Desa Adat Renon Gelar Festival Pertama
DENPASAR, NusaBali - Setelah sekian lama Renon hanya menjadi tempat diselenggarakan berbagai festival, kini Desa Adat Renon bikin festival sendiri untuk pertama kalinya dengan nama Renon Festival. Festival yang direncanakan menjadi event tahunan ini digelar hingga akhir Desember 2023.
Ketua Panitia Renon Festival, Wayan Sukarasa saat gelar jumpa pers, Kamis (14/9) mengungkapkan, festival yang digelar hingga akhir tahun ini tidak dilakukan setiap hari. Dia menjelaskan, kegiatan pembukaan digelar di Pantai Padanggalak, Denpasar Timur, pada 16-17 September. Selama dua hari itu digelar lomba layang-layang. Selanjutnya 23-24 September digelar Jejepangan dan e-sport. Selanjutnya 15 Oktober digelar kontes ikan mas koi.
Pada bulan berikutnya yakni 18 November digelar Lomba Penjor dan Gebogan. Pada 18 November dihelat Festival Baleganjur. Sementara pada acara puncak 23-25 Desember digelar berbagai kegiatan seperti lomba mixing arak, lomba mobile legent, jalan santai, zumba, dan berbagai hiburan lainnya. "Pada acara puncak nanti akan digelar di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar (Lapangan Renon)," tuturnya.
Dalam festival ini melibatkan ribuan orang, baik peserta maupun penonton. Selain itu ada ratusan UMKM yang dilibatkan. Diharapkan melalui kegiatan ini dapat memberikan dampak manfaat ekonomi untuk krama Desa Adat Renon maupun pelaku UMKM dari luar lainnya.
Wayan Sukarasa mengungkapkan, festival ini mengambil tema Kanda Pat. Melalui festival ini warisan ajaran bernama Kanda Pat ini mereka hidupkan kembali. "Kami di Desa Adat Renon ini ada empat banjar, yaitu Banjar Peken, Banjar Tengah, Banjar Kelod, dan Banjar Pande. Kanda Pat ini membawa pesan kita semua bersaudara. Kami ingin memberikan pesan bahwa kami memiliki warisan ajaran yang bernama Kanda Pat," tuturnya.
Wayan Sukarasa mengaku festival yang baru digelar pertama ini secara umum sama dengan festival lainnya. Namun demikian, dirinya berharap dalam perjalanan waktu festival ini dapat menemukan ciri yang menjadi kekhasannya sendiri.
Sementara Jero Bendesa Adat Renon I Wayan Suarta mengatakan, digelar festival ini selain untuk menghidupkan warisan leluhur juga dalam rangka HUT Desa Adat Renon pada 27 Desember mendatang. "Krama Desa Adat Renon yang sekarang terdiri dari empat banjar itu pada ratusan tahun lalu tinggal di Sanur. Entah karena ada konflik atau apa mereka pindah ke Renon sekitar 500 tahun lalu," tuturnya.
Dia menegaskan festival ini gelar bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta memperkenalkan sejarah, budaya, serta kesenian yang ada di Desa Adat Renon. "Festival ini juga ingin memberikan wadah dan membantu UMKM lokal. Oleh karena itu kami mengajak para pelaku UMKM untuk daftar karena masih banyak tempat yang disediakan untuk membuka tenan," pungkasnya.7 pol
Pada bulan berikutnya yakni 18 November digelar Lomba Penjor dan Gebogan. Pada 18 November dihelat Festival Baleganjur. Sementara pada acara puncak 23-25 Desember digelar berbagai kegiatan seperti lomba mixing arak, lomba mobile legent, jalan santai, zumba, dan berbagai hiburan lainnya. "Pada acara puncak nanti akan digelar di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar (Lapangan Renon)," tuturnya.
Dalam festival ini melibatkan ribuan orang, baik peserta maupun penonton. Selain itu ada ratusan UMKM yang dilibatkan. Diharapkan melalui kegiatan ini dapat memberikan dampak manfaat ekonomi untuk krama Desa Adat Renon maupun pelaku UMKM dari luar lainnya.
Wayan Sukarasa mengungkapkan, festival ini mengambil tema Kanda Pat. Melalui festival ini warisan ajaran bernama Kanda Pat ini mereka hidupkan kembali. "Kami di Desa Adat Renon ini ada empat banjar, yaitu Banjar Peken, Banjar Tengah, Banjar Kelod, dan Banjar Pande. Kanda Pat ini membawa pesan kita semua bersaudara. Kami ingin memberikan pesan bahwa kami memiliki warisan ajaran yang bernama Kanda Pat," tuturnya.
Wayan Sukarasa mengaku festival yang baru digelar pertama ini secara umum sama dengan festival lainnya. Namun demikian, dirinya berharap dalam perjalanan waktu festival ini dapat menemukan ciri yang menjadi kekhasannya sendiri.
Sementara Jero Bendesa Adat Renon I Wayan Suarta mengatakan, digelar festival ini selain untuk menghidupkan warisan leluhur juga dalam rangka HUT Desa Adat Renon pada 27 Desember mendatang. "Krama Desa Adat Renon yang sekarang terdiri dari empat banjar itu pada ratusan tahun lalu tinggal di Sanur. Entah karena ada konflik atau apa mereka pindah ke Renon sekitar 500 tahun lalu," tuturnya.
Dia menegaskan festival ini gelar bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta memperkenalkan sejarah, budaya, serta kesenian yang ada di Desa Adat Renon. "Festival ini juga ingin memberikan wadah dan membantu UMKM lokal. Oleh karena itu kami mengajak para pelaku UMKM untuk daftar karena masih banyak tempat yang disediakan untuk membuka tenan," pungkasnya.7 pol
1
Komentar