Satu Kali Hisap Hanya Rp 10 Ribu
Selain mengamankan miras dan lomloman, terkait pengamanan perayaan Tahun Baru, Polres Buleleng melakukan pengawasan penuh terhadap peredaran narkoba.
Narkoba Sudah Merasuki Pelajar di Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Ancaman bahaya narkoba nampaknya makin mengkhawatirkan di Kabupaten Buleleng. Peredaran narkoba kini sudah menjalar kepada remaja yang masih duduk di bangku SMP dan SMA. Pengedar pun cukup cerdik untuk dapat memasarkan dagangannya. Yakni dengan memberikan harga murah yang dapat dijangkau anak sekolahan. Mereka menawarkan narkoba jenis shabu-shabu tersebut seharga Rp 10 ribu untuk satu kali hisap.
Kenyataan tersebut terungkap saat Satuan Narkoba Polres Buleleng, menangkap seorang pengedar narkoba, Nyoman Juarsa alias Chen, 60, warga Banjar Dinas Kaje Kangin, Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng pada Minggu (29/11) lalu sekitar pukul 11.00 Wita. Ia tertangkap basah menguasai puluhan paket shabu-shabu dengan total berat 1,63 gram, membuat takaran paket hemat untuk pelanggannya.
Selain itu, tersangka juga menyediakan paket murah meriah untuk anak sekolahan dengan harga Rp 10 ribu satu kali hisap. “Peredaran narkoba ini sudah cukup berbahaya, karena sekarang pengedar, sudah melakukan inovasi pengedaran barang tersebut dengan menarget anak-anak sekolahan. Mereka biasanya dapat menggunakan narkoba jenis shabu-shabu hanya dengan uang Rp 10 ribu untuk satu kali hisap,” ujar Kapolres Buleleng, AKBP Harry Hariadi Bajuri, di Singaraja, Rabu (30/12) kemarin.
Kapolres mengungkapkan, para pelajar yang menjadi target baru peredaran narkoba, karena pengedar berasumsi, uang Rp 10 ribu saat ini sangat mudah didapatkan. Bahkan pelajar dapat membeli narkoba dengan uang saku yang diberikan oleh orang tuanya.
Kondisi seperti itu, menurutnya sangat memprihatinkan, terutama telah mengancam para generasi penerus bangsa yang sejak awal sudah dirusak. Meski pengungkapan kasus narkoba tahun ini yang mencapai angka 24 kasus, menurun dari tahun lalu hingga 28 kasus, tetap menjadi perhatian khusus pihak kepolisian. Terlebih tugas dalam mengawasi para generasi muda agar tidak terlibat hal-hal yang merugikan, sangat diperlukan dukungan utama dari keluarga.
Sementara itu, dalam pengamanan perayaan Tahun Baru, pihaknya juga mengaku akan melakukan pengawasan penuh terhadap peredaran narkoba selain juga mengamankan miras dan lomloman (petasan dari paralon), yang dapat mengancam kenyamanan dan keamanan masyarakat.
Hingga Rabu (30/12) pagi, jajaran Polres Buleleng telah mengamankan 754 liter arak Bali dan 43 buah lomloman. Sejumlah barang bukti tersebut diperoleh saat digelar operasi lilin dan patroli di semua kawasan Buleleng. Pengamanan pun terus akan dilakukan hingga 2 Januari 2014 mendatang. Kapolres Buleleng, AKBP Harry Hariadi Bajuri menegaskan tidak segan langsung menindak dan menyita barang yang dilarang untuk diedarkan, ketika ditemukan saat dilakukan patroli maupun operasi.
"Permasalahan ini sudah sampai taraf yang mengkhawatirkan, kenaikannya hampir 200 persen, saya harap ini menjadi perhatian kita bersama. Kami dari pihak Kepolisian berpesan bahwa tanggungjawab anak tidak hanya menjadi tanggungjawab polisi, tetapi juga lingkungan dan orangtua. Mari kita bersama-sama menjaga anak-anak kita," kata Kapolres Harry Haryadi.
Yang juga dalam kategori memprihatinkan di Buleleng, ungkap dia, adalah kasus kekerasan terhadap anak. Delapan belas kasus yang terjadi tahun ini, mewakili peningkatan kasus dari tahun 2014 lalu sebanyak 166 persen, yang hanya terjadi tiga kasus saja. Begitu juga kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang meningkat empat kaus dari tahun 2014 lalu, yang semula terjadi 35 kasus, menjadi 39 kasus di tahun 2015.
“Tidak banyak yang dapat kita lakukan. Hanya kerjasama dalam pengawasan terhadap anak, terutama dari keluarga di rumah, selain juga dari kepolisian sebagai instansi yang bertanggung jawab menjag asituasi tetap aman dan tentram,” harapnya.7 k23
Komentar