Bahas Pengelolaan Ekosistem Laut, 15 Negara Gelar Pertemuan di Kuta
MANGUPURA, NusaBali - Sebanyak 15 negara menghadiri Konferensi Internasional bidang Integrasi Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Bioteknologi Laut (ICMMBT) di Grand Inna Kuta, Kecamatan Kuta, Badung pada Rabu (13/9).
Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh empat lembaga itu membahas sejumlah isu, termasuk salah satunya konsep agromaritim dalam mendorong kemajuan serta berdaya saing untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari, 12-13 September 2023 dimotori oleh empat lembaga, masing-masing Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB University, the Arafura and Timor Seas Ecosystem Action (ATSEA), the Archipelagic and Island States (AIS) Forum, dan German Academic Exchange Service (DAAD). Adapun negara yang hadir yakni Argentina, Australia, Cina, Fiji, Filipina, Indonesia, Jerman, Jepang, Korea, Madagaskar, Malaysia, Papua Nugini, Thailand, Timor-Leste, dan Vietnam.
Rektor IPB University Prof Dr Ir Arif Satria, menuturkan bahwa penyelenggaraan konferensi ini merupakan salah satu perwujudan visi negara Nusantara 2045, yaitu dengan memperkuat konektivitas antara pulau daratan dengan jejaring laut. Untuk itu, konsep agro maritim menjadi sangat relevan dalam mendorong kemajuan Indonesia. “Agro maritim tidak sekedar simbolik, namun menjadi ruang ekonomi yang kompetitif dan berdaya saing untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” kata Satria dalam sambutannya.
Dia juga berharap agar konferensi ini menjadi ajang untuk berbagi wawasan akademik dan membangun jejaring yang baik bagi semua peserta. Selain itu, agar konferensi ini mencerminkan komitmen untuk memaksimalkan peluang di ekosistem laut dan pesisir, yaitu dengan menggali potensi ekonomi biru dan mendukung perikanan berkelanjutan.
“Kami akan terus mendukung pendekatan berbasis ilmu pengetahuan. Kami juga mendukung pemerintah negara-negara di wilayah laut Arafura dan Timor dengan melibatkan para pemangku kepentingan, memberikan bantuan teknis, dan mendorong setiap inisiatif untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan,” katanya.
Sementara, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/BAPPENAS Dr Vivi Yulaswati, menekankan tentang tantangan dan peluang dalam integrasi pengelolaan kawasan pesisir dan bioteknologi maritim. Menurut dia, tantangan global akan semakin kompleks seiring dengan perubahan yang cepat di setiap sektor pembangunan.
“Jadi ini menjadi perhatian ke depannya. Mengingat tantangan semakin kompleks. Dengan adanya berbagai penelitian dan dipresentasikan dalam kegiatan ini bisa memberikan gambaran untuk Indonesia ke depannya," tambahnya. 7 dar
Komentar