Cegah Bunga Rontok, Petani Lakukan Penyiraman
Hadapi Dampak El Nino
DENPASAR, NusaBali - Cuaca kering karena meningkatnya suhu udara akibat pengaruh El Nino, membuat waswas petani. Terutama petani pemilik kebun durian dan manggis.
Belakangan mereka harus kerja keras menyiram tanaman. Tujuannya 'menyelamatkan' bunga dan pucil (bakal buah) agar tidak rontok, karena kekurangan air.
I Made Sianta, petani dari Pupuan, Tabanan menuturkan usaha penyiraman tersebut. “Kami lakukan sekali seminggu,” ungkapnya, Rabu (13/9). Terutama untuk durian bangkok.
Menurutnya pucil durian bangkok, relatif kurang tahan terhadap kekeringan. Sedangkan durian lokal atau durian kane, cukup lebih lama mampu bertahan. Namun apabila hujan terus tak kunjung turun, dampaknya sama, bunga dan pucil akan rontok. Demikian juga dengan tanaman lain seperti manggis juga akan terancam rontok bunga maupun pucilnya.
Sianta mengatakan usaha penyiraman sudah dilakukan petani sejak 2 bulan lalu. Ada yang menggunakan air PAM, yakni PAM milik desa, ada juga memanfaatkan air sungai. Walau pun medannya berat. “Ya, agar bakal buah tetap bisa bertahan,” lanjut Sianta.
Menurutnya akibat cuaca kering sekarang ini, petani harus kerja lebih keras. Mesti menyesuaikan dengan situasi. “Kalau tidak berusaha kerugian sudah pasti,” ujarnya.
Dia menuturkan durian dan manggis merupakan tanaman bernilai ekonomis tinggi.
Sebagai gambaran Sianta mengatakan untuk 1 pohon durian sekali masa panen, bisa menghasilkan Rp 1,5 juta sampai Rp3 juta. “Tergantung, kita mau jual langsung atau dibawa ke super market."
Sebelumnya menyiram kebun durian disampaikan Kadek Arip Dwija, petani lain yang juga dari Pupuan, Tabanan. “Terutama pada pohon durian yang tumbuh di munduk (lokasi ketinggian),” ujarnya (Kamis,7/9).
Dikatakan belakangan ini pucil durian dan manggis sedang lebat. Seandainya cuaca normal, pada pengujung Oktober sudah mulai panen. Namun kenyataannya cuaca masih kering. Hujan belum juga turun. Jika terus berlanjut, pucil durian dan manggis terancam rontok. Kalau mampu bertahan, pertumbuhan buahnya tidak normal, kerdil karena kekurangan air.
“Karena itu dilakukan penyiraman,” terangnya. Untuk itu petani berusaha mendapatkan sumber air terdekat. " Kebun saya kebetulan berdekatan dengan pangkung (cekungan) yang masih ada air," ungkapnya.
Itulah yang dimanfaatkan untuk menyiram durian. Penyiraman dilakukan setelah udara teduh, pukul 15.00 wita ke atas. Bila penyiraman pada siang hari, dampaknya tidak baik.
“Terjadi penguapan keras, buah seperti dilablab (direbus) sehingga bisa rontok,” ungkapnya. Demikian juga dengan hujan. Hujan, apalagi lebat, pada siang hari juga tidak pas untuk durian dan manggis. Dampaknya sama, menyebabkan rontok bunga maupun bakal buah.
Menurut Kadek Arip Dwija, jika panen normal hasil dari kebun durian dan manggis lumayan.
Bisa sampai belasan juta rupiah, selama masa panen. “Kalau punya 3 pohon durian dan beberapa pohon manggis, bisa dapat Rp10 juta. Makin banyak punya pohon, tentu makin banyak juga panennya,” ujarnya memberi gambaran. K17.
Komentar