Tidak Ada Pekerja Migran dari Bali
Hongkong Diterjang Banjir Bandang
Hongkong lebih banyak menawarkan pekerjaan di sektor domestik, sementara para pekerja migran Bali lebih banyak di sektor hospitality seperti hotel, spa, dan restoran.
DENPASAR, NusaBali
Satu orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) dilaporkan meninggal dunia akibat banjir bandang yang melanda Hongkong pada pekan lalu. Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali menyatakan tidak ada pekerja migran asal Bali yang bekerja di Hongkong.
Kepala BP3MI Bali Anak Agung Gde Indra Hardiawan, mengatakan pihaknya juga belum mendapat laporan adanya warga Bali yang terjebak banjir di Hongkong. “Selama ini memang tidak ada penempatan (dari Bali) ke Hongkong yang terdata di SISKOP2MI,” kata Hardiawan dikonfirmasi NusaBali, Minggu (10/9).
Dia menyebut, Hongkong tidak termasuk negara yang menjadi favorit para pekerja migran Bali. Hongkong lebih banyak menawarkan pekerjaan di sektor domestik (asisten rumah tangga), sementara para pekerja migran Bali lebih banyak mencari pekerjaan di sektor hospitality seperti hotel, spa, dan restoran.
“Bali itu memang penempatan ke Hongkong nggak ada dari dulu. Hongkong mayoritas ‘domestic worker’, kerjanya di rumah tangga (asisten rumah tangga), jadi Bali itu tidak ada penempatan ke Hongkong,” ucap Hardiawan.
Meski sejauh ini belum ada laporan warga Bali menjadi korban banjir bandang, pihak BP3MI Bali membuka pintu lebar-lebar kepada masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai keberadaan keluarga ataupun kerabat mereka yang kebetulan sedang berada di Hongkong.
“Kami membuka pintu kalau memang ada keluarga yang bekerja di sana. Nanti akan kita bantu koordinasi ke pusat,” tandas Hardiawan.
Hujan deras mengguyur Hongkong dan mengakibatkan banjir bandang di sejumlah wilayah pada 7 – 8 September 2023. Seorang WNI berinisial DI dilaporkan hanyut dalam banjir bandang tersebut.
Informasi itu diperoleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hongkong, Sabtu (9/9) siang, setelah dikabari oleh otoritas Hongkong yang menyatakan DI ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Judha Nugraha, mengatakan, DI warga Blitar, Jawa Timur adalah pekerja migran Indonesia di Hongkong sejak 2016 dan selama di sana dia bekerja sebagai tukang kebun. 7 cr78
Satu orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) dilaporkan meninggal dunia akibat banjir bandang yang melanda Hongkong pada pekan lalu. Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali menyatakan tidak ada pekerja migran asal Bali yang bekerja di Hongkong.
Kepala BP3MI Bali Anak Agung Gde Indra Hardiawan, mengatakan pihaknya juga belum mendapat laporan adanya warga Bali yang terjebak banjir di Hongkong. “Selama ini memang tidak ada penempatan (dari Bali) ke Hongkong yang terdata di SISKOP2MI,” kata Hardiawan dikonfirmasi NusaBali, Minggu (10/9).
Dia menyebut, Hongkong tidak termasuk negara yang menjadi favorit para pekerja migran Bali. Hongkong lebih banyak menawarkan pekerjaan di sektor domestik (asisten rumah tangga), sementara para pekerja migran Bali lebih banyak mencari pekerjaan di sektor hospitality seperti hotel, spa, dan restoran.
“Bali itu memang penempatan ke Hongkong nggak ada dari dulu. Hongkong mayoritas ‘domestic worker’, kerjanya di rumah tangga (asisten rumah tangga), jadi Bali itu tidak ada penempatan ke Hongkong,” ucap Hardiawan.
Meski sejauh ini belum ada laporan warga Bali menjadi korban banjir bandang, pihak BP3MI Bali membuka pintu lebar-lebar kepada masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai keberadaan keluarga ataupun kerabat mereka yang kebetulan sedang berada di Hongkong.
“Kami membuka pintu kalau memang ada keluarga yang bekerja di sana. Nanti akan kita bantu koordinasi ke pusat,” tandas Hardiawan.
Hujan deras mengguyur Hongkong dan mengakibatkan banjir bandang di sejumlah wilayah pada 7 – 8 September 2023. Seorang WNI berinisial DI dilaporkan hanyut dalam banjir bandang tersebut.
Informasi itu diperoleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hongkong, Sabtu (9/9) siang, setelah dikabari oleh otoritas Hongkong yang menyatakan DI ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Judha Nugraha, mengatakan, DI warga Blitar, Jawa Timur adalah pekerja migran Indonesia di Hongkong sejak 2016 dan selama di sana dia bekerja sebagai tukang kebun. 7 cr78
1
Komentar