Daya Beli Beras Merosot
NEGARA, NusaBali - Harga beras di Kabupaten Jembrana terus melonjak dalam sepekan terakhir. Kondisi ini pun tidak hanya dikeluhkan masyarakat umum. Namun sejumlah pedagang sembako juga mengeluh karena terjadi penurunan daya beli seiring kenaikan harga beras ini.
Berdasarkan pantauan di tempat relokasi Pasar Umum Negara, Sentral Parkir Pemkab Jembrana, Senin (11/9), harga beras kualitas premium yang sebelumnya di kisaran Rp 13.500-14.000 per kilogram (kg), kini naik menjadi Rp 14.500-15.000 per kg. Sedangkan harga beras kualitas medium naik menjadi Rp 12.500-13.000 per kg dari sebelumnya Rp 12.000 per kg.
Menurut salah satu pedagang sembako, Ni Nyoman Kantun Yasa, kenaikan harga beras ini terjadi dari tingkat pabrik. Dirinya menduga, penurunan produksi gabah di tingkat petani karena dampak fenomena El Nino saat ini menjadi penyebab melonjaknya harga beras saat ini. "Kenaikan harga beras ini sudah terjadi sejak seminggu. Naiknya bertahap. Seminggu lalu, harga beras premium Rp 13.500-14.000 (per kg). Sekarang sudah naik menjadi Rp 14.500-15.000 (per kg)," ujarnya.
Foto: Akvititas produksi salah satu pabrik beras di Desa Gumrih, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Senin (11/9). IST
Akibat kenaikan harga beras ini, Kantun Yasa mengaku, terjadi penurunan daya beli dari masyarakat. Bahkan, penurunan daya beli yang juga berpengaruh terhadap omzet penjualanya ini tergolong cukup tinggi. Yakni turun mencapai sekitar 50 persen. "Dampaknya ke pembeli, pembeli yang biasanya beli 10 kilo jadi beli 5 kilo. Karena harga beras naik, jadi mereka beli berasnya lebih sedikit," ucapnya.
Terpisah, salah satu manager pabrik beras di Desa Gumrih, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, I Putu Agus Kharisma mengatakan, terpaksa menaikkan harga beras karena terjadi penurunan produksi dan kenaikan harga gabah di tingkat petani. Menurutnya, penurunan produksi dan kenaikan harga gabah itu, dipengaruhi fenomena Elnino atau kemarau panjang yang mulai terjadi dalam sebulan terakhir.
Foto: Akvititas produksi salah satu pabrik beras di Desa Gumrih, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Senin (11/9). IST
"Sekarang harga gabah di tingkat petani melonjak mencapai Rp 6.800 sampai Rp 6.900 per kilogram. Menurunnya produksi gabah juga membuat produksi beras kita menurun. Dari biasanya 20 sampai 30 ton per hari, kini produksi turun antara 10 sampai 15 ton," ujar Agus Kharisma.
Sementara Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (KUKMP) Jembrana I Komang Agus Adinata mengatakan, kenaikan harga beras ini, juga terjadi hampir di seluruh wilayah se-Indonesia. Terkait lonjakan harga beras saat ini, pihaknya berencana akan segera berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk menggelar operasi pasar khusus beras.
"Kita berkoordinasi dengan Bulog selaku penanggung jawab terhadap bahan-bahan pokok seperti beras. Kita akan meminta pula untuk melakukan operasi pasar khusus beras," ujar Agus Adinata.
Di samping upaya dari pemerintah, Agus Adinata mengajak masyarakat untuk bersama-sama berusaha menstabilkan harga beras. Salah satu caranya adalah mengganti atau mencampur beras saat dimasak dengan bahan pangan lain yang sama-sama mengandung karbohidrat. Seperti diganti atau dicampur ketela, jagung dan lainnya. "Kita harap masyarakat untuk bijak menggunakan beras di musim seperti ini. Kalaupun ada bahan makanan pengganti beras, mari kita gunakan itu," ujar Agus Adinata. 7ode
1
Komentar