Tinju Hanya Raih 1 Perak 1 Perunggu
Pertina Bali Merasa Dicurangi di Popnas Pelembang
Petinju Bali saat tampil di laga final merasa dicurangi. Saya akui ronde pertama kita kalah, tetapi ronde kedua dan ketiga petinju Jeklin unggul jauh dari lawannya. Kami merasa dicurangi.
DENPASAR, NusaBali
Petinju Bali hanya meraih satu medali perak dan satu perunggu dalam Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XVI di Palembang, Sumatera Selatan. Yakni, Jeklin Ndawajepi kelas 51 kg putra (perak) dan Resa Febri Ardiansyah kelas 71 kg (perunggu).
Dalam laga di final, Pengprov Pertina Bali merasa dicurangi, karena Jeklin yang unggul telak pada ronde kedua dan ronde ketiga justru dikalahkan dewan hakim. Petinju asal SMP PKBM Niti Mandala Club itu harus puas dengan perak, usai menghadapi Febrian (Jabar).
Sedangkan langkah Resa Febri (SMAN 2 Denpasar) lebih dulu terhenti di semifinal, usai kalah dari Riko (Lampung). Resa pun harus puas dengan medali perunggu.
Sedangkan dua dari empat petinju yang dikirim ke Popnas, Analdi Umbu Bussa kelas 48 kg putra (SMP PKBM Niti Mandala Club) dan I Gede Wahyu Wiguna Putra kelas 54 kg putra (SMAN 1 Manggis) gagal meraih medali.
Dengan hasil tersebut, cabang olahraga tinju gagal meraih medali emas di ajang Popnas. Pelatih tinju Bali, Kornelis Kwangu Langu mengakui hasil Popnas belum mampu meraih medali emas, karena petinju Bali, khususnya pada laga final dicurangi.
"Saya akui ronde pertama kita kalah, tetapi ronde kedua dan ketiga petinju Jeklin unggul jauh dari lawannya, ini kami merasa sangat dicurangi padahal kami yang seharusnya menang," kata Kornelis, yang juga peraih medali emas PON XX/2021 di Papua.
Kornelis mengaku sudah melakukan upaya protes. Namun upaya itu diakui tidak membuahkan hasil, karena pengumuman pemenangnya tetap petinju asal Bali dinyatakan kalah.
"Kita mau bagaimana lagi, hasilnya sudah seperti itu. Silakan saja tonton secara langsung video pertandingannya, bahwa Jeklin benar - benar menguasai ronde kedua dan ronde ketiga," kata Chornes, panggilan Kornelis.
Sementara itu Ketum Pengprov Pertina Bali, Made Muliawan Arya mengakui target awal ingin meraih dua medali meleset dari apa yang didapatkan. Pria yang biasa disapa De Gadjah itu mengakui petinju Gede Wahyu latihan di Karangasem, jadi bukan di Denpasar sehingga sparring dan latihan diakui memang kurang.
Analdi Umbu Bussa kelas 48 kg putra itu sebagai petinju dengan status pengganti, karena petinju yang awalnya dipersiapkan tampil sudah lolos. Satu lagi petinju atas nama Resa Febri Ardiansyah kalah di semifinal dari petinju Riko (Lampung) yang sejatinya sudah lulus.
De Gadjah menyebutkan entah bagaimana diatur di Lampung, sehingga Riko itu seolah - olah masih duduk dibangku SMA. Seharusnya lawannya sudah tidak bisa main, entah pindah kelas atau bagaimana. "Yang sangat kami sayangkan itu penampilan Jeklin Ndawajepi, sampai saya protes ke dewan hakim tinju di Popnas. Kenapa petinju menang telak malah dikalahkan, ini sangat tidak beres," papar De Gadjah.
Menurutnya, mau tidak mau kekalahan Jeklin Ndawajepi harus diterima, padahal sejatinya menang telak. De Gadjah menyayangkan kualitas wasit hakim.
“Kita merasa sedikit dan kecewa dengan cara seperti ini, jadi ke depannya kita harus berbenah bagaimana mengalahkan lawan dengan Knock Out (KO) saja," kata De Gadjah. dek
1
Komentar