Pengusaha Ikan Asin Kesulitan Ikan Segar
Agar produksi tetap jalan mereka menggunakan ikan beku untuk dibuat pindang.
DENPASAR, NusaBali
Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), pembuat be pindang atau ikan asin di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, belakangan kesulitan memperoleh ikan segar. Karenanya pembuatan pindang menggunakan ikan beku. Walau harganya sedikit lebih mahal, tidak masalah. Yang penting produksi tetap jalan. Pengusaha dan buruh tetap bisa bekerja sehingga ada pendapatan.
Kelangkaan ikan terjadi sejak sekitar 5 hari belakangan. “Tan kena baan, cuaca padahal becik. Anggaplah ini sulit ikan (Tak bisa diterka, apa penyebabnya, padahal cuaca bagus. Anggaplah ini kelangkaan ikan),” ujar Ni Wayan Suartini, petugas pengelola Sentra Pemindangan Ikan(SPI) Kusamba, Minggu (10/9).
Biasanya pasokan ikan segar, didatangkan dari Karangasem. Namun sejak beberapa hari belakangan, pasokan itu tidak ada.
“Makanya semuanya memakai ikan beku,” terang Suartini.
Volume produksi ikan asin pun menurun. Jika pasokan ikan normal, produksi pindang bisa sampai 15 ton per hari. Karena ikan langka, produksi pun berkurang separonya.
“Mungkin sekarang sekitar 7 ton saja ikan yang masuk,” tunjuk Suartini.
Ikan beku didatangkan dari Pelabuhan Benoa, di Denpasar Selatan.
“Baik ikan beku maupun ikan segar tak masalah untuk dipindang. Hanya tentu harga ikan beku sedikit lebih tinggi, karena harus disimpan dulu di cold storage,” ujar Suartini.
Lagi berapa rupiah kelebihan harga ikan beku, Suartini tidak merincinya. Karena tergantung besar kecilnya.
“Kalau yang kemarin harganya Rp45 ribu per kranjang, isi sepuluh ekor,” ungkapnya.
Ada juga yang harganya Rp 5.000 perekor. Yang penting, kata Suartini pembuatan ikan asin tetap jalan.
Diakui Suartini, dengan menggunakan ikan beku keuntungan yang mereka peroleh tidak banyak. Baginya hal itu tak masalah, yang penting pengusaha maupun buruh masih bisa mendapat penghasilan.
Sementara para pembuat pindang, proses pembuatan pindang dari ikan beku, lebih lama. Karena sebelum diasin, ikan mesti direndam dulu, agar teksturnya kembali normal.
“Agak lebih lama jadinya,” ujar Made Sregeg, salah seorang buruh.
Hal yang sama dituturkan yang lain. “Tak ada ikan segar sekarang. Semua ikan beku,” ujar Ni Wayan Eka, sesama buruh.
Bersama yang lainnya Wayan Eka sibuk membersihkan ikan dan memasaknya secara tradisional, menggunakan tungku besar dan kayu api.
Ada 77 pengusaha ikan hasil yang mengolah ikan menjadi ikan asin di Sentra Pemindangan Ikan di Kusamba. Dari 77 tersebut, 73 di Tempat Pemindangan Ikan (TPI) dan 4 di luar TPI, namun masih di area Sentra Pemindangan Ikan (SPI).
Bahan baku utama ikan asin dari SPI Kusamba adalah ikan tongkol. Produksi ikan asin Kusamba dipasok ke pasar-pasar besar di Klungkung, Gianyar, Bangli, Denpasar dan lainnya. Dari pasar sampai ke warung-warung di pedesaan.
“Karena memang sudah dikenal enak dan gurih,” ucap Made Sregeg yang sudah puluhan tahun memindang. K17.
1
Komentar