Harga Beras Ditarget Turun Rp11 Ribu/Kg
Pemerintah Sebar Bansos
JAKARTA, NusaBali - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas meyakini harga beras kualitas medium akan turun di bawah Rp11 ribu per kg usai pemerintah membagikan bansos pangan sebanyak 10 kg selama tiga bulan ke depan.
"Berarti kami berharap paling mahal Rp11 ribu. Apalagi premium kita, itu kan medium," ujar Buwas di Gudang Bulog, Jakarta Utara, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Senin (11/9).
Ia menyebut penurunan harga itu akan bertahap. Pasalnya, pedagang yang semula membeli beras mahal tidak langsung mau menjual murah.
Selain itu, Buwas juga optimis bansos beras bisa membuat tingkat inflasi terjadi di posisi 3 persen hingga 4 persen.
"Kalau kembali ke pokok ya inflasi akan bertahan kembali ke 3 persen hingga 4 persen," kata Buwas.
Mengutip laman resmi Bank Indonesia bi.go.id/hargapangan, rata-rata harga beras medium I hari ini dipatok Rp14.100 per kg. Sementara, rata-rata harga beras media II dipatok Rp13.900 per kg.
Untuk mengamankan kebutuan Masyarakat di dalam negeri, Pemerintah juga sedang menjajaki kerja sama impor beras dengan sejumlah negara, seperti Kamboja, India, Bangladesh, dan China.
Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembicaraan terkait impor beras telah dijajaki bersama Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, PM India Narendra Modi, Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin, dan PM China Li Qiang.
“Ini untuk memastikan bahwa kita memiliki cadangan strategis stok guna menjaga agar tidak terjadi kenaikan (harga) karena memang produksi pasti turun disebabkan oleh El Nino,” kata Jokowi ketika meninjau Gudang Bulog Dramaga, Bogor, seperti dikutip dari Antara, Senin.
Meskipun pembicaraan awal sudah dilakukan, Jokowi mengungkapkan bahwa hingga saat ini pemerintah belum memutuskan kerja sama impor beras dengan negara tertentu, karena masih perlu bernegosiasi soal harga.
“Saya ini berbicara dengan kepala negara/kepala pemerintahan kemudian ditindaklanjuti negosiasinya oleh Bulog. Kalau barangnya ada (negosiasi) di antara pemimpin sudah oke, tetapi harganya tidak nyambung kan tidak ketemu. Jadi masalah harga tetap menjadi hal penting dalam negosiasi tentang jadi atau tidak transaksinya,” ujar Presiden Jokowi.
Sebelumnya dikabarkan bahwa dalam pertemuan bilateral dengan PM Kamboja Hun Manet di sela-sela KTT ASEAN di Jakarta, pekan lalu, Jokowi menyampaikan keinginan Indonesia untuk mengimpor sekitar 250 ribu ton beras per tahun dari Kamboja.
Proses impor beras dari Kamboja itu akan mendukung tambahan stok beras dari sejumlah negara yang diperkirakan totalnya mencapai 400 ribu ton. Jumlah tersebut, kata Jokowi, akan menambah cadangan beras di gudang-gudang Bulog yang saat ini berjumlah 1,6 juta ton, yang disebutnya sudah di atas kondisi normal yakni 1,2 juta ton.
Namun, untuk mengantisipasi dampak El Nino tahun ini serta untuk mengamankan pasokan hingga tahun depan, Presiden Jokowi menganggap masih perlu impor dari sejumlah negara.
“Kalau stok kita sudah banyak, tetapi kita tetap melihat di mana bisa kita beli (beras)… tidak hanya untuk sekarang tetapi juga untuk antisipasi (kebutuhan) tahun depan,” ujar Presiden Jokowi. 7
Komentar