FORKI Perbanyak Jam Terbang Atlet
Armand Setiawan Kawal Hingga Terjun ke PON 2024
Rencananya hari Rabu (13/9) besok, semua karateka akan dipanggil untuk evaluasi. Saya ingin mengawal mereka secara optimal menjelang diterjunkan di ajang PON 2024.
DENPASAR, NusaBali
Pengprov FORKI Bali akan memperbanyak jam terbang karateka yang meraih tiket PON XXI/2024. Karena itu, sebelum tampil di Aceh dan Sumatera Utara, para karateka Pulau Dewata harus matang dan memiliki jam terbang tinggi.
Upaya meningkatkan jam terbang para karateka Bali didasari pada penampilan mereka saat mengikuti babak kualifikasi PON di Banjarmasin, yang berakhir akhir Agustus 2023 lalu.
"Rencananya hari Rabu (13/9) nanti semua karateka akan dipanggil untuk evaluasi, saya ingin mengawal mereka secara optimal menjelang diterjunkan di ajang PON 2024 nanti," kata Ketum FORKI Bali, Sensei Armand Setiawan Wulianadi, Senin (11/9).
Menurut Sensei Armand Setiawan, apalagi memperbanyak jam terbang bertanding juga keinginan pengurus, yang berharap para karateka Bali dapat tampil lebih optimal dalam PON nanti. Armand mengakui, saat ini para pengurus masih fokus mencari dana untuk menggeber program try out.
"Saya secara pribadi karena keterbatasan, mungkin akan fokus dengan beberapa atlet saja. Harapannya dengan dukungan yang lainnya, semua karateka dapat kita perbanyak jam terbangnya," kata Armand Setiawan, anak bos Joger itu.
Armand juga menyebutkan, untuk meningkatkan mental bertanding salah satunya memang meningkatkan jam terbang. Karena itu, program FORKI Bali ke depannya memang memperbanyak jam terbang, baik terjun di kejuaaraa nasional maupun internasional.
Menurutnya, mendorong karateka Bali ambil bagian di kejuaraan internasional juga sudah dilakukan. Salah satunya megikuti Kejuaraan Karate Thailand Open yang berhasil meraih satu medali emas.
Sementara itu salah satu pelatih karate Bali, Sensei Putu Deddy Mahardika mengakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan tim pelatih, setelah para karateka meraih tiket PON 2024. “Dari pengalaman sebelumnya, karateka Bali selalu tembus final, tapi saat tampil di final seperti ada tekanan mental. Sseperti kurang fokus, kurang semangat, entah karena apa, mungkin nanti kita perlu libatkan peran psikolog atau bagaimana nanti untuk menangani problem para atlet,”kata Deddy Mahardika.
Selanjutnya, Sensei Mahardika memberi contoh, pengalaman yang terjadi pada Ni Made Dwi Kartika Aprianti di kelas 61 kg putri. Selain itu, juga Ayu Rahardian belum mampu meraih medali, yang dinilai Deddy harus digenjot maksimal untuk mematangkan performanya.
"Ayu Dian kasusnya masalah teknik. Dia fisiknya bagus, tapi untuk teknik dasarnya harus kita perbaiki karena tekniknya kurang menggigit, apalagi untuk event internasional seperti ini, kalau teknik dasarnya lemah, kita sudah tidak bisa berharap banyak, jadi harus kami perbaiki lagi teknik dasarnya dia," kata Deddy Mahardika.
Sementara itu tim karate Bali meraih satu medali emas, dua perak, dan empat perunggu dalam babak kualifikasi PON. Dari hasil tersebut tim karate asal Bali meloloskan 12 nomor, dengan jumlah atlet sebanyak 14 karateka pada PON XXI/2024 di Aceh dan Sumatera Utara.
Karateka yang menyumbangkan medali emas yakni Tjokorda Istri Agung Sanistyarani di nomor kumite kelas - 55 kg putri. Sedangkan perak dipersembahkan Ni Made Dwi Kartika Aprianti juga kumite kelas 61 kg putri, dan I Komang Astawa Setiabudi kumite kelas -75 kg putra.
Sedangkan perunggu diraih kata Beregu Putri (perunggu) Gojukai Badung yakni Ni Made Suci Astuti, Ni Putu Sinta Maryati, dan Anak Agung Sagung Bulan Indraswari. Kemudian para karateka kumite, yakni Gusti Ayu Rahadian Pradnyani Prameswari di kelas -50 kg putri, Ni Made Nada Dwimayanti KKI Klungkung di kelas +68 kg putri, I Made Yoga Wiraputra kelas -60 kg putra. dek
1
Komentar