Ajak Ribuan Mahasiswa Baru Perang Lawan Narkoba
Komjen Petrus Golose Beri Kuliah Umum di Undiknas Denpasar
DENPASAR, NusaBali - Pertama kali setelah meraih gelar profesor, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Komjen Pol Petrus Reinhard Golose beri kuliah umum untuk ribuan mahasiswa baru Undiknas, Jalan Bedugul, Desa Sidakarya, Denpasar Selatan, Kamis (7/9) siang.
Jenderal bintang tiga di pundak ini mengajak ribuan mahasiswa yang hadir menjadi agen perang terhadap narkotika guna mewujudkan kampus Bersinar (Bersih Narkoba).
Selama waktu kurang lebih dua jam Komjen Golose membawakan materinya secara komunikatif. Sebagai ciri khasnya dia berinteraksi dengan audiens melalui bagi-bagi hadiah. Kemarin, mantan Kapolda Bali periode 2016-2020 itu membawakan hadiah berberapa unit sepeda gayung dan HP.
Hadiah-hadiah itu dibagikannya untuk orang yang mau dan bisa menjawab pertanyaannya. Pertanyaannya dalam mengisi materi adalah siapa yang pernah guankan narkotika, bagaimana rasanya, siapa yang ajak, bagaimana menggunakannya. Hasilnya didapatkan beberapa mahasiswa mengaku pernah jadi pengedar dan kurir. Ada yang mengaku menggunakan secara tak sengaja karena diajak teman. Adapula yang iseng-iseng. Keberanian para mahasiswa itu untuk memberikan kesaksian mendapat pujian dari Golose dan meminta mereka untuk segera menjauhi bergaul dengan pemakai narkoba.
Selain itu Golose juga menguji pengetahuan para mahasiswa baru peta peredaran narkoba di dunia. Sayangnya tidak ada satupun yang bisa menjawab di hadapannya. Golose pun menjelaskan, bahwa kejahatan narkotika merupakan kejahatan transnational organized crime. Direncanakan di negara lain dan diekesekusi di negara lain. Selain itu daya rusak narkoba lebih dari korupsi dan terorisme. Sebab, yang diserang dan dihancurkan adalah generasi penerus bangsa.
Komjen Golose mengaku pasokan narkotika di Indonesia banyak dikirim dari luar ngeri. Ada dari "the golden triangle” atau jaringan segitiga emas yang meliputi Thailand, Myanmar, dan Laos, dari “the golden crescent” yang meliputi Afghanistan, Pakistan, dan Iran, dan “the golden peacock” yang berasal dari Amerika Latin.
"Para mahasiswa ini jangan dihukum dan jangan dijauhkan dari pergaulan. Mereka harus dibina, dididik, dan diarahkan. Jangan dimusuhi. Orang yang harus dimusuhi adalah para bandar. Anak-anak ini adalah generasi penerus yang akan menjadi pemimpin masa depan Indonesia. Kami dari BNN tetap konsisten perang melawan narkotika," tutur Komjen Golose.
Kepada wartawan usai mengisi kuliah umum, Komjen Golose mengaku perfalensi pengguna narkoba pelajar dan mahasiswa di Indonesia setelah tahun 2019 meningkat. Pada tahun 2019 perfalensi pelajar dan mahasiswa yang terlibat narkoba 1,1 persen, kudian tahun 2021 naik menjadi 1,38 persen.
Melihat situasi ini membuat guru besar tetap Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) ini akan gencar safari dari sekolah ke sekolah dan dari kampus ke kampus untuk mewujudkan kampus bersinar. BNN menjalin kerja sama dengan sejumlah kampus di seluruh Indonesia.
"Sebenarnya hari ini saya memberikan materi untuk Sepimti di Palembang. Namun saya pilih hadir memberikan kuliah umum untuk mahasiswa baru di Undiknas ini. Mereka adalah generasi penerus bangsa. Kita tahu perfalensi di Bali cukup tinggi, peredaran cukup tinggi, dan semua jenis narkotika masuk di Bali. Ini harus kita memberikan pendekatan lunak untuk para pelajar dan mahasiswa. Kita dengar bersama tadi pengakuan dari sejumlah mahasiswa pernah jadi pemakai dan pengedar," pungkasnya. 7 pol
Selama waktu kurang lebih dua jam Komjen Golose membawakan materinya secara komunikatif. Sebagai ciri khasnya dia berinteraksi dengan audiens melalui bagi-bagi hadiah. Kemarin, mantan Kapolda Bali periode 2016-2020 itu membawakan hadiah berberapa unit sepeda gayung dan HP.
Hadiah-hadiah itu dibagikannya untuk orang yang mau dan bisa menjawab pertanyaannya. Pertanyaannya dalam mengisi materi adalah siapa yang pernah guankan narkotika, bagaimana rasanya, siapa yang ajak, bagaimana menggunakannya. Hasilnya didapatkan beberapa mahasiswa mengaku pernah jadi pengedar dan kurir. Ada yang mengaku menggunakan secara tak sengaja karena diajak teman. Adapula yang iseng-iseng. Keberanian para mahasiswa itu untuk memberikan kesaksian mendapat pujian dari Golose dan meminta mereka untuk segera menjauhi bergaul dengan pemakai narkoba.
Selain itu Golose juga menguji pengetahuan para mahasiswa baru peta peredaran narkoba di dunia. Sayangnya tidak ada satupun yang bisa menjawab di hadapannya. Golose pun menjelaskan, bahwa kejahatan narkotika merupakan kejahatan transnational organized crime. Direncanakan di negara lain dan diekesekusi di negara lain. Selain itu daya rusak narkoba lebih dari korupsi dan terorisme. Sebab, yang diserang dan dihancurkan adalah generasi penerus bangsa.
Komjen Golose mengaku pasokan narkotika di Indonesia banyak dikirim dari luar ngeri. Ada dari "the golden triangle” atau jaringan segitiga emas yang meliputi Thailand, Myanmar, dan Laos, dari “the golden crescent” yang meliputi Afghanistan, Pakistan, dan Iran, dan “the golden peacock” yang berasal dari Amerika Latin.
"Para mahasiswa ini jangan dihukum dan jangan dijauhkan dari pergaulan. Mereka harus dibina, dididik, dan diarahkan. Jangan dimusuhi. Orang yang harus dimusuhi adalah para bandar. Anak-anak ini adalah generasi penerus yang akan menjadi pemimpin masa depan Indonesia. Kami dari BNN tetap konsisten perang melawan narkotika," tutur Komjen Golose.
Kepada wartawan usai mengisi kuliah umum, Komjen Golose mengaku perfalensi pengguna narkoba pelajar dan mahasiswa di Indonesia setelah tahun 2019 meningkat. Pada tahun 2019 perfalensi pelajar dan mahasiswa yang terlibat narkoba 1,1 persen, kudian tahun 2021 naik menjadi 1,38 persen.
Melihat situasi ini membuat guru besar tetap Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) ini akan gencar safari dari sekolah ke sekolah dan dari kampus ke kampus untuk mewujudkan kampus bersinar. BNN menjalin kerja sama dengan sejumlah kampus di seluruh Indonesia.
"Sebenarnya hari ini saya memberikan materi untuk Sepimti di Palembang. Namun saya pilih hadir memberikan kuliah umum untuk mahasiswa baru di Undiknas ini. Mereka adalah generasi penerus bangsa. Kita tahu perfalensi di Bali cukup tinggi, peredaran cukup tinggi, dan semua jenis narkotika masuk di Bali. Ini harus kita memberikan pendekatan lunak untuk para pelajar dan mahasiswa. Kita dengar bersama tadi pengakuan dari sejumlah mahasiswa pernah jadi pemakai dan pengedar," pungkasnya. 7 pol
1
Komentar