Pasokan Buah ke Bali Masih Terjaga
Ancaman El Nino belum dirasakan dampaknya, pasokan buah masih normal.
DENPASAR, NusaBali
Dewan Pimpinan Daerah Bali (DPD Bali) Asosiasi Pengusaha Hortikultura Indonesia (Aspehorti) menyatakan sejauh ini El Nino belum berdampak pada pasokan pemenuhan buah di Bali.
Namun demikian, jika cuaca ekstrem, cuaca kering berlanjut, dampaknya nanti pasti ada. Terutama pada tanaman perkebunan keras seperti durian dan manggis, rontok pucil atau bakal buah.
“Ya, bisa ke arah sana, terdampak nanti,” ujar Ketua DPD Aspehorti Bali, I Wayan Sugiarta, Kamis (7/9).
Kepada NusaBali, Sugiarta mengatakan untuk saat ini pasokan kebutuhan produk hortikultura, untuk buah-buahan dan sayur-mayur masih normal. Malah khusus untuk sayur, sedang menunggu pesanan.
“Itu saya tahu, karena melihat ke produksi di Bedugul,” ujarnya.
Yang terpengaruh dampak el nino saat ini, kata Sugiarta mungkin produksi pangan, karena cuaca sekarang cenderung kering. “Itu barangkali,” ucapnya.
Sementara untuk pasokan buah ke Bali, sebagian besar didatangkan dari Jawa Timur. Antara lain, Jember, Lumajang, Banyuwangi dan daerah lainnya. Jenis buah-buahan itu diantaranya nanas, semangka, melon, alpukat, buah naga serta jeruk, salak dan yang lain.
“Sekitar 50 persen kebutuhan Bali didatangkan dari Jawa, karena produksi kita di Bali sedikit,” ujar pebisnis horti asal Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.
Selain itu, juga karena memang ada jenis buah-buahan yang belum dibudidayakan di Bali. Sedangkan produknya dibutuhkan. Contohnya nanas, yang banyak diperlukan di sektor pariwisata, hotel, restoran, industri makan dan minum lainnya serta untuk konsumsi masyararakat.
”Itu nanas 100 persen dipasok dari Jawa, karena di Bali tidak ada,” terang Sugiarta.
Di luar nenas, pasokannya bervariasi. Buah naga pasokan dari luar 70 persen, semangka dan melon sekitar 50 persen, pepaya 40 persen.
Buah-buah yang pasokannya tidak full dari luar karena sebagian sudah ada budidaya. Contohnya pepaya California. Menurut Sugiarta sudah banyak yang menanam di Bali. Demikian juga semangka, melon, masa panennya bisa jadi bergantian dengan musim panen di luar, khususnya di Jawa Timur. Hanya karena produksi kurang dari yang diperlukan, sehingga mesti didatangkan tambahannya dari luar Bali. Dikatakan Sugiarta, Malang, Jember, Lumajang dan Banyuwangi, merupakan daerah produsen di Jawa yang memasok kebutuhan buah untuk Bali.
Bukan saja dari Jawa Timur, Bali juga ‘mengimpor’ buah dari Lombok, NTB. Yang banyak didatangkan dari Lombok, adalah pisang.
“Hampir 70 persen. Selain dari Lombok, pisang juga dari Sumbawa,” katanya.
Sugiarta menuturkan, dia sendiri memasok buah-buahan seperti semangka, nanas dan pepaya dan buah lainnya. Sekitar 7 ton setiap pekan ke hotel-hotel dan pesanan lainnya.
Kalangan pedagang buah juga mengaku dampak el nino belum dirasakan terhadap pasokan buah.
“Pengaruhnya memang ada. Pohon kata keriting karena dingin, namun buahnya masih normal,” kata Putu GedeYudi Putra, salah seorang pedagang di Pasar Buah, Jalan Kargo, Ubung Kaja, Denpasar Utara.
Dia menunjuk gundukan semangka dan melon di kiosnya. Dikatakan semangka dan melon itu panen dari petani di Jembrana.
“Kecuali tidak ada barangnya, baru saya ngambil di Jawa,” ucap pedagang asal Klungkung ini. Sementara kata Yudi Putra, pasokan buah lancar. Permintaan yang banyak dari hotel-hotel dan juga masyarakat. Dikatakan pihaknya melayani penjualan secara grosiran dan eceran. K17.
Komentar