Distan Bali : Stok Beras di Bali Aman
Kualitas baik, pengusaha diminta tak jual gabah ke luar daerah
DENPASAR,NusaBali
Pemprov Bali menyatakan persediaan beras di Provinsi Bali dalam kondisi aman. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan(DPKP) Provinsi Bali, I Wayan Sunada, Selasa(5/9).
“Stok beras kita aman,” tegasnya menjawab NusaBali.
Dia kemudian menyampaikan up date stok beras yang dimiliki Bali. Per 4 September total ketersediaan 40 ribu ton. Jumlah tersebut berasal dari sisa sebelumnya sebanyak 6.000 ton dan produksi 33.000 ton lebih. Sehingga total ketersediaan Bali 40 ribu ton. Sedangkan kebutuhan beras sebanyak 7.313 ton per pekan.
Dengan data tersebut, Sunada menyatakan persediaan beras Bali aman. “ Stok itu riil. Kita tak berani bermain-main di situ di angka,” tegasnya.
Selain pada September ini akan ada panen seluas 8.500 hektare di seluruh Bali. Dengan produktivitas 6 ton per hektare(ha), dari panen tersebut akan menghasilkan gabah kering giling sekitar 51.949 ton.
Jika dikonversi menjadi beras, hasilnya 32.500 ton beras. Karena itu kata Sunada, produksi beras dari hasil panen seluas 8.500 hektare/ha pada September ini tentu mendukung lagi ketersediaan beras di Provinsi Bali.
“Karena itu stok beras kita di Bali, aman. Aman banget,” ucapnya yakin.
Harga beras juga dikatakan masih standar. Untuk beras premium berkisar Rp 13.000 sampai Rp 14.000 perkilogram. Sedangkan beras medium Rp 12.500 perkilo.
“Kalau di luar Bali itu harganya meningkat, kita tidak tahu,” lontarnya.
Walau persediaan aman, Sunada mengingatkan agar semua pihak khususnya para pelaku usaha, terutama pengusaha gabah dan beras, tetap menjaga ketersediaan stok beras di Bali .
Dia meminta para pelaku usaha tidak ‘bermain’ di gabah. Maksudnya tidak menjual gabah ke luar daerah. Hal itu disampaikan, karena kualitas gabah Bali yang baik, banyak dilirik dan dicari pihak luar.
Ke depan kata dia akan dilakukan antisipasi hal itu.”Nanti akan dilakukan antisipasi, bagaimana caranya agar gabah Bali tidak dijual keluar” ujarnya. Dia mengiyakan salah satu antisipasi adalah menaikkan harga pokok produksi (HPP).
Sementara HPP gabah saat ini Rp 5.500 perkilo. Sedang harga jual petani di pasaran sekitar Rp 6.000 perkilo, lebih tinggi dari HPP.
Dengan HPP Rp 5.500 tersebut, petani sesungguhnya sudah dapat untung. Hanya keuntungan tidak banyak, karena biaya produksi petani Bali juga tinggi. Karena itulah, pihaknya memahami harga jual gabah petani mencapai Rp 6.000.
Tentang panen, Sunada mengatakan sejauh ini normal. Memang sekarang ini musim kemarau, namun panen masih terjaga. Kata dia, sejauh ini belum ada yang sampai gagal panen. K17.
Pemprov Bali menyatakan persediaan beras di Provinsi Bali dalam kondisi aman. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan(DPKP) Provinsi Bali, I Wayan Sunada, Selasa(5/9).
“Stok beras kita aman,” tegasnya menjawab NusaBali.
Dia kemudian menyampaikan up date stok beras yang dimiliki Bali. Per 4 September total ketersediaan 40 ribu ton. Jumlah tersebut berasal dari sisa sebelumnya sebanyak 6.000 ton dan produksi 33.000 ton lebih. Sehingga total ketersediaan Bali 40 ribu ton. Sedangkan kebutuhan beras sebanyak 7.313 ton per pekan.
Dengan data tersebut, Sunada menyatakan persediaan beras Bali aman. “ Stok itu riil. Kita tak berani bermain-main di situ di angka,” tegasnya.
Selain pada September ini akan ada panen seluas 8.500 hektare di seluruh Bali. Dengan produktivitas 6 ton per hektare(ha), dari panen tersebut akan menghasilkan gabah kering giling sekitar 51.949 ton.
Jika dikonversi menjadi beras, hasilnya 32.500 ton beras. Karena itu kata Sunada, produksi beras dari hasil panen seluas 8.500 hektare/ha pada September ini tentu mendukung lagi ketersediaan beras di Provinsi Bali.
“Karena itu stok beras kita di Bali, aman. Aman banget,” ucapnya yakin.
Harga beras juga dikatakan masih standar. Untuk beras premium berkisar Rp 13.000 sampai Rp 14.000 perkilogram. Sedangkan beras medium Rp 12.500 perkilo.
“Kalau di luar Bali itu harganya meningkat, kita tidak tahu,” lontarnya.
Walau persediaan aman, Sunada mengingatkan agar semua pihak khususnya para pelaku usaha, terutama pengusaha gabah dan beras, tetap menjaga ketersediaan stok beras di Bali .
Dia meminta para pelaku usaha tidak ‘bermain’ di gabah. Maksudnya tidak menjual gabah ke luar daerah. Hal itu disampaikan, karena kualitas gabah Bali yang baik, banyak dilirik dan dicari pihak luar.
Ke depan kata dia akan dilakukan antisipasi hal itu.”Nanti akan dilakukan antisipasi, bagaimana caranya agar gabah Bali tidak dijual keluar” ujarnya. Dia mengiyakan salah satu antisipasi adalah menaikkan harga pokok produksi (HPP).
Sementara HPP gabah saat ini Rp 5.500 perkilo. Sedang harga jual petani di pasaran sekitar Rp 6.000 perkilo, lebih tinggi dari HPP.
Dengan HPP Rp 5.500 tersebut, petani sesungguhnya sudah dapat untung. Hanya keuntungan tidak banyak, karena biaya produksi petani Bali juga tinggi. Karena itulah, pihaknya memahami harga jual gabah petani mencapai Rp 6.000.
Tentang panen, Sunada mengatakan sejauh ini normal. Memang sekarang ini musim kemarau, namun panen masih terjaga. Kata dia, sejauh ini belum ada yang sampai gagal panen. K17.
1
Komentar