Air Danau Meluap, Rendam Lahan Pertanian
Air danau di Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng kembali meluap setelah perisitiwa yang sama tahun 2012.
SINGARAJA, NusaBali
Untungnya, luapan air danau tidak separah lima tahun lalu, yang merendam hampir seluruh lahan dan pemukiman warga. Kali ini, luapan air danau hanya merendam sebagian lahan pertanian yang ada di sekeliling danau.
Sejumlah warga yang ditemui di sekitaran Danau Buyan Kamis (6/7) sore menyebut, luapan air danau sudah dirasakan sejak pertengahan musim penghujan. Air perlahan naik ke permukaan danau, hingga saat ini diperkirakan sudah mencapai 6 sampai 7,5 meter dari bibir danau. Akibatnya, batas tanggul sebagai pembatas permukaan danau tidak terlihat lagi. Kondisi air danau juga terjadi di Danau Tamblingan, Desa Munduk, Kecamatan Banjar.
Warga menyebut, kondisi air danau meluap akibat curah hujan yang cukup tinggi di kawasan Desa Pancasari dan sekitarnya. Bahkan hingga bulan Juli 2017 ini, hujan masih kerap mengguyur wilayah Desa Pancasari, kendati intensitasnya sudah menurun. Kendati demikain warga tidak begitu mengkhawatirkan pristiwa luapan air danau, karena volume luapan dianggap kecil. “Kalau sekarang masih mending, tidak begitu mengkhawatirkan, karena volume luapannya kecil, beda dengan dulu hampir tiap hari luapan air bertambah,” ujar warga.
Kendati tidak mengkhawatirkan, beberapa lahan pertanian di sekeliling danau terlihat terencam air. Lahan pertanian yang paling banyak terencam berada di sisi Timur Danau Buyan, karena di lokasinya ini memang lahan pertanian cukup luas. Luapan air danau juga merendam Palinggih Beji (tempat melasti) yang ada di Danau Buyan. Palinggih ini terendam dibagian pondasi sebagai tempat menaruh sesajen upacara. Warga yang melaksanakan persembahyangan di Palinggih Beji, kini menaruh sesajen di atas tanah yang berjarak kurang lebih 1,5 meter dari Palinggih.
Perbekel Desa Pancasari Wayan Darsana dikonfirmasi mengaku kesulitan mendata luas lahan yang terencam luapan air danau. Karena belum semua lahan bersertifikat, sehingga sulit menghitung luas areal yang terendam. Namun dari perkiraannya luas lahan yang terendam hanya belasan hektare. “Kalau jumlah pastinya sulit dihitung, karena memang tidak ada laporan warga. Tapi hanya sebagian saja, tidak begitu banyak yang terendam, ya kurang lebih belasan hektar” katanya.
Menurutnya, luapan air danau yang terjadi tahun ini tidak separah luapan air danau yang terjadi pada tahun 2012 lalu. Kala itu, hampir seluruh lahan pertanian termasuk rumah penduduk di dekat danau terendam air. Bahkan air danau sampai menggenangi jalan desa yang ada di Dusun Dasong dan Buyan. “Waktu itu baru parah sekali, hampir seluruh lahan terendam, air danau sampai menutup jalan di Dasong,” katanya.
Sementara Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana usai membuka Twin Lake Festival, Kamis sore di Danau Buyan mengatakan, selain akibat curah hujan yang tinggi selama musim penghujan tahun ini, luapan air danau juga terjadi akibat pendangkalan danau. Sehingga air dengan cepat terbuang hingga keluar areal danau. “Pendangkalan danau sudah sangat mengkhawatirkan, dulu kedalaman danau sampai 80 meter, sekarang akibat pendangkalan kedalaman hanya 60 meter, lagi 20 meter terjadi pendangkalan,” ujarnya.
Bupati Agus Suradnyana menegaskan, dengan sudah adanya kesepakatan bersama antara Pemkab Buleleng, BKSDA, BWS dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, maka penanganan Danau Buyan akan lebih fokus. Penanganan nanti juga menyangkut penggerukan areal danau. *k19
1
Komentar