KGB Terancam Gagal Gaet Cok De
Siapa pun di antara Cok De, Cok Ibah, dan Cok Wah yang ditunjuk Puri Agung Ubud sebagai Cabup Gianyar, KGB siap terima
Pasca Cok De Antar Cok Ace Mendaftar Cawagub di PDIP
GIANYAR, NusaBali
Upaya Koalisi Gianyar Bangkit (KGB) yang beranggotakan Golkar-Demokrat-Gerindra-PKPI untuk mengusung tokoh Puri Agung Ubud, Tjokorda Gede Raka Sukawati alias Cok De, sebagai Calon Bupati (Cabup) Gianyar ke Pilkada 2018, bisa berantakan. Pasalnya, kakak Cok De yakni Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, telah mendaftar sebagai bakal Calon Gubernur (Cagub) Bali di PDIP. Bahkan, Cok De ikut mengantar Cok Ace saat mendaftarkan pencalonannya ke DPD PDIP Bali di Denpasar, Selasa (4/7) lalu.
Jika Cok Ace yang notabene mantan Bupati Gianyar 2008-2013 nantinya dapat rekomendasi dari DPP PDIP sebagai Cawagub Bali ke Pilgub 2018, maka Cok De tidak mungkin maju sebagai Cabup Gianyar yang diusung KGB ke Pilkada 2018. Itu sebabnya, KGB siapkan alternatif untuk melirik tokoh Puri Agung Ubud lainnya untuk diusung sebagai Cabup Gianyar, seperti Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah (kader Golkar) dan Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah (kader Golkar).
Wakil Ketua DPC Demokrat Gianyar, Pande Komang Karyawan, mengatakan KGB amat penting menyiapkan figur alternatif untuk mengantisipasi lepasnya Cok De. Jika tidak, KGB bisa kehilangan figur mumpuni untuk ditarungkan ke Pilkada Gianyar, 27 Juli 2018 mendatang.
“Pilkada Gianyar tinggal setahun lagi. Sampai sekarang belum ada kepastian dari Cok De apakah siap maju jadi Cabup Gianyar yang diusung KGB atau tidal,” jelas politisi Demokrat asal Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar yang juga menjadi Humas KGB ini kepada NusaBali di Gianyar, Kamis (6/7).
Komang Karyawan menjelaskan, jika menyimak trend politik ke depan, besar kemungkinan Cok De akan berpaling dengan mengatakan ‘tidak siap maju ke Pilkada Gianyar 2018’. Sebab, Cok De punya alasan kuat yakni menjaga persatuan dan kesatuan persaudaraan dengan kakak kandungnya, Cok Ace. “Hal ini dapat disimak dari langkah Cok De yang ikut mengantar Cok Ace saat mendaftar Cawagub Bali di Sekretariat DPD PDIP Bali, dua hari lalu,” tandas Karyawan.
Cok Ace yang mendaftar Cawagub Bali di PDIP adalah mantan Bupati Gianyar 2008-2013, yang kini menjabat Ketua BPD PHRI Bali. Cok Ace diproyeksikan menjadi tandem Wayan Koster, Ketua DPD PDIP Bali yang akan diusung PDIP sebagai Calon Gubernur (Cagub) Bali ke Pilgub 2018. Sedangkan Cok De adalah akademisi Fakultas Ekonomi Unud, yang dikenal sebagai undagi (arsitek tradisional) bade dan pendiri Museum 3.0 Ubud.
Sebaliknya, Cok Ibah merupakan tokoh Puri Agung Ubud yang kini anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar dua kali periode. Cok Ibah juga dikenal sebagai tokoh adat yang saat ini menjadi Bendesa Pakraman Ubud. Sementara, Cok Wah merupakan tokoh muda Puri Agung Ubud yang sempat duduk di Fraksi Golkar DPRD Gianyar. Saat ini, Cok Wah menjadi Ketua Pecalang Desa Pakraman Ubud. Dari empat tokoh Puri Agung Ubud ini, baru Cok De sudah ‘dilamar’ KGB untuk diusung menjadi Cabup Gianyar ke Pilkada 2018. Namun, Cok De belum menyatakan kesediaannya.
Sementara itu, Ketua DPC Gerindra Gianyar, Made Artha Rimbawa, mengatakan bahwa sebelum mengantarkan Cok Ace mendaftar Cawagub Bali ke PDIP, Selasa lalu, Cok De sudah mempermaklumkan hal tersebut kepada dirinya selaku perwakilan KGB. Tunjuan permakluman itu, agar tidak ada salah pengertian. KGB tidak bisa melarang Cok De, karena belum sebagai definitif sebagai Cabup Gianyar dari KGB.
“Yang penting, apa pun yang dilakukan Cok De terkait Pilkada Gianyar 2018, termasuk mengantar kakaknya (Cok Ace) ke DPD PDIP Bali, selalu dikomunikasikan dengan kami di KGB,” ungkap Artha Rimbawa kepada NusaBali secara terpisah di Gianyar, Kamis kemarin.
Artha Rimbawa berharap dua kakak Cok De, yakni Tjokorda Gde Putra Sukawati alias Cok Putra dan Cok Ace, bisa hadir saat KGB kembali datang ke Puri Agung Ubud, dalam waktu dekat. Kerena, sesuai janji Cok Putra selaku Panglingsir Puri Agung Ubud, saat itu akan diputuskan sikap Cok Dea terkait permohonan KGB untuk diusung ke Pilada Gianyar 2018. “Jika Cok De tulus dan siap maju, saat kami KGB datang lagi ke puri, akan sangat bagus juga menghadirkan semua kakak-nya,” harap Artha Rimbawa.
Terkait figur alternatif dari Puri Agung Ubud untuk diusung sebagai Cabup Gianyar, menurut Artha Rimbawa, tergantung Cok Putra selaku Panglingsir Puri Agung Ubud. “Siapa pun yang ditunjuk Panglingsir Puri Agung Ubud, kami siap menerimanya. Kalau masukan selama ini kepada KGB, Cok De yang dianggap paling pas,” tegas Artha Rimbawa.
Dihubungi NusaBali terpisah, Kamis kemarin, Cok De mengaku sadar pasti ada pihak yang mempertanyakan kehadiran dirinya saat ikut mengantarkan sang kakak, Cok Ace, mendaftar Cawagub Bali ke Sekretariat DPD PDIP Bali. “Demi menghormati penghargaan dari PDIP kepada kakak dan menjaga persatuan kesatuan sameton Puri Agung Ubud, maka saya kan harus hadir juga bersama anak-anak saya ke DPD PDIP Bali,” dalih Cok De.
Cok De menyatakan terimakasih kepada PDIP yang telah mengajak Cok Ace untuk maju ke Pilgub Bali 2018. Di lain sisi, Cok De juga menjaga kepercayaan KGB yang ingin mengusung dirinya sebagai Cabup Gianyar. Menurut Cok De, masalah dua figur kakak adik dari Puri Agung Ubud yang dilamar partai berbeda ini menjadi dinamika politik yang menarik, khususnya di Gianyar. “Sebagaiamana permohonan KGB, saya siap maju ke Pilkada Gianyar 2018. Tapi, saya harus menunggu keputusan kakak-kakak saya,” tandas Cok De.
Yang jelas, siapa pun tokoh Puri Agung Ubud yang diusung KGB ke Pilkada Gianyar 2018, mereka akan tarung head to head melawan PDIP. Skenario awal, PDIP akan usung pasangan Made Agus Mahayastra-AA Gde Mayun (Paket Aman) sebagai Cabup-Cawabup Gianyar. *lsa
Komentar