Fahri Hamzah Sebut Generasi Muda Pengkhayal
MANGUPURA, NusaBali.com - Politisi dan Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah sebut generasi muda saat ini harus menjadi pengkhayal kalau cita-cita Indonesia Emas 2045 ingin dicapai.
Hal ini disampaikan mantan Wakil Ketua DPR RI Periode 2014-2019 ini dihadapan para pelajar menengah atas dan kejuruan, Minggu (10/9/2023) sore di Puspem Badung.
Dalam acara seminar yang digelar Aliansi Pemuda Hindu Bali (APHB) Badung itu, Fahri mengungkapkan bahwa kekuatan generasi sekarang adalah imajinasi. Khayalanlah generasi kiwari disebut menghasilkan produk yang kreatif.
"Problem dari suatu negara atau masyarakat apabila kaum mudanya merasa tidak diajak melihat masa depan atau menuju masa depan," ujar Fahri.
Situasi semacam ini dinilai bakal memunculkan apatisme. Anak muda merasa tidak perlu ikut dalam hal-hal yang digandrungi kaum tua dan pempimpin mereka.
Kata Fahri, setiap generasi memiliki kekuatannya masing-masing. Di era sebelum kemerdekaan hingga Orde Lama, tanah air yang begitu beragam suku, adat, ras, dan agama mampu disatukan dengan kekuatan narasi para pendiri bangsa.
Pada era Orde Baru atau rezim kepemimpinan Soeharto, institusi mendominasi kekuatan negara. Suka tidak suka, kata Fahri yang juga eks aktivis 98, Soeharto telah memperkuat institusi negara, ekonomi, pembangunan, dan militer.
Pasca Orde Baru ini, muncul generasi reformasi hingga pasca reformasi seperti sekarang ini. Fahri menyebut kekuatan dari generasi ini adalah imajinasi. Khayalan Indonesia yang demokratislah yang memicu reformasi saat itu.
"Generasi ini kekuatannya ada pada imajinasi. Generasi-generasi pengkhayal. Termasuk kalian (para pelajar) ini generasi pengkhayal. Kita ini generasi pengkhayal. Generasi ini harus punya khayalan yang kuat," tegas politisi kelahiran Sumbawa, NTB.
Khayalan itu diarahkan untuk menerbangkan bangsa ini atau 'take-off stage' dengan imajinasi yang kuat. Produk-produk di era ini dikembangkan dengan imajinasi. Siapa yang mengira mesin kecerdasan buatan itu benar-benar tercipta.
Hal ini berawal dari imajinasi untuk meringankan pekerjaan manusia dengan otomasi dan digitalisasi. Siapa sangka, kata Fahri, Putri Ariani yang memiliki keterbatasan fisik bermimpi jadi diva dunia.
"Itu kekuatan imajinasi yang disebut Indonesia Emas 2045 tadi. Generasi kita harus punya mimpi yang kuat dan harus ada dalam diri kita," beber Fahri.
Sementara itu, Partai Gelora juga disebut punya mimpi serupa oleh Fahri. Partai pimpinan Anis Matta ini membangun konsep Indonesia sebagai superpower baru dunia. Tepatnya, secara ekonomi berada di peringkat lima dunia. *rat
Dalam acara seminar yang digelar Aliansi Pemuda Hindu Bali (APHB) Badung itu, Fahri mengungkapkan bahwa kekuatan generasi sekarang adalah imajinasi. Khayalanlah generasi kiwari disebut menghasilkan produk yang kreatif.
"Problem dari suatu negara atau masyarakat apabila kaum mudanya merasa tidak diajak melihat masa depan atau menuju masa depan," ujar Fahri.
Situasi semacam ini dinilai bakal memunculkan apatisme. Anak muda merasa tidak perlu ikut dalam hal-hal yang digandrungi kaum tua dan pempimpin mereka.
Kata Fahri, setiap generasi memiliki kekuatannya masing-masing. Di era sebelum kemerdekaan hingga Orde Lama, tanah air yang begitu beragam suku, adat, ras, dan agama mampu disatukan dengan kekuatan narasi para pendiri bangsa.
Pada era Orde Baru atau rezim kepemimpinan Soeharto, institusi mendominasi kekuatan negara. Suka tidak suka, kata Fahri yang juga eks aktivis 98, Soeharto telah memperkuat institusi negara, ekonomi, pembangunan, dan militer.
Pasca Orde Baru ini, muncul generasi reformasi hingga pasca reformasi seperti sekarang ini. Fahri menyebut kekuatan dari generasi ini adalah imajinasi. Khayalan Indonesia yang demokratislah yang memicu reformasi saat itu.
"Generasi ini kekuatannya ada pada imajinasi. Generasi-generasi pengkhayal. Termasuk kalian (para pelajar) ini generasi pengkhayal. Kita ini generasi pengkhayal. Generasi ini harus punya khayalan yang kuat," tegas politisi kelahiran Sumbawa, NTB.
Khayalan itu diarahkan untuk menerbangkan bangsa ini atau 'take-off stage' dengan imajinasi yang kuat. Produk-produk di era ini dikembangkan dengan imajinasi. Siapa yang mengira mesin kecerdasan buatan itu benar-benar tercipta.
Hal ini berawal dari imajinasi untuk meringankan pekerjaan manusia dengan otomasi dan digitalisasi. Siapa sangka, kata Fahri, Putri Ariani yang memiliki keterbatasan fisik bermimpi jadi diva dunia.
"Itu kekuatan imajinasi yang disebut Indonesia Emas 2045 tadi. Generasi kita harus punya mimpi yang kuat dan harus ada dalam diri kita," beber Fahri.
Sementara itu, Partai Gelora juga disebut punya mimpi serupa oleh Fahri. Partai pimpinan Anis Matta ini membangun konsep Indonesia sebagai superpower baru dunia. Tepatnya, secara ekonomi berada di peringkat lima dunia. *rat
1
Komentar