Debit Air di 6 Embung Menyusut, Musim Kemarau Ancam Karangasem
Embung Pura Pasar Agung dibangun tahun 2000 dengan biaya Rp 1,05 miliar. Embung ini cukup lama tidak berisi air karena belum turun hujan.
AMLAPURA, NusaBali
Kepala Bidang Pengairan Dinas PUPR (Pekerjaan Umum Penataan Ruang) Karangasem I Made Wiguna mengatakan Karangasem memiliki 18 embung. Dari jumlah itu, enam embung yang airnya makin menyusut dan dua embung sama sekali tidak berisi air karena masih tahap perbaikan.
"Volume air embung itu jauh berkurang, karena telah didistribusikan ke masyarakat," jelas I Made Wiguna, kepada NusaBali di Amlapura, Senin (4/9). Kedua embung yang sama sekali tidak berisi air, yakni Embung Datah I, Desa Datah, Kecamatan Abang dengan kapasitas 10.250 M3. Satu lagi, Embung Muntig di Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, dengan kapasitas 26.250 M3.
Sedangkan empat embung lain yang airnya menyusut, jelas dia, nyaris kering terjadi, yakni Embung Pura Pasar Agung, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat dengan tinggi air 20 cm. Tinggi maksimal 2,90 meter berkapasitas 4.432 M3. Embung Bantas, Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu dengan ketinggian air tersisa 80 cm, ketinggian maksimal 3,05 meter, Embung Batu Dawa I, Desa/Kecamatan Kubu ketinggian air tersisa 30 cm, ketinggian maksimal 2,80 meter, Embung Batu Dawa II terisi ketinggian air 40 cm, tinggi maksimal 5 meter.
"Misalnya, Embung Pura Pasar Agung, ketinggian air tersisa 20 cm. Karena airnya telah didistribusikan ke masyarakat, dengan kapasitas 4.432 meterkubik," jelas Wiguna. Embung Pura Pasar Agung dibangun tahun 2000 dengan biaya Rp 1,05 miliar. Embung ini cukup lama tidak berisi air karena belum turun hujan. Selama ini embung itu mengandalkan air dengan menyadap air hujan di lereng Gunung Agung, dengan cara mengalirkan ke embung. 18 embung di Karangasem itu masih berfungsi. 7k16
Komentar