja di Desa Kalibukbuk, menyusul adanya ratusan siswa tamanan SD dari empat desa bertetangga di wilayah Kecamatan Buleleng: Desa Pemaron, Desa Tukadmunngga, Desa Kalibukbuk, dan Desa Anturan, yang terancam DO akibat kebijakan zonasi PPDP SMP tahun ajaran 2017/2018.
Disdikpora Buleleng awalnya menawarkan tiga solusi alternatif. Pertama, mendirikan SMP Satap Negeri di kawasan tersebut. Kedua, siswa tamatan SD dari empat desa bertetangga melamar ke SMP swasta. Ketiga, Disdikpora Buleleng mendirikan SMPN 8 Singaraja untuk menampung para siswa dari empat desa bertetangga. Solusi alternatif pertama dan kedua ditolak Perbekel keempat desa, hingga akhirnya Membangun SMPN 8 Sinaraja yang disepakati. Sebelum diberlakukannya kebijakan zonasi PPDB SMPN tahun ajaran 2017/2018, para siswa tamatan SD dari empat desa bertetangga selama ini bersekolah ke SMPN 2 Singaraja, SMPN 4 Singaraja, dan SMPN 6 Singaraja. *k23
SINGARAJA, NusaBali
Setelah bikin SMP Negeri 8 Singaraja, kini Disdikpora Buleleng kembali tutuskan bangun SMP Satu Atap Negeri 3 Gerokgak, untuk menampung 97 siswa terancam DO dari dua desa bertetangga: Desa Pemuteran dan Desa Pejarakan.
Keputusan untuk membangun SMP Satu Atap Negeri 3 Gerokgak ini diambil dalam rapat koordinasi Disdikpora Buleleng dan Unit Pelaksana Pendidikan (UPP) Kecamatan Gerokgak, di Singaraja, Rabu (5/7). Disdikpora Buleleng sepakat bikin SMP Satu Atap (Satap) Negeri 3 Gerokgak, setelah para orangtua 97 siswa terancam DO menolak masuk ke sekolah swasta saat rapat sehari sebelumnya, Selasa (4/7) lalu.
Kepala Disdikpora Buleleng, I Gede Suyasa, mengatakan awalnya para orangtua siswa yang tak dapat SMP Negeri ini diarahkan agar sekolahkan anak-anak mereka ke SMP Nusadua Gerokgak, satu-satunya sekolah swasta yang dengan dari Desa Pemuteran dan Desa Pejarakan. “Namun, mereka tolak sekolahkan anaknya di SMP Nusadua. Kita akhirnya putuskan bangun SMP Satap Negeri 3 Gerokgak,” jelas Gede Suyasa seusai rapat koordinasi, Rabu kemarin.
Buat sementara, para siswa baru SMP Satap Negeri 3 Gerokgak akan memanfaatkan Gedung SDN 4 Pejarakan untuk proses belajar mengajar. Namun, kata Suyasa, rencana pembangunan SMP Satap Negeri 3 Gerokgak ini masih menunggu persetujuan dari Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.
Jika mendapat persetajuan dari Bupati Agus Suradnyana, maka SMP Satap Negeri 3 Gerokgak ini hanya akan menampung 54 siswa tamatan SD asal Desa Pejarakan. Sedangkan 43 siswa tamatan SD lainnya asal Desa Pemuteran, diupayakan untuk bisa diterima sekolah di SMP Negeri 2 Gerokgak. Kebetulan, SMPN 2 Gerokgak berlokasi di Desa Sumberkima, yang jaraknya dekat dengan Desa Pemuteran.
Menurut Suyasa, kemungkinan besar 43 siswa asal Desa Pemuteran yang terancam DO ini dapat diterima di SMPN 2 Gerokgak. Pasalnya, setelah dicek kembali, SMPN 2 Gerokgak baru membuka 10 kelas belajar tahun ajaran 2017/2018 ini. “Maksimalnya boleh buka 11 kelas, sehingga yang 43 orang masih bisa diterima di sana,” tegas Suyasa.
Khusus untuk SMP Satap Negeri 3 Gerokgak, menruut Suyasa, hal tersebut merupakan kebutuhan pendidikan yang sangat penting dan mendesak, mengingat luas wilayah dan jumlah penduduk di Kecamatan Gerokgak terus bertambah. Fasilitas pembelajaran sampai saat ini masih dinilai kurang, meski di Gerokgak sudah ada empat SMP Negeri dan dua SMP Satap Negeri---yang sudah didirikan sebelumnya di Desa Sumberkelampok dan Desa Patas.
Suyasa menegaskan, SMP Satap Negeri 3 Gerokgak ini ke depannya disiapkan untuk menampung anak-anak tamatan SD dari dua desa bertetangga, yakni Desa Pejarakan dan Desa Sumberkima. Sedangkan SMP Satap Negeri 1 Gerokgak yang jaraknya 15 kilomter dari Desa Pejarakan, hanya diperuntukkan bagi siswa asal Sumberkelampok---yang merupakan desa di ujung barat yang berbatasan dengan Kabupaten Jembrana.
Sementara itu, SMP Satap Negeri 3 Gerokgak nantinya akan langsung beroperasi dengan proses penerimaan siswa baru, begitu mendapat persetujuan dari Bupati Agus Suradnyana. Bahkan, kata Suyasa, Disdikpora Buleleng sudah menyiapkan tenaga kependidikan, mulai guru PNS, guru kontrak, hingga Plt Kepala Sekolah (Kasek) SMP Satap Negeri 3 Gerokgak.
“Kami sudah dapatkan tenaga pendidik yang memang berasal dari sana (Desa Pejarakan, Red) yang mau dimutasi dan kembali ke kampung halamannya. Bahkan, sudah tercatat ada 10 guru PNS yang bersedia mengajar di SMP Satap Negeri 3 Gerokgak,” papar Suyasa. Nantinya, lanjut dia, SMP Satap Negeri 3 Gerokgak akan menerima dana BOS, seperti sekolah lainnya, saat sudah di-SK-kan oleh Disdikpora Buleleng.
Disdikpora Buleleng sendiri sebelumnya telah putuskan bangun SMPN 3 Singaraja di Desa Kalibukbuk, menyusul adanya ratusan siswa tamanan SD dari empat desa bertetangga di wilayah Kecamatan Buleleng: Desa Pemaron, Desa Tukadmunngga, Desa Kalibukbuk, dan Desa Anturan, yang terancam DO akibat kebijakan zonasi PPDP SMP tahun ajaran 2017/2018.
Disdikpora Buleleng awalnya menawarkan tiga solusi alternatif. Pertama, mendirikan SMP Satap Negeri di kawasan tersebut. Kedua, siswa tamatan SD dari empat desa bertetangga melamar ke SMP swasta. Ketiga, Disdikpora Buleleng mendirikan SMPN 8 Singaraja untuk menampung para siswa dari empat desa bertetangga. Solusi alternatif pertama dan kedua ditolak Perbekel keempat desa, hingga akhirnya Membangun SMPN 8 Sinaraja yang disepakati. Sebelum diberlakukannya kebijakan zonasi PPDB SMPN tahun ajaran 2017/2018, para siswa tamatan SD dari empat desa bertetangga selama ini bersekolah ke SMPN 2 Singaraja, SMPN 4 Singaraja, dan SMPN 6 Singaraja. *k23
Komentar