Tertarik dengan Tarian Rangda Sejak Masa Kanak-kanak
Totalitas Sri Ayu Pradnya Larasari, Penari Walu Nateng Dirah dan Rangda
Setelah tampil di PKB, kini Laras mulai banyak ditanggap untuk memerankan Walu Nateng Dirah pada pementasan Calonarang di sejumlah pura di Gianyar
GIANYAR, NusaBali
Pementasan Joged Pingitan oleh Balerung Peliatan Ubud pada Pesta Kesenian Bali (PKB), Minggu (9/7/2023) lalu memukau penonton yang memadati kalangan Angsoka, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center) Denpasar. Penari muda berbakat, Sri Ayu Pradnya Larasari asal Banjar Babakan, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar totalitas dalam menjiwai karakter dari tokoh utama Walu Nateng Dirah hingga berubah menjadi Rangda. Meskipun usianya kini baru beranjak 25 tahun, gadis yang akrab disapa Laras ini berhasil membawakan karakter nenek seram penekun ilmu hitam di atas panggung.
Pementasan Joged Pingitan oleh Balerung Peliatan Ubud pada Pesta Kesenian Bali (PKB), Minggu (9/7/2023) lalu memukau penonton yang memadati kalangan Angsoka, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center) Denpasar. Penari muda berbakat, Sri Ayu Pradnya Larasari asal Banjar Babakan, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar totalitas dalam menjiwai karakter dari tokoh utama Walu Nateng Dirah hingga berubah menjadi Rangda. Meskipun usianya kini baru beranjak 25 tahun, gadis yang akrab disapa Laras ini berhasil membawakan karakter nenek seram penekun ilmu hitam di atas panggung.
Jebolan program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini mengaku belajar menari diseriusi sejak proses latihan. "Uli latihan ba harus seken," ungkapnya saat ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu. Selain itu, Maestro Seni Tingkat Remaja yang dianugerahi oleh Kemendikbud RI Tahun 2014 ini juga melakukan riset kecil. Laras mengintip agem, tandang, tangkas, tangkep seniornya Ni Wayan Sekar lewat youtube. Guna mematangkan ekspresi, Laras sampai memperhatikan cara berjalan, cara bernapas nenek-nenek di sekitar rumahnya.
Terlibatnya Laras dalam pementasan Tari Joged Pingitan ini bermula dari keaktifan Laras sebagai salah satu penari di Sekaa Balerung Peliatan Ubud. "Joged Pingitan ini pernah dipentaskan di Jakarta. Saya ikut waktu itu tapi tidak sebagai pemeran utama. Saat itu, yang memerankan Walu Nateng Dirah, yaitu senior kami, Ibu Ni Wayan Sekar," jelasnya.
Namun untuk pementasan di PKB 2023 lalu, Ni Wayan Sekar berhalangan sehingga Laras diminta langsung oleh Anak Agung Gde Oka Dalem untuk menggantikan. "Saya sebenarnya masih ragu pada waktu itu. Karena tokoh Joged sudah melekat pada 'dadong Sekar', beliau sangat metaksu dan menjiwai," ungkap Laras. Untuk alasan regenerasi dan dorongan keluarga, Laras akhirnya menyanggupi dan mulai mengasah kemampuannya. "Pemilik Balerung juga meyakinkan, Laras pasti bisa," ujar putri dari I Kadek Suartaya SSKar MSi dan Ni Made Sudiasih SPd ini.
Menjelang pentas di PKB, Joged Pingitan ini terlebih dahulu pentas ujicoba. Laras memerankan tokoh Matah Gede atau Walu Nateng Dirah, selanjutnya memerankan fase ngelekas menjadi leak dengan adegan menyantap bayi. Di akhir cerita, Laras dengan ekspresi marahnya berubah wujud menjadi Rangda. Banyak tokoh yang hadir menyaksikan. Laras mendapat apresiasi yang tinggi. "Ada permintaan dari para tokoh, agar saat nyaluk Rangda itu langsung di panggung, agar penonton lebih terkesan. Bahwa memang saya yang menarikan Rangda," terang Laras.
Konten kreator dan influencer di media sosial ini mengaku memang tertarik dengan Tarian Rangda sejak masa kanak-kanak. Bahkan ketika itu, Laras sudah membayangkan bagaimana jika perempuan yang menari Rangda. Karena Rangda itu sendiri merupakan sosok perempuan, namun lumrahnya Rangda ditarikan oleh laki-laki.
"Mungkin karena propertinya berat makanya kebanyakan ditarikan oleh laki-laki. Nah, saya sempat kepikiran juga. Tubuh saya yang mungil ini apa kuat menopang?," ungkapnya. Rasa penasaran itu kemudian dibuktikannya dan ternyata memang dirasakan pakaian Rangda itu berat.
"Ketika saya mencoba Rangda pertama kali memang sangat berat, setelah dicoba beberapa kali akhirnya mulai terasa biasa, ringan," jelasnya. Setelah yakin kuat menopang, Laras kemudian tertantang cara mengolah napas, olah tenaga sekaligus olah vokal. Meski disebut Joged Pingitan, properti yang dipergunakan untuk pementasan bersifat profan. Dijelaskannya, bahwa Joged Pingitan yang memang disakralkan terdapat di wilayah Tegallalang dan Banjar Pekuwudan, Desa/Kecamatan Sukawati.
Setelah tampil di PKB, kini Laras mulai banyak ditanggap untuk memerankan Walu Nateng Dirah pada pementasan Calonarang di sejumlah pura di Gianyar. Setiap kali pantas, meski sangat ekspresif, sampai pada adegan memanggil leak di atas panggung, Laras mengaku belum pernah satu kali pun kerauhan. "Ketika saya menari, saya dilihat seperti bukan saya. Orang mengira saya kerauhan. Padahal begitu masuk ke backstage, saya biasa saja bahkan masih bisa ketawa," ujarnya. Agar tetap mendapatkan keselamatan setiap kali menari, Laras selalu berdoa. "Kalau saya sendiri bukan orang Melik. Saya percaya hal itu ada, tapi saya tidak bisa melihat itu. Jadi saat ini yang saya yakini Tuhan yang memberikan perlindungan. Saya berdoa, minta izin untuk menari, niat saya baik, tujuannya baik, saya mohon agar tidak diganggu," ujar Laras yang memiliki motto ‘pengalaman adalah pelajaran hidup yang paling berharga’ ini.
Laras juga bukan tipe penari yang memburu taksu dari pura ke pura lain. Laras meyakini, totalitasnya dalam menari tidak lepas dari latihan kerasnya selama ini. "Kalau saya nunas taksu secara khusus memang tidak ada ke satu pura tertentu. Kalau ikut sekaa, sembahyang bersama sebelum pentas sering. Yang saya sering lakukan adalah sembahyang di Palinggih Taksu Pragina di rumah," imbuhnya. Kesibukan Laras saat ini adalah menjadi guru tari di sanggar milik pribadi, yakni Sanggar Seni Nrithya Graha Siwanataraja. Selain itu dia juga aktif menjadi konten kreator dan influencer di media sosial. 7 nvi
BIODATA
Nama Lengkap : Sri Ayu Pradnya Larasari SSn MSn
Nama Panggilan : Laras
Kelahiran : Gianyar, 16 Desember 1997
Zodiak : Sagitarius
Alamat : Banjar Babakan, Sukawati, Gianyar, Bali
Posisi di keluarga : Anak ke-2 dari dua bersaudara
Orangtua : Kadek Suartaya SSKar Msi (Ayah), Ni Md Sudiasih SPd (Ibu)
Kakak : I Bagus Wijna Bratanatyam
Hobi : Menari, Menyanyi, Mendongeng, Berpuisi
Cita-cita : Dosen Tari
Pendidikan
Q TK Saraswati Sukawati
Q SD N 6 Sukawati
Q SMPN 1 Sukawati
Q SMAN 3 Denpasar
Q S1 Seni Tari ISI Denpasar
Q S2 Program Magister Pascasarja ISI Denpasar
Prestasi
Q Maestro Seni Tingkat Remaja, Kemendikbud RI Tahun 2014
Q Mahasiswa Pertukaran Terbaik University of Malaya 2017
Q Mahasiswa Berprestasi ISI Denpasar 2018
Q Juara 1 Tari Terunajaya, Juara 1 Berpuisi, Juara 1 Mendongeng, Juara 1 Berpidato dan lainnya
Nama Lengkap : Sri Ayu Pradnya Larasari SSn MSn
Nama Panggilan : Laras
Kelahiran : Gianyar, 16 Desember 1997
Zodiak : Sagitarius
Alamat : Banjar Babakan, Sukawati, Gianyar, Bali
Posisi di keluarga : Anak ke-2 dari dua bersaudara
Orangtua : Kadek Suartaya SSKar Msi (Ayah), Ni Md Sudiasih SPd (Ibu)
Kakak : I Bagus Wijna Bratanatyam
Hobi : Menari, Menyanyi, Mendongeng, Berpuisi
Cita-cita : Dosen Tari
Pendidikan
Q TK Saraswati Sukawati
Q SD N 6 Sukawati
Q SMPN 1 Sukawati
Q SMAN 3 Denpasar
Q S1 Seni Tari ISI Denpasar
Q S2 Program Magister Pascasarja ISI Denpasar
Prestasi
Q Maestro Seni Tingkat Remaja, Kemendikbud RI Tahun 2014
Q Mahasiswa Pertukaran Terbaik University of Malaya 2017
Q Mahasiswa Berprestasi ISI Denpasar 2018
Q Juara 1 Tari Terunajaya, Juara 1 Berpuisi, Juara 1 Mendongeng, Juara 1 Berpidato dan lainnya
1
Komentar