Tak Utuh, Organ Jenazah Sulit Disatukan
Dokter Bantu Mandikan Jenazah Korban Longsor
Sebab fisik jenazah I Kadek Pasek tidak utuh. Kedua kaki, tangan, dadanya hancur dan lepas, sulit disatukan kembali.
AMLAPURA, NusaBali
Petugas medis Puskesmas Bebandem dr Ni Wayan Indah Puspita Ningsih mengkoordinasikan acara pemulasaraan (memandikan jenazah) korban tertimbun tebing longsor, I Kadek Pasek, 35, di rumah duka, Banjar Kemoning, Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Minggu (17/9). Bantuan itu karena sejak awal keluarga korban tidak ada yang berani memandikan jenazah I Kadek Pasek, korban tertimbun tebing longsor di alur Sungai Taksu, Banjar Kemoning, Senin (11/9).
Sebab fisik jenazah I Kadek Pasek tidak utuh. Kedua kaki, tangan, dadanya hancur dan lepas, sulit disatukan kembali. dr Indah bersama petugas Koramil Bebandem dan Polsek Bebandem, berlanjut upacara Makingsan di Gni, di Setra Desa Adat Nangka, Desa Buana Giri, Redite Umanis Merakih, kemarin.
Informasi di rumah duka, sehari sebelum menggelar upacara Makingsan di Gni, ayah korban I Made Wenten berkoordinasi dengan Kelian Banjar Kemoning I Wayan Putu, agar di upacara pemulasaraan jenazah dapat bantuan dari petugas memandikan jenazah putranya.
Maka Kelian Banjar Kemoning I Wayan Putu berkoordinasi dengan anggota Babinsa (Bintara Pembina Desa) Desa Buana Giri Kopral Satu (Koptu) I Komang Kari, anggota Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) Desa Buana Giri Aiptu I Gede Sujana, petugas Puskesmas Bebandem dr Ni Wayan Indah Puspita Ningsih dan Ida Ayu Ari Andayani. Petugas itu pun mendatangi rumah duka I Kadek Pasek, lengkap mengenakan alat pelindung diri, pakai mantel, masker dan slop tangan, memandikan jenazah I Kadek Pasek.
Saat memandikan jenazah I Kadek Pasek, terlihat jenazahnya tidak utuh, semuanya lepas-lepas, saat memandikan sambil mempersatukan potongan-potongan tubuh jenazah itu. Guna menghindari, warga yang datang agar tidak trenyuh menyaksikan fisik jenazah I Kadek Pasek, maka petugas menutupi lokasi pemulasaraan dengan karung plastik, dengan cara membentangkan karung plastik mengitari lokasi jenazah itu. Sehingga warga yang terlibat di acara pemulasaraan itu saja yang menyaksikan, berlanjut membungkus jenazah dengan kain kapan.
Selanjutnya, keluarga korban, seperti ayah I Made Wenten, ibu korban Ni Made Merta, dan dua adik kandungnya I Komang Putu dan Ni Ketut Lastri, mengantar ke Setra Desa Adat Nangka.
Dua korban tebing longsor lainnya juga dari Banjar Kemoning, I Kadek Berata, 37, dan I Ketut Sueca, 39, sebelum keluarganya mengantar ke Setra Desa Adat Nangka, acara pemulasarannya lancar. Sebab, fisik jenazah korban masih utuh.
Di Setra Desa Adat Nangka berlangsung upacara membakar tiga jenazah. Setelah dibakar, berlanjut mengumpulkan tulang-tulang dan melakukan prateka, sedangkan persembahyangan bersama dipuput Ida Pandita Mpu Daksa Sadhu Yoga Natha, dari Griya Bukuh Nagasari, Banjar Tunggak, Desa/kecamatan Bebandem. Acara terakhir nganyut ke Pantai Lingkungan Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem.
Ayah I Kadek Pasek, I Made Wenten, mengakui meminta bantuan petugas, untuk memandikan jenazah putranya. "Saya berkoordinasi dengan Kelian Banjar Kemoning, agar mendapatkan bantuan petugas memandikan jenazah anak saya," jelas Made Wenten.7k16
1
Komentar