Disdik Gianyar Ajukan Formasi Guru Tahun 2024
Imbas kekurangan guru, operator BOS di SDN 2 Temesi merangkap sebagai guru kelas.
GIANYAR, NusaBali
Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar menyadari kondisi krisis guru di sejumlah SD dan SMP di Kabupaten Gianyar. Menyikapi hal itu, Disdik berencana mengajukan formasi guru di tahun 2024. Kadisdik Gianyar I Made Suradnya mengatakan, pengajuan sudah terus dilakukan namun tak pernah mendapatkan persetujuan dari pusat. "Kami kekurangan guru ASN. Sudah berkali-kali pengajuan, belum ada formasi dari pusat, usulannya melalui BKSDM," jelas Suradnya, Kamis (7/9).
Kepala BKSDM Gianyar I Wayan Wirasa mengatakan, untuk tahun 2023 tidak ada pengajuan. Pengajuan guru ASN kembali dilakukan pada tahun 2024. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan terkait formasinya. BKSDM sudah melakukan pengajuan pada tahun 2022 dengan status PPPK. "Saat ini proses perampungan PPPK. Dalam pengajuan ini prosesnya ada verifikasi dari Kementrian PAN-RB berdasarkan porsi APBD, namun belum ACC. Jika kita mengajukan seribu, jika di-ACC, kami buka seribu formasi," jelas Wayan Wirasa.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah sekolah dasar (SD) di Gianyar mengalami krisis tenaga pendidik berstatus ASN atau PNS. Pengangkatan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang digelar beberapa waktu lalu hanya untuk guru SMA/SMK. Pengangkatan guru PPPK untuk SD dan SMP yang menjadi kewenangan kabupaten, khususnya di Gianyar belum terlaksana. Salah satunya, SDN 2 Temesi, Kecamatan Gianyar mengalami krisis guru ASN.
SDN 2 Temesi hanya diisi oleh 7 guru. Dari 7 guru itu, hanya satu orang berstatus ASN. Perbekel Desa Temesi, I Ketut Branayoga mengatakan, kekurangan guru terjadi sejak lama. "Awalnya ada 2 ASN, kepala sekolah dan satu guru. Setelah kepala sekolah pensiun diisi oleh Plt. Guru ASN di sekolah itu merangkap Plt," jelas Branayoga, Rabu (6/9).
Branayoga mengatakan, jumlah SDM di SDN 2 Temesi yakni 1 guru ASN sebagai Plt Kasek, 2 guru tidak tetap, 4 guru honorer, 1 honor TU, 1 honor tenaga kebersihan, dan 1 honor operasional BOS (merangkap guru). Jumlah siswa 137 orang. "Saat ini sekolah kekurangan dua guru kelas untuk kelas 2 dan kelas 3. Siswa di kelas itu diajar oleh guru Bahasa Inggris dan operator dana BOS," ungkap Branayoga.
Dampak lain dari krisisnya guru berstatus ASN adalah terkurasnya dana BOS untuk menggaji 4 guru honorer. Proses belajar mengajar tak maksimal. Sebab guru honorer yang pendapatannya minim disinyalir mengajar juga di tempat lain. "Dengan honorer yang banyak, dana BOS tersedot ke gaji. Pendidikan tidak maksimal," jelas Branayoga.
Perbekel bersama masyarakat sudah berusaha menghadap Kadis Pendidikan. "Kami sudah berusaha menghadap Kadisdik Gianyar. Tapi sampai saat ini, tidak ada informasi yang jelas," ungkapnya. Atas kondisi ini, Branayoga khawatir kepercayaan masyarakat khususnya di zona SDN 2 Temesi akan menurun. "Karena tiap hari dan tiap saat mereka mengeluhkan situasi itu," terang Branayoga.
Menurunnya kepercayaan masyarakat akibat kebanyakan guru honorer dan proses belajar mengajar tidak maksimal. Atas kondisi ini, ada warga menyekolahkan anaknya di luar Desa Temesi. "Sekarang ada pembukaan guru PPPK. Kami kirim surat ke Bupati dan Dinas Pendidikan Gianyar. Jawaban belum ada. Mohon solusi, apa yang harus kami lakukan di Desa Temesi," keluh Branayoga. 7 nvi
1
Komentar