Operasi Perdana di RS Bali Mandara, Tim Dokter Telah Terbentuk
RS Bali Mandara akan Lakukan Operasi Anak Berkelamin Ganda (Hipospadia) asal Buleleng
Observasi secara fisik maupun psikis terhadap anak yang masih duduk di bangku kelas 4 SD ini sudah dilakukan, hasilnya KA memiliki kecenderungan gender laki-laki
DENPASAR, NusaBali
Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara (RSBM) akan melakukan tindakan operasi terhadap seorang anak berusia 10 tahun berinisial KA yang didiagnosis mengalami kelamin ganda (hipospadia). Operasi rencananya akan dilakukan pada 23 September 2023 melibatkan para dokter rumah sakit milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali tersebut.
Direktur Utama RSBM, dr I Ketut Suarjaya MPPM mengatakan anak tersebut berasal dari Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Buleleng. Ia menceritakan, Gubernur Bali periode 2018-2023, Wayan Koster pada awalnya menghubungi dirinya, meminta tolong agar anak tersebut dibantu pengobatannya. "Pak Koster WA saya, tolong anak ini dibantu kasihan," ujar dr Suarjaya kepada NusaBali, Rabu (13/9).
Merespons hal tersebut dr Suarjaya akhirnya bisa bertemu langsung dengan KA dan kedua orangtuanya pada, Senin (11/9) di RSBM. Dokter Suarjaya mengatakan meskipun pihaknya belum pernah menangani operasi kelamin ganda, pihaknya siap melayani tindakan operasi karena SDM dan fasilitas yang dimiliki telah memadai. Operasi sejenis, menurutnya sudah beberapa kali dilakukan di Bali khususnya di RSUP Prof dr I GNG Ngoerah (RSUP Sanglah).
Sebelum menyanggupi mengambil tindakan operasi, pihaknya melakukan observasi secara menyeluruh secara fisik maupun psikis terhadap anak yang masih duduk di bangku kelas 4 SD. Hasilnya KA memiliki kecenderungan gender laki-laki.
Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara (RSBM) akan melakukan tindakan operasi terhadap seorang anak berusia 10 tahun berinisial KA yang didiagnosis mengalami kelamin ganda (hipospadia). Operasi rencananya akan dilakukan pada 23 September 2023 melibatkan para dokter rumah sakit milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali tersebut.
Direktur Utama RSBM, dr I Ketut Suarjaya MPPM mengatakan anak tersebut berasal dari Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Buleleng. Ia menceritakan, Gubernur Bali periode 2018-2023, Wayan Koster pada awalnya menghubungi dirinya, meminta tolong agar anak tersebut dibantu pengobatannya. "Pak Koster WA saya, tolong anak ini dibantu kasihan," ujar dr Suarjaya kepada NusaBali, Rabu (13/9).
Merespons hal tersebut dr Suarjaya akhirnya bisa bertemu langsung dengan KA dan kedua orangtuanya pada, Senin (11/9) di RSBM. Dokter Suarjaya mengatakan meskipun pihaknya belum pernah menangani operasi kelamin ganda, pihaknya siap melayani tindakan operasi karena SDM dan fasilitas yang dimiliki telah memadai. Operasi sejenis, menurutnya sudah beberapa kali dilakukan di Bali khususnya di RSUP Prof dr I GNG Ngoerah (RSUP Sanglah).
Sebelum menyanggupi mengambil tindakan operasi, pihaknya melakukan observasi secara menyeluruh secara fisik maupun psikis terhadap anak yang masih duduk di bangku kelas 4 SD. Hasilnya KA memiliki kecenderungan gender laki-laki.
Foto: Bocah KA,10, bersama kedua orangtuanya di RSBM, Senin (11/9). -IST
Tindakan operasi akan dipimpin dokter spesialis urologi dr Gede Andre Arda Pratama SpU, didukung oleh spesialis anestesi, spesialis bedah plastik, dan spesialis anak. Dokter Suarjaya mengungkapkan, operasi tidak bisa dilakukan hanya satu kali. Operasi yang disebutnya tidak termasuk operasi rumit, kemungkinan akan dilakukan sebanyak empat kali. "Berikutnya sesuai dengan perkembangannya," ujarnya.
Terkait dengan biaya operasi, dr Suarjaya memastikan akan ditanggung oleh negara karena anak tersebut masuk kepesertaan JKN KIS (Kartu Indonesia Sehat).
Sementara itu ayah KA, Komang Suastika bersyukur anaknya segera mendapatkan penanganan medis. Pria yang bekerja sebagai buruh pemetik kopi ini mengaku sejak sang anak lahir sudah berusaha untuk mengobati, namun terbentur biaya operasi yang besar.
Kesempatan datang ketika ada program JKN KIS. Pada 2019 Suastika mendaftarkan anaknya di RSUP Prof Ngoerah (sebelumnya RSUP Sanglah) namun karena antrean cukup panjang hingga saat ini belum kunjung mendapat giliran operasi. "Ketika aktif KIS saya, saya bawa anak ke Denpasar (RSUP Prof Ngoerah)," ujarnya.
Dengan kondisi sang anak, Suastika mengaku selama ini tidak berani melepas sang anak sendirian di sekolah. Meski sang anak dapat beraktivitas seperti anak-anak kebanyakan, sang anak disebutnya sempat mengalami sakit. "Ginjalnya sempat bermasalah," ucapnya. Ia pun bersyukur banyak perhatian datang kepada anaknya. Selain Gubernur Bali periode 2018-2023 Wayan Koster, Ketua Komisi IV DPRD I Gusti Putu Budiarta juga disebutnya ikut mengarahkan ke RSBM. Wayan Koster bahkan rencananya akan menjenguk sebelum KA menjalani operasi.
Dikutip dari berbagai sumber, Hipospadia adalah kondisi kelainan bawaan lahir yang menyebabkan letak lubang kencing (uretra) laki-laki tidak pada posisi yang seharusnya. Uretra merupakan saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan ujung penis.
Dalam kondisi normal, lubang uretra terletak di ujung penis. Namun pada kondisi hipospadia, lubang kencing terletak di bagian bawah penis. Meski tidak menimbulkan rasa sakit, jika tidak ditangani, penderita gangguan ini dapat mengalami gangguan dimana aliran buang air kecil tidak bisa lurus ke depan saat berdiri karena lubang uretra tidak berada di ujung glans penis (aliran akan mengarah ke bawah dan bisa membasahi celana). Selain itu, penderita hipospadia juga dapat mengalami kesulitan berhubungan seksual saat dewasa. 7 cr78
Komentar