Suami Tembak Istri Pakai Senapan Angin
Lalu Nekat Lakukan Aksi Bunuh Diri
Keterangan yang didapatkan polisi dari saksi di TKP, penembakan terjadi sesaat setelah pelaku (suami) pulang kerja, belum terungkap apa pemicu keributan keduanya
DENPASAR, NusaBali
Insiden penembakan maut terjadi dalam lingkup keluarga di Jalan Ahmad Yani Utara Nomor 373, Banjar Tek Tek, Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Selasa (5/9) malam pukul 22.00 Wita. WAY alias Kariasa, 38, menembak istrinya sendiri, Ketut S, 38, memakai senapan angin sebanyak tujuh kali tembakan. Untungnya sang istri tidak sampai meninggal dunia. Ketut S dievakuasi ambulans BPBD Kota Denpasar ke RSUD Wangaya sebelum akhirnya dirujuk ke RSUP Prof IGNG Ngoerah (RSUP Sanglah) Denpasar. Pada saat sang istri dibawa ke rumah sakit, Kariasa malah lakukan aksi ulah pati (bunuh diri) dengan cara gantung diri di tempat jemuran pakaian menggunakan tali tambang.
Hasil pemeriksaan luar oleh kepolisian terhadap Ketut S terdapat tujuh luka tembakan yang tersebar di beberapa titik pada tubuhnya, yakni satu luka tembak pada pelipis kanan, lima luka tembak pada punggung, dan satu luka tembak pada lengan kiri. Selain itu juga terdapat luka robek pada tangan kanan. Hingga, Rabu (6/9) belum diketahui secara persis apa yang menjadi latar belakang penembakan tersebut. Sebab, korban Ketut S masih dalam perawatan intensif di RSUP Prof Ngoerah. Sementara di lokasi penembakan itu hanya diketahui oleh anak korban. Namun anak yang masih di bawah umur itu masih trauma dan belum bisa diajak bicara.
Keterangan yang didapatkan polisi dari sejumlah saksi di lokasi TKP bahwa kejadian penembakan itu terjadi sesaat setelah Kariasa pulang kerja. Entah apa yang memicu keributan antara keduanya hingga berujung penembakan. Keributan itu diketahui oleh anak mereka. Takut dengan pertengkaran kedua orangtuanya itu sang anak pergi minta tolong kepada Ni Nyoman Widianti, 44, yang merupakan pedagang buah tak jauh dari rumah penembakan itu.
"Anak korban kasih tahu kepada warga ibunya ditembak bapaknya pakai senapan angin. Wargapun berdatangan ke lokasi TKP. Pada saat warga datang ke TKP pelaku sudah tidak ada. Warga pun hanya berusaha menolong korban dengan cara menghubungi BPBD Kota Denpasar untuk diantar ke RS," ungkap Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP Ketut Sukadi saat dikonfirmasi kemarin siang. Setelah korban Ketut S dievakuasi ke RS, warga bersama aparat Polsek Denpasar Utara menyisir ke belakang rumah untuk mencari Kariasa. Sekitar pukul 23.40 Wita warga menemukan Kariasa tergantung pada jemuran dengan cara menjerat leher pakai tali tambang.
Pada saat itu kondisinya sudah meninggal dunia. "Pasangan ini baru menikah pada Juni 2023. Belum diketahui penyebab persis pemicu kejadian itu. Kuat dugaan karena masalah ekonomi. Adapun barang bukti yang diamankan adalah dari pucuk senapan angin yang digunakan pelaku Kariasa menembak istrinya Ketut S. Tali tambang yang gunakan Kariasa untuk menjerat lehernya gantung diri. Sampai saat ini masih dilakukan pendalaman," pungkasnya.
Insiden penembakan maut terjadi dalam lingkup keluarga di Jalan Ahmad Yani Utara Nomor 373, Banjar Tek Tek, Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Selasa (5/9) malam pukul 22.00 Wita. WAY alias Kariasa, 38, menembak istrinya sendiri, Ketut S, 38, memakai senapan angin sebanyak tujuh kali tembakan. Untungnya sang istri tidak sampai meninggal dunia. Ketut S dievakuasi ambulans BPBD Kota Denpasar ke RSUD Wangaya sebelum akhirnya dirujuk ke RSUP Prof IGNG Ngoerah (RSUP Sanglah) Denpasar. Pada saat sang istri dibawa ke rumah sakit, Kariasa malah lakukan aksi ulah pati (bunuh diri) dengan cara gantung diri di tempat jemuran pakaian menggunakan tali tambang.
Hasil pemeriksaan luar oleh kepolisian terhadap Ketut S terdapat tujuh luka tembakan yang tersebar di beberapa titik pada tubuhnya, yakni satu luka tembak pada pelipis kanan, lima luka tembak pada punggung, dan satu luka tembak pada lengan kiri. Selain itu juga terdapat luka robek pada tangan kanan. Hingga, Rabu (6/9) belum diketahui secara persis apa yang menjadi latar belakang penembakan tersebut. Sebab, korban Ketut S masih dalam perawatan intensif di RSUP Prof Ngoerah. Sementara di lokasi penembakan itu hanya diketahui oleh anak korban. Namun anak yang masih di bawah umur itu masih trauma dan belum bisa diajak bicara.
Keterangan yang didapatkan polisi dari sejumlah saksi di lokasi TKP bahwa kejadian penembakan itu terjadi sesaat setelah Kariasa pulang kerja. Entah apa yang memicu keributan antara keduanya hingga berujung penembakan. Keributan itu diketahui oleh anak mereka. Takut dengan pertengkaran kedua orangtuanya itu sang anak pergi minta tolong kepada Ni Nyoman Widianti, 44, yang merupakan pedagang buah tak jauh dari rumah penembakan itu.
"Anak korban kasih tahu kepada warga ibunya ditembak bapaknya pakai senapan angin. Wargapun berdatangan ke lokasi TKP. Pada saat warga datang ke TKP pelaku sudah tidak ada. Warga pun hanya berusaha menolong korban dengan cara menghubungi BPBD Kota Denpasar untuk diantar ke RS," ungkap Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP Ketut Sukadi saat dikonfirmasi kemarin siang. Setelah korban Ketut S dievakuasi ke RS, warga bersama aparat Polsek Denpasar Utara menyisir ke belakang rumah untuk mencari Kariasa. Sekitar pukul 23.40 Wita warga menemukan Kariasa tergantung pada jemuran dengan cara menjerat leher pakai tali tambang.
Pada saat itu kondisinya sudah meninggal dunia. "Pasangan ini baru menikah pada Juni 2023. Belum diketahui penyebab persis pemicu kejadian itu. Kuat dugaan karena masalah ekonomi. Adapun barang bukti yang diamankan adalah dari pucuk senapan angin yang digunakan pelaku Kariasa menembak istrinya Ketut S. Tali tambang yang gunakan Kariasa untuk menjerat lehernya gantung diri. Sampai saat ini masih dilakukan pendalaman," pungkasnya.
Foto: Barang bukti senapan yang diamankan polisi. -IST
Sementara keterangan dari NK, 41, yang merupakan kakak perempuan dari Kariasa mengatakan pada saat kejadian orang dewasa di rumah hanya ada bapak dan ibunya. Sayangnya keduanya dalam kondisi sakit dan tidak mengetahui adanya penembakan itu. "Ayah saya tuli dan ibu saya sakit ayan. Keduanya tidak mengetahui kronologis kejadian itu," ungkap NK.
NK mengaku Kariasa merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Selama ini Kariasa yang mengajak kedua orang tua mereka. Sementara NK tinggal di Buleleng. NK juga mengaku Kariasa menikahi Ketut Santi yang merupakan janda satu anak. Anak dari suami pertama itulah satu-satunya yang menyaksikan langsung penembakan tersebut.
"Adik saya itu (Kariasa) sifatnya pendiam. Saya senang setelah dia menikah. Dia telaten merawat bapak dan ibu yang sakit-sakitan," kisah perempuan yang enggan menyebutkan nama aslinya ini sembari mengaku jenazah adiknya masih dititipkan di RSUP Prof Ngoerah. Demikian juga dengan adik iparnya masih menjalani perawatan di sana.
NK mengaku sehari sebelum kejadian diduga muncul permasalahan sepele yang menjadi pemicu pertengkaran dan berujung penembakan. Kariasa membuat status di media sosial bahwa sedang memasak ceker ayam. Sedangkan, istrinya Ketut Santi malah membeli nasi kuning. "Ipar saya itu sedang hamil. Mungkin dia pingin nasi kuning. Kemungkinan ada ketersinggungan karena beli nasi kuning itu," duganya.
NK juga mengaku selama ini banyak hal negatif terjadi di rumah yang jadi TKP penembakan itu. NK memiliki keinginan untuk memperbaiki hal negatif tersebut dengan memanggil orang pintar atau melaksanakan upacara, tapi belum sempat. "Sudah ada hal-hal aneh yang negatif, ayah saya sakit, ibu saya juga sakit, bahkan sudah sangat lama, tapi tidak tahu salahnya di mana," pungkas NK. 7 pol
NK mengaku Kariasa merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Selama ini Kariasa yang mengajak kedua orang tua mereka. Sementara NK tinggal di Buleleng. NK juga mengaku Kariasa menikahi Ketut Santi yang merupakan janda satu anak. Anak dari suami pertama itulah satu-satunya yang menyaksikan langsung penembakan tersebut.
"Adik saya itu (Kariasa) sifatnya pendiam. Saya senang setelah dia menikah. Dia telaten merawat bapak dan ibu yang sakit-sakitan," kisah perempuan yang enggan menyebutkan nama aslinya ini sembari mengaku jenazah adiknya masih dititipkan di RSUP Prof Ngoerah. Demikian juga dengan adik iparnya masih menjalani perawatan di sana.
NK mengaku sehari sebelum kejadian diduga muncul permasalahan sepele yang menjadi pemicu pertengkaran dan berujung penembakan. Kariasa membuat status di media sosial bahwa sedang memasak ceker ayam. Sedangkan, istrinya Ketut Santi malah membeli nasi kuning. "Ipar saya itu sedang hamil. Mungkin dia pingin nasi kuning. Kemungkinan ada ketersinggungan karena beli nasi kuning itu," duganya.
NK juga mengaku selama ini banyak hal negatif terjadi di rumah yang jadi TKP penembakan itu. NK memiliki keinginan untuk memperbaiki hal negatif tersebut dengan memanggil orang pintar atau melaksanakan upacara, tapi belum sempat. "Sudah ada hal-hal aneh yang negatif, ayah saya sakit, ibu saya juga sakit, bahkan sudah sangat lama, tapi tidak tahu salahnya di mana," pungkas NK. 7 pol
1
Komentar